Sunday, December 10, 2017

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS




A. Pendahuluan
Berbagai disain pendidikan dan pelatihan seolah menjadi idola oleh sebuah lembaga pendidikan, yang bermuara pada perlunya guru mengembangkan profesi. Bahkan, kesan "pemaksaan" guru untuk meneliti pun menjadi sebuah fenomena yang layak untuk ditindakkritisi. Apalagi opini publik telanjur memberi cap yang memerahkan telinga stakeholders pendidikan lantaran belum ada kontribusi yang signifikan antara harapan dan kenyataan dari sebuah kerja yang bernama diklat.
Sebenarnya guru harus bangga manakala mengemban tugas yang terkait dengan diklat. Namun, beberapa diskusi terbatas yang sering saya lontarkan kepada teman-teman guru seakan tidak begitu peduli terhadap masa depan dari diklat yang diikuti. Mereka nyaris tidak terbebani dari "ilmu teoretis" yang sebenarnya secara conditio sine qua non perlu disebarluaskan kepada rekan sejawat, serta memelopori penerapannya. Itulah potret kita, guru masa depan bangsa.
Tulisan sederhana ini merupakan refleksi perlunya guru belajar memahami hakikat pengembangan profesi, khususnya penelitian tindakan kelas yang mensyaratkan guru untuk mendisain pembelajaran bermakna.

B. Pembahasan
1. Konsep Dasar Pengembangan Profesi
Sekadar membangkitkan kecerdasan anda, pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar-mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan
Setidaknya ada 5 (lima) macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat anda lakukan, yakni: (1) melaksanakan kegiatan karya ilmiah di bidang pendidikan; (2) menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan; (3) membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan; (4) menciptakan karya seni; dan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Kegiatan karya ilmiah di bidang pendidikan terdiri atas 7 (tujuh) hal yakni: (1) karya ilmiah hasil penelitian; (2) makalah berisi ulasan ilmiah; (3) tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa; (4) prasaran yang berupa tinjauan, ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah; (5) buku pelajaran atau modul; (6) diktat pelajaran; dan (7) karya penerjemahan buku pelajaran yang bermanfaat bagi pendidikan.
2. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah dan lebih formal. Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi (menjelaskan) dan/atau prediksi (meramalkan).
Tindakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru  kepada siswa agar mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, bukan hanya mengerjakan  soal yang ditulis di papan tulis, atau mengerjakan LKS.
Seperti dalam kedokteran, Tindakan adalah upaya guru untuk menyelesaikan masalah yang menghambat proses belajar mengajar yang terjadi dalam kelas.
Proses munculnya tindakan kelas, bila ada sebagian besar siswa tidak menunjukkan hasil belajar sebagaimana telah ditetapkan dalam RPP; atau bila tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), atau bila siswa tidak menunjukkan gairah belajar.
Kelas adalah ruang belajar, bisa ruang kelas bisa juga lapangan (misalnya pada guru olahraga).
PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. PTK adalah tindakan yang nyata yang diyakini lebih baik dari yang biasa dilakukan
Penelitian tindakan kelas atau lebih ngetrend disebut classroom action research merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993).
Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri (Kemmis dan Mc Tanggart 1988).
Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi permasalahan nyata, (2) diterapkan secara kontekstual, (3) terarah pada peningkatan kinerja guru di kelas, (4) bersifat fleksibel, (5) data diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku dan refleksi, (6) bersifat situasional dan spesifik (Natawidjaya 1997).
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, dan juga sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.  Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Selain itu tujuan PTK juga sebagai berikut:
a.    untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
b.    untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
c.    untuk melaksanakan program pelatihan dan jabatan guru
d.   untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran.
e.    untuk meningkatkan interaksi pembelajaran
f.     untuk perbaikan suasana keseluruhan stakeholders pendidikan (Natawidjaya 1997)
Manfaat PTK:
a. Secara teoretis
(1) membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan,
(2) menerapkan teori-teori pembelajaran bermakna.

b. Secara praktis:
(1) guru dapat melakukan inovasi pembelajaran,
(2) guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran,
(3) guru terlatih mengembangkan kurikulum,
(4) tercapai peningkatkan profesionalisme guru.
Mengacu pengertian di atas dapat dimaknai bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci untuk melakukan PTK, kemudian dicarikan alternatif pemecahannya,dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain).
3. Pengajuan Proposal PTK
Menyusun proposal PTK, identik dengan menyusun Rencana Pembelajaran saat guru menjelaskan materi. Proposal perlu disusun sebelumnya untuk mendeskripsikan serangkaian proses dari penelitian yang akan dilakukan. Setidaknya bagian-bagian proposal PTK meliputi:
a. Judul Penelitian
Judul penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan. Formulasinya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK.
Contoh:
Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016
b. Latar Belakang Masalah
Ada dua hal yang perlu ditelaah dalam latar belakang masalah, yakni: kondisi ideal dan realitas dilapangan. Dimulai mengupas hal-hal yang bersifat ideal, lantas muncul permasalahan. Yang perlu diingat: munculnya permasalahan perlu didukung dengan data, pengamatan, teori, dan bila perlu penelitian terdahulu.


c. Permasalahan
Sebelum merumuskan permasalahan, seorang peneliti perlu mengidentifikasi permasalahan. Pada dasarnya masalah berpangkal pada sesuatu yang ideal. Masalah akan muncul jika kita menyadari adanya kesenjangan di lingkungan kita. Priyono (2000) mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar menerapkan suatu intervensi tanpa diketahui terlebih dahulu akar permasalahan. Ditambahkan Arikunto (1991) bahwa permasalahan dalam penelitian dibedakan atas tiga yakni deskriptif, komparatif, dan korelatif.
Contoh:
1)   Bagaimana penerapan pemberian tugas tambahan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?"
2)   Apakah pemberian tugas tambahan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?

d. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang isi pokoknya adalah target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian perlu diselaraskan dengan permasalahan.
Manfaat penelitian dibedakan dua hal, yakni teoretis dan praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan penerapan teori sedangkan praktis berkaitan dengan orang, badan, organisasi, dan lembaga.

e. Landasan Teoretis
Ada empat hal yang perlu diungkap dalam landasan teoretis, yakni kajian pustaka, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.  Kajian pustaka memuat konsep yang bersangkutan dengan masalah yang hendak diteliti dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu. Kajian teori memuat teori-teori yang mendukung persoalan yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu cerdas dalam menyusun teori-teori yang digunakan. Yang perlu diingat: dalam penyusunan teori-teori, peneliti harus cerdas dalam mengolah bahasa sehingga tidak terkesan comot sana-comot sini tanpa memberikan apresiasi terhadap yang dikutip.
Jadi secara mudah isi dari Kerangka Teori adalah:
-          Apa tindakan yang dipilih? Bagaimana teori tindakan itu, siapa saja tokoh yang menggagasnya, bagaimana sejarahnya, apa yang khas dari teori itu, dst?
-          Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran, scenario pembelajaran, dsb
-          Mengapa tindakan itu dipilih?
Karena tindakan ini memiliki keunggulan tertentu, yaitu………….. Kelebihan tindakan ini akan menambal kekurangan dari metode pembelajaran (tindakan) sebelumnya, yaitu……
-          Bagaimana keterkaitan atau pengaruh model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan. Bagian ini hendaknya –jika bisa-- dapat dijabarkan dengan mengemukakan oelbagai hasil penelitian yang sesuai (tentang penggunaan metode yang dipilih), baik dari skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal.
-          Bagaimana prakiraan hasil (hipotesis dengan terbatasnya waktu), atas penerapan model di atas pada pemecahan masalah pembelajaran.
Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoretik terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam kerangka berpikir terdapat ulasan singkat mengenai asumsi bahwa melalui tindakan tertentu dapat meningkatkan sesuatu, selaras permasalahan penelitian.
Hipotesis tindakan merupakan simpulan dari landasan teoretis dan kerangka berpikir.
Contoh:
Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat


f. Metode Penelitian
Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi, serta penelitian). Yang harus ada dan dikemukakan secara jelas dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh siswa, dan juga menjelaskan langkah guru dalam membuat persiapan, menyiapkan alat, dan seterusnya.
Ada beberapa hal yang harus diinformasikan pada bab ini:
-          Informasi mengenai jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu…… (kemukakan definisi PTK). PTK ini hendak mengungkap…………………… (kemukakan dari tujuan penelitian)
-          Informasi subyek penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas…… Sekolah…………. Tahun ajaran. Jumlah siswa yang dijadikan subyek sebanyak…..
-          Variabel Penelitian
Ada …… variable (minimal dua variable) yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu (1) kemampuan siswa dalam….. (mengingat, menganalisis, dst sesuai dengan tujuan pembelajaran)  materi; (2) kemampuan siswa dalam menjalankan metode pembelajaran…… (isi dengan metode pembelajaran yang sedang dijadikan TINDAKAN)
-          Prosedur Penelitian
Prosedur PTK ini terdiri dari 4 kegiatan yang berulang-ulang dalam siklus. Empat kegaiatan utama itu adalah (a) perencanaan (plan); b) tindakan (do), (c) pengamatan (observation); dan (d) Refleksi (reflection). Keempat-empatnya dilakukan berulang-ulang

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive