Saturday, December 23, 2017

Pertanyaan Seputar Bioantropologi Pada Anak Usia Dini

1.      Pendidikan karakter meliputi dua aspek aspek yang dimiliki manusia, yaitu aspek ke dalam dan aspek keluar. Aspek ke dalam atau aspek potensi meliputi aspek kognitif (olah pikir), afektif (olah hati), dan psikomotor (olah raga). Aspek ke luar yaitu aspek manusia dalam konteks sosiokultur dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi interaksi dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masing-masing aspek memiliki ruang yang berisi nilai-nilai pendidikan karakter. Otak manusia yang terdiri dari dua bagian akan sangat berperan dalam pembentukan karakter seseorang. otak sebelah kiri yang diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, bilangan, logika, terstruktur, sistematis, linear dan tahap demi tahap menunjukkan aspek kognitif dari pembentukan karakter.
2.      Terapi musik untuk janin dalam kandungan pada dasarnya dapat mempengaruhi perkembangan otak pada janin dalam kandungan. Sel-sel otak janin akan mengalami stimulus dan merespon akan adanya suara dari luar. Pembentukan sel-sel tersebut akan berpengaruh pada pembentukan otak pada anak pada perkembangan selanjutnya. untuk membentuk anak memiliki karakter yang diharapkan akan bergantung pada orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya pula.
3.      Otak adalah pusat sistem syaraf. Otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan dengan fungsi yang berbeda. Otak kanan diidentikkan dengan kreativitas, khayalan, emosi, musik, warna dan cara berfikir lateral, tidak terstruktur dan cenderung tidak memikirkan hal-hal detail. Sedangkan otak kiri diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, bilangan, logika, terstruktur, sistematis, linear dan tahap demi tahap. Sistem pendidikan yang baik adalah yang dapat merangsang perkembangan kedua belah otak tersebut, agar individu tersebut dapat berkembang dengan baik. Sistem pendidikan dasar di Indonesia secara umum belum memberikan pelayanan pendidikan yang mengembangkan kedua sisi otak tersebut. Dalam lembaga pendidikan yang ada hanya mengembangkan satu sisi saja. Ada yang mengembangkan sisi otak sebelah kanan saja dan ada pula yang hanya pada sisi sebelah kiri saja.
4.      Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak.
Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada di sekitar anak dan agama yang dianutnya. Didalam islam dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam keadaan fitrah/islam/lurus”, orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi, maka bagaimana kita bisa menjaga serta meningkatkan potensi kebaikan tersebut, hal itu tentu harus dilakukan dari sejak usia dini.
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain anak belajar memahami tentang kegiatan mana yang baik/boleh/diterima/disetujui atau buruk/tidak boleh/ditolak/tidak disetujui.
Pendidikan anak usia dini merupakan titik sentral pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan pondasi dasar bagi kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Pada anak usia dini akan mengalami berbagai perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Montessori dalam Hainstock mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya.
Selanjutnya Montessori menyatakan bahwa usia keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannnya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespons dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari. 
Menurut Piaget anak usia dini mengalami perkembangan kognitif dalam empat tahap yaitu :
a.          Tahap sensorimotorik (lahir – 2 tahun),
b.        Tahap praoperasional (2-7 tahun),
c.         Tahap operasional konkrit (7-11 tahun), dan
d.        Tahap operasional formal (11-16 tahun).
Semua anak akan melalui keempat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya.
Awal masa kanak-kanak merupakan periode yang bahagia dalam kehidupan. Kalau tidak, kebiasaan tidak bahagia dengan mudah akan berkembang dan sekali ini terjadi akan sulit dirubah. Berikut merupakan tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini.
a.         Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua sampai enam tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang problematis, menyulitkan atau mainan, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia prasekolah, dan oleh ahli psikologi sebagai usia prakelompok, penjelajah atau usia bertanya.
b.        Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakkan pada masa bayi, menjadi cukup baik.
c.         Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai pelbagai keterampilan karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar keterampilan, anak pemberani dan senang mencoba hal-hal baru, dan karena hanya memiliki beberapa keterampilan maka tidak mengganggu usaha penambahn keterampilan baru.
d.        Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti terlihat dalam perkembangannya pengertian dan berbagai ketermapilan berbicara. Ini mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara dan isi pembicaraan.
e.         Perkembangan emosi mengikuti pola yang dapat diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman dalam pola ini karena tingkat kecerdasan, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-kondisi lain.
Sedangkan menurut Carolyn Triyon dan J. W Lilienthal tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak awal yang harus dijalani anak taman kanak-kanak yaitu :
a.         Berkembang menjadi pribadi yang mandiri, adalah berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk melayani dan memenuhi kebutuhan sendiri pada tingkat kemandirian yang sesuai dengan tingkat usia taman kanak-kanak
b.        Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang, adalah kemampuan saling memberi dan berbagai kasih sayang antara anak yang satu dengan anak yang satu dengan anak yang lain untuk dapat hidup bermasyarakat secara aman dan bahagia dalam lingkungan baru di sekolah.
c.         Belajar bergaul dengan anak lain, adalah belajar mengembangkan berhubungan dengan anak lain yang dapat menghasilkan dampak tanggapan positif dari anak lain dalam lingkungan sekolah yang lebih luas daripada lingkungan keluarga.
d.        Mengembangkan pengendalian diri, yakni belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan masyarakatnya. Anak belajar untuk memahami setiap perbuatan itu memiliki konsekuensi atau akibat.
e.         Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat, yaitu anak belajar bahwa di dalam masyarakat itu ada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan orang tertentu yang menghasilkan jasa layanan pada orang lain dan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain.
f.         Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing, adalah mengenal panca indra yang dimiliki, anggota tubuh yang dimiliki dan kegunaannya dalam memperoleh pengetahuan dan dalam kaitan kegiatan makan, melakukan kebersihan, dan memelihara kesehatan serta kegiatan-kegiatan yang lain.
g.        Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan kasar, maksudnya anak belajar mengkoordinasi otot-otot halus untuk melakukan pekerjaan menggambar, melipat, menggunting, membentuk, dan sebagainya.
h.        Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan, adalah merupakan pengenalan terhadap ciri-ciri benda yang ada di sekitarnya, membandingkan ciri benda satu dengan yang lain.
i.          Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain, maksudnya belajar kata-kata baru dalam kaitan benda-benda yang ada di sekitarnya: namanya, ciri-cirinya, kegunaannya, dan sebagainya dari percakapan dengan anak atau orang lain.
Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan, adalah mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya atau dengan anak-anak atau orang-orang yang ada di sekitarnya



No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive