A. Pendahuluan
Berbagai disain pendidikan dan pelatihan seolah menjadi
idola oleh sebuah lembaga pendidikan, yang bermuara pada perlunya guru
mengembangkan profesi. Bahkan, kesan "pemaksaan" guru untuk meneliti
pun menjadi sebuah fenomena yang layak untuk ditindakkritisi. Apalagi opini
publik telanjur memberi cap yang memerahkan telinga stakeholders pendidikan
lantaran belum ada kontribusi yang signifikan antara harapan dan kenyataan dari
sebuah kerja yang bernama diklat.
Sebenarnya guru harus bangga manakala mengemban tugas yang
terkait dengan diklat. Namun, beberapa diskusi terbatas yang sering saya
lontarkan kepada teman-teman guru seakan tidak begitu peduli terhadap masa
depan dari diklat yang diikuti. Mereka nyaris tidak terbebani dari "ilmu
teoretis" yang sebenarnya secara conditio sine qua non perlu
disebarluaskan kepada rekan sejawat, serta memelopori penerapannya. Itulah
potret kita, guru masa depan bangsa.
Tulisan sederhana ini merupakan refleksi perlunya guru
belajar memahami hakikat pengembangan profesi, khususnya penelitian tindakan
kelas yang mensyaratkan guru untuk mendisain pembelajaran bermakna.
B. Pembahasan
1.
Konsep Dasar Pengembangan Profesi
Sekadar membangkitkan kecerdasan anda, pengembangan profesi
adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi
dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar-mengajar dan
profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan
Setidaknya ada 5 (lima) macam kegiatan pengembangan profesi
yang dapat anda lakukan, yakni: (1) melaksanakan kegiatan karya ilmiah di
bidang pendidikan; (2) menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan; (3)
membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan; (4) menciptakan karya seni;
dan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Kegiatan karya ilmiah di bidang pendidikan terdiri atas 7
(tujuh) hal yakni: (1) karya ilmiah hasil penelitian; (2) makalah berisi ulasan
ilmiah; (3) tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang
disebarluaskan melalui media massa; (4) prasaran yang berupa tinjauan, ulasan
ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah; (5) buku pelajaran atau modul;
(6) diktat pelajaran; dan (7) karya penerjemahan buku pelajaran yang bermanfaat
bagi pendidikan.
2.
Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian merupakan
penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah dan lebih formal.
Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran
suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi (menjelaskan) dan/atau
prediksi (meramalkan).
Tindakan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan guru kepada
siswa agar mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, bukan hanya
mengerjakan soal yang ditulis di papan
tulis, atau mengerjakan LKS.
Seperti dalam
kedokteran, Tindakan adalah upaya guru untuk menyelesaikan masalah yang
menghambat proses belajar mengajar yang terjadi dalam kelas.
Proses munculnya tindakan
kelas, bila ada sebagian besar siswa tidak menunjukkan hasil belajar
sebagaimana telah ditetapkan dalam RPP; atau bila tidak mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), atau bila siswa tidak menunjukkan gairah belajar.
Kelas adalah ruang
belajar, bisa ruang kelas bisa juga lapangan (misalnya pada guru olahraga).
PTK adalah penelitian
tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga
berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. PTK adalah
tindakan yang nyata yang diyakini lebih baik dari yang biasa dilakukan
Penelitian tindakan kelas atau lebih ngetrend disebut classroom action research merupakan
kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh
sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan
merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993).
Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk
memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara
sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri (Kemmis dan Mc Tanggart
1988).
Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi
permasalahan nyata, (2) diterapkan secara kontekstual, (3) terarah pada
peningkatan kinerja guru di kelas, (4) bersifat fleksibel, (5) data diperoleh
langsung dari pengamatan atas perilaku dan refleksi, (6) bersifat situasional
dan spesifik (Natawidjaya 1997).
Tujuan utama PTK adalah
untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, dan juga
sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan
tindakan yang dilakukan.
PTK juga bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki
berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas,
yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar.
Selain itu tujuan PTK
juga sebagai berikut:
a. untuk menanggulangi masalah atau
kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
b. untuk memperbaiki dan meningkatkan
kinerja
c. untuk melaksanakan program pelatihan
dan jabatan guru
d. untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan
dalam sistem pembelajaran.
e. untuk meningkatkan interaksi
pembelajaran
f. untuk perbaikan suasana keseluruhan
stakeholders pendidikan (Natawidjaya 1997)
Manfaat PTK:
a.
Secara teoretis
(1)
membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan,
(2)
menerapkan teori-teori pembelajaran bermakna.
b.
Secara praktis:
(1)
guru dapat melakukan inovasi pembelajaran,
(2)
guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan
permasalahan pembelajaran,
(3)
guru terlatih mengembangkan kurikulum,
(4)
tercapai peningkatkan profesionalisme guru.
Mengacu pengertian di atas dapat dimaknai bahwa PTK
merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Permasalahan riil yang dihadapi
guru dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci untuk melakukan PTK,
kemudian dicarikan alternatif pemecahannya,dan ditindaklanjuti dengan
tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain).
3.
Pengajuan Proposal PTK
Menyusun
proposal PTK, identik dengan menyusun Rencana Pembelajaran saat guru
menjelaskan materi. Proposal perlu disusun sebelumnya untuk mendeskripsikan
serangkaian proses dari penelitian yang akan dilakukan. Setidaknya bagian-bagian
proposal PTK meliputi:
a.
Judul Penelitian
Judul
penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta
bentuk tindakan yang dilakukan. Formulasinya singkat, jelas, dan sederhana
namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK.
Contoh:
Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016
Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016
b.
Latar Belakang Masalah
Ada
dua hal yang perlu ditelaah dalam latar belakang masalah, yakni: kondisi ideal
dan realitas dilapangan. Dimulai mengupas hal-hal yang bersifat ideal, lantas
muncul permasalahan. Yang perlu diingat: munculnya permasalahan perlu didukung
dengan data, pengamatan, teori, dan bila perlu penelitian terdahulu.
c.
Permasalahan
Sebelum
merumuskan permasalahan, seorang peneliti perlu mengidentifikasi permasalahan.
Pada dasarnya masalah berpangkal pada sesuatu yang ideal. Masalah akan muncul
jika kita menyadari adanya kesenjangan di lingkungan kita. Priyono (2000)
mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar menerapkan suatu intervensi tanpa
diketahui terlebih dahulu akar permasalahan. Ditambahkan Arikunto (1991) bahwa
permasalahan dalam penelitian dibedakan atas tiga yakni deskriptif, komparatif,
dan korelatif.
Contoh:
1) Bagaimana penerapan pemberian tugas
tambahan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal
cerita?"
2) Apakah pemberian tugas tambahan
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?
d.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang
isi pokoknya adalah target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan
penelitian perlu diselaraskan dengan permasalahan.
Manfaat penelitian dibedakan dua hal, yakni teoretis dan
praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan penerapan teori sedangkan praktis
berkaitan dengan orang, badan, organisasi, dan lembaga.
e.
Landasan Teoretis
Ada empat hal yang perlu diungkap dalam landasan teoretis,
yakni kajian pustaka, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis
tindakan. Kajian pustaka memuat konsep
yang bersangkutan dengan masalah yang hendak diteliti dan menelaah hasil-hasil
penelitian terdahulu. Kajian teori memuat teori-teori yang mendukung persoalan
yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu cerdas dalam menyusun
teori-teori yang digunakan. Yang perlu diingat: dalam penyusunan teori-teori,
peneliti harus cerdas dalam mengolah bahasa sehingga tidak terkesan comot
sana-comot sini tanpa memberikan apresiasi terhadap yang dikutip.
Jadi secara mudah isi dari Kerangka
Teori adalah:
-
Apa tindakan yang dipilih? Bagaimana
teori tindakan itu, siapa saja tokoh yang menggagasnya, bagaimana sejarahnya,
apa yang khas dari teori itu, dst?
-
Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan
dalam penerapan teori tersebut dalam proses pembelajaran, strategi
pembelajaran, scenario pembelajaran, dsb
-
Mengapa tindakan itu dipilih?
Karena
tindakan ini memiliki keunggulan tertentu, yaitu………….. Kelebihan tindakan ini
akan menambal kekurangan dari metode pembelajaran (tindakan) sebelumnya,
yaitu……
-
Bagaimana keterkaitan atau pengaruh
model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang
akan dipecahkan. Bagian ini hendaknya –jika bisa-- dapat dijabarkan dengan
mengemukakan oelbagai hasil penelitian yang sesuai (tentang penggunaan metode
yang dipilih), baik dari skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal.
-
Bagaimana prakiraan hasil (hipotesis
dengan terbatasnya waktu), atas penerapan model di atas pada pemecahan masalah
pembelajaran.
Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoretik terhadap
permasalahan yang dibahas. Dalam kerangka berpikir terdapat ulasan singkat
mengenai asumsi bahwa melalui tindakan tertentu dapat meningkatkan sesuatu, selaras
permasalahan penelitian.
Hipotesis tindakan merupakan simpulan dari landasan teoretis
dan kerangka berpikir.
Contoh:
Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat
Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat
f.
Metode Penelitian
Metode
Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur
penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, penjelasan rinci tentang
perencanaan dan pelaksanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur
observasi dan evaluasi, prosedur refleksi, serta penelitian). Yang harus ada
dan dikemukakan secara jelas dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan
secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh siswa, dan juga
menjelaskan langkah guru dalam membuat persiapan, menyiapkan alat, dan
seterusnya.
Ada beberapa hal yang harus
diinformasikan pada bab ini:
-
Informasi
mengenai jenis penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu…… (kemukakan definisi PTK).
PTK ini hendak mengungkap…………………… (kemukakan dari tujuan penelitian)
-
Informasi subyek penelitian
Subyek
Penelitian ini adalah siswa kelas…… Sekolah…………. Tahun ajaran. Jumlah siswa
yang dijadikan subyek sebanyak…..
-
Variabel
Penelitian
Ada
…… variable (minimal dua variable) yang akan diungkap dalam penelitian ini,
yaitu (1) kemampuan siswa dalam….. (mengingat, menganalisis, dst sesuai dengan
tujuan pembelajaran) materi; (2)
kemampuan siswa dalam menjalankan metode pembelajaran…… (isi dengan metode
pembelajaran yang sedang dijadikan TINDAKAN)
-
Prosedur
Penelitian
Prosedur PTK ini terdiri dari 4 kegiatan yang
berulang-ulang dalam siklus. Empat kegaiatan utama itu adalah (a) perencanaan (plan); b) tindakan (do), (c) pengamatan (observation);
dan (d) Refleksi (reflection). Keempat-empatnya dilakukan berulang-ulang
No comments:
Post a Comment