Friday, December 22, 2017

Hakikat Metode Sosiodrama


Pada masa sekarang ini istilah metode selalu dihubungkan dengan masalah pendidikan yang bertujuan merubah tingkah laku siswa, serta dapat memotivasi siswa supaya dapat berbuat sesuai denagn tujuan pendidikan. Seorang guru menurut profesinya merubah tingkah laku siswanya harus mengetahui beberapa tuntutan, sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1976:45) yaitu :
a.       Setiap guru menetapkan tujuan pengajaran yang akan dicapainya.
b.      Setiap guru memilih dan melaksanakan metode mnegajar dengan memperhitungkan kewajaran metode tersebut  dibandingkan dengan metode lainnya;
c.       Setiap guru memiliki keterampilan menghasilkan dan menggunakan alat-alat bantu pengajaran untuk memungkinkan tercapainya tujuan dengan sebaik-baiknya;
d.      Setiap guru memiliki pengetahuan dan kemampuan praktis untuk menilai setiap hasil pengajaran baik dari sudut siswa maupun dari kemampuan guru itu sendiri.
Jusuf  Djajadisastra (1985:13) mendefinisikan metode sosiodrama adalah “suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan keapda siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakatnya atau kejadian-kejadian sosial lainnya”. Adapun menurut oleh Roestiyah (2008:90) sosiodrama adalah mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.
Metode sosiodrama dalam aplikasinya melibatkan beberapa siswa untuk dapat memainkan peranannya terhadap suatu tokoh, dan di dalam memainkan peranan siswa tidak perlu menghapal naskah, memeprsiapkan diri, dan sebagainya. Pemain hanya berpegangan pada judul dan garis besar skenarionya dan apa yang dikatakannya. Semua diserahkan kepada pengahayatan siswa pemeran pada saat itu. Sehingga mereka dibawa ke dalam  pertistiwa seperti yang pernah terjadi, dan mereka belajar untuk memahami dan menghayati setiap kisah agar dapat mengaplikasikan kemudian. Hal ini sesuai dengan konsep belajar yang terdapat dalam Psikologi Gestalt, yang sering disebut Feiid Theory atau Insight Full Learning. “Menurut para ahli Psikologi Gestalt, belajar terjadi jika ada pemahaman/pengertian (insight).” (Bigg  Morris L, 1976:78).
Pemahaman ini muncul apabila seseorang setelah beberapa kali memahami suatu masalah, untuk kemudian muncul adanya suatu kejelasan dimana terlihat adanya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lainnya, dipahami sangkut pautnya serta dimengerti maknanya. Dengan demikian manusia akan belajar memahami duni sekitarnya dengan jalan mengatur dan menyusun kembali pengetahuan-pengetahuannya menjadi suatu struktur yasng berarti dan dapat dipahami.
Berdasar pada teori psikologi Gestalt, maka pelaksanaan metode sosiodrama dapat membuat siswa lebih dalam mengerti tentang suatu permasalahan sosial. Hal tersebut dikarenakan pemahaman yang dilakukan berulangkali sebelum diaplikasikan dalam dramatisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan metode sosiodrama disini menggambarkan suatu bentuk peristiwa aktif yang didramatisasikan menggunakan garis besar skenario. Peristiwa aktif tersebut maka akan timbul penghayatan dan pemahaman siswa tentang peristiwa tersebut. Aspek pemahaman ini terdapat dalam komponen Belief System setelah pemahaman dilakukan berulang-ulang maka akan timbul reaksi yang merupakan suatu bentuk ungkapan berpikir siswa yang merasa telah mendapat kejelasan dari hasil pemahaman tadi. Reaksi yang ditimbulkan dari pemahaman yang dilakukan seseorang. Perbedaan reaksi tersebut dapat dilihat dari diskusi yang dilaksanakan setelah pementasan selesai.
Keberhasilan dalam pelaksanaan metode sosiodrama dapat dicapai dengan mengajukan judul yang baik untuk diperankan oleh siswa. Hal ini agar siswa yang terlibat dalam peran bisa menghayati perannya dengan baik, sebelumnya guru mengemukakan garis besar dari skenario tersebut. Kemudian memilih kelompok siswa yang akan memerankan peran, serta mengatur situasi tempat bersama-sama dengan siswa yang terlibat peran tersebut.

Siswa yang tidak ikut memerankan peran diminta supaya mendengarkan dan mengikuti dengan teliti semua pembicaraan, tindakan-tindakan serta keputusan-keputusan yang dilakukan para pemain. Setelah pmentasan selesai, guru mengatur diskusi untuk mengaplikasikan apa yang dilakukan oleh siswa tadi. Agar siswa memperoleh manfaat yang besar dari metode sosiodrama ini, haruslah diupayakan agar  mereka berperan secara wajar, dalam arti tidak dibuat-buat. Oleh karena itu jalan cerita dalam aplikasi sosiodrama tidak tertentu menjadi ikatan yang ketat bagi siswa ketika harus memerankan perannya. Siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan penghayatan mereka pada saat memainkan peran dan melaksanakan diskusi.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive