1.
Pendidikan karakter meliputi dua aspek aspek
yang dimiliki manusia, yaitu aspek ke dalam dan aspek keluar. Aspek ke dalam
atau aspek potensi meliputi aspek kognitif (olah pikir), afektif (olah hati),
dan psikomotor (olah raga). Aspek ke luar yaitu aspek manusia dalam konteks
sosiokultur dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi interaksi dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masing-masing aspek memiliki ruang yang
berisi nilai-nilai pendidikan karakter. Otak manusia yang terdiri dari dua
bagian akan sangat berperan dalam pembentukan karakter seseorang. otak sebelah
kiri yang diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, bilangan, logika,
terstruktur, sistematis, linear dan tahap demi tahap menunjukkan aspek kognitif
dari pembentukan karakter.
2.
Terapi musik untuk janin dalam kandungan pada
dasarnya dapat mempengaruhi perkembangan otak pada janin dalam kandungan. Sel-sel
otak janin akan mengalami stimulus dan merespon akan adanya suara dari luar. Pembentukan
sel-sel tersebut akan berpengaruh pada pembentukan otak pada anak pada
perkembangan selanjutnya. untuk membentuk anak memiliki karakter yang
diharapkan akan bergantung pada orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya
pula.
3.
Otak adalah pusat sistem syaraf. Otak manusia
dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan dengan fungsi yang
berbeda. Otak kanan diidentikkan dengan kreativitas, khayalan, emosi, musik,
warna dan cara berfikir lateral, tidak terstruktur dan cenderung tidak
memikirkan hal-hal detail. Sedangkan otak kiri diidentikkan dengan rapi,
perbedaan, angka, urutan, bilangan, logika, terstruktur, sistematis, linear dan
tahap demi tahap. Sistem pendidikan yang baik adalah yang dapat merangsang
perkembangan kedua belah otak tersebut, agar individu tersebut dapat berkembang
dengan baik. Sistem pendidikan dasar di Indonesia secara umum belum memberikan
pelayanan pendidikan yang mengembangkan kedua sisi otak tersebut. Dalam lembaga
pendidikan yang ada hanya mengembangkan satu sisi saja. Ada yang mengembangkan
sisi otak sebelah kanan saja dan ada pula yang hanya pada sisi sebelah kiri
saja.
4.
Pendidikan anak usia dini
pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik
dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak
dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati,
meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan
seluruh potensi dan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya
harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan
perkembangan anak.
Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya
harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh
lingkungan yang berada di sekitar anak dan agama yang dianutnya. Didalam islam
dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam keadaan fitrah/islam/lurus”, orang
tua mereka yang membuat anaknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi, maka
bagaimana kita bisa menjaga serta meningkatkan potensi kebaikan tersebut, hal
itu tentu harus dilakukan dari sejak usia dini.
Pada
masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok
sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman
berinteraksi dengan orang lain anak belajar memahami tentang kegiatan mana yang
baik/boleh/diterima/disetujui atau buruk/tidak boleh/ditolak/tidak disetujui.
Pendidikan
anak usia dini merupakan titik sentral pembangunan sumber daya manusia.
Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah
perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan pondasi dasar bagi kepribadian
anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada
peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak
akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Perkembangan
merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu
akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila
terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya
cenderung akan mendapat hambatan.
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di
sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Pada anak usia dini akan mengalami berbagai perkembangan baik secara
fisik maupun psikis. Montessori dalam Hainstock mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif, selama
masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari
lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
memahami dan menguasai lingkungannya.
Selanjutnya Montessori menyatakan bahwa usia
keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai
stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannnya baik disengaja
maupun tidak disengaja. Pada masa inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik
dan psikis sehingga anak siap merespons dan mewujudkan semua tugas-tugas
perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari.
Menurut Piaget anak usia dini mengalami perkembangan kognitif dalam empat
tahap yaitu :
a.
Tahap sensorimotorik (lahir – 2 tahun),
b.
Tahap
praoperasional (2-7 tahun),
c.
Tahap
operasional konkrit (7-11 tahun), dan
d.
Tahap
operasional formal (11-16 tahun).
Semua anak akan melalui keempat tahapan tersebut dengan urutan yang sama.
Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap
sebelumnya.
Awal masa kanak-kanak merupakan periode yang
bahagia dalam kehidupan. Kalau tidak, kebiasaan tidak bahagia dengan mudah akan
berkembang dan sekali ini terjadi akan sulit dirubah. Berikut merupakan
tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini.
a.
Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua
sampai enam tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang problematis, menyulitkan atau mainan, oleh para pendidik dinamakan
sebagai usia prasekolah, dan oleh
ahli psikologi sebagai usia prakelompok,
penjelajah atau usia bertanya.
b.
Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan
fisiologis yang dasarnya diletakkan pada masa bayi, menjadi cukup baik.
c.
Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar
untuk mencapai pelbagai keterampilan karena anak senang mengulang, hal mana
penting untuk belajar keterampilan, anak pemberani dan senang mencoba hal-hal
baru, dan karena hanya memiliki beberapa keterampilan maka tidak mengganggu
usaha penambahn keterampilan baru.
d.
Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti
terlihat dalam perkembangannya pengertian dan berbagai ketermapilan berbicara.
Ini mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara dan isi pembicaraan.
e.
Perkembangan emosi mengikuti pola yang dapat
diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman dalam pola ini karena tingkat
kecerdasan, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-kondisi lain.
Sedangkan menurut Carolyn Triyon dan J. W
Lilienthal tugas-tugas
perkembangan masa kanak-kanak awal yang harus dijalani anak taman kanak-kanak yaitu
:
a.
Berkembang menjadi pribadi yang mandiri, adalah
berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk melayani dan memenuhi
kebutuhan sendiri pada tingkat kemandirian yang sesuai dengan tingkat usia
taman kanak-kanak
b.
Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih
sayang, adalah kemampuan saling memberi dan berbagai kasih sayang antara anak
yang satu dengan anak yang satu dengan anak yang lain untuk dapat hidup
bermasyarakat secara aman dan bahagia dalam lingkungan baru di sekolah.
c.
Belajar bergaul dengan anak lain, adalah belajar
mengembangkan berhubungan dengan anak lain yang dapat menghasilkan dampak
tanggapan positif dari anak lain dalam lingkungan sekolah yang lebih luas
daripada lingkungan keluarga.
d.
Mengembangkan pengendalian diri, yakni belajar untuk
bertingkah laku sesuai dengan tuntutan masyarakatnya. Anak belajar untuk
memahami setiap perbuatan itu memiliki konsekuensi atau akibat.
e.
Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat,
yaitu anak belajar bahwa di dalam masyarakat itu ada pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan orang tertentu yang menghasilkan jasa layanan pada orang lain dan
hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain.
f.
Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing, adalah
mengenal panca indra yang dimiliki, anggota tubuh yang dimiliki dan kegunaannya
dalam memperoleh pengetahuan dan dalam kaitan kegiatan makan, melakukan
kebersihan, dan memelihara kesehatan serta kegiatan-kegiatan yang lain.
g.
Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan
kasar, maksudnya anak belajar mengkoordinasi otot-otot halus untuk melakukan
pekerjaan menggambar, melipat, menggunting, membentuk, dan sebagainya.
h.
Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan,
adalah merupakan pengenalan terhadap ciri-ciri benda yang ada di sekitarnya,
membandingkan ciri benda satu dengan yang lain.
i.
Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami
anak/orang lain, maksudnya belajar kata-kata baru dalam kaitan benda-benda yang
ada di sekitarnya: namanya, ciri-cirinya, kegunaannya, dan sebagainya dari
percakapan dengan anak atau orang lain.
Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan
dengan lingkungan, adalah mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap
benda-benda yang ada di sekitarnya atau dengan anak-anak atau orang-orang yang
ada di sekitarnya
No comments:
Post a Comment