Monday, December 25, 2017

Pertanyaan Seputar Metodologi Pengembangan Motorik Untuk Anak Usia Dini

1.      Metodologi pengembangan motorik untuk anak usia dini
Metode berikut mudah diterapkan dengan sarana dan fasilitas yang ada di sekitar kita yang dapat diberikan sesuai umurnya yaitu:
Kelompok Umur 0-3 Bulan
Menggantungkan mainan yang dapat berputar/ berbunyi dan berwarna cerah sehingga membuat bayi tertarik dan melihat, menggapai/ menendang mainan tersebut. Letakkan/ sentuhkan sebuah mainan kecil, berbunyi dan berwarna cerah pada tangan bayi atau punggung jari-jarinya.
Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan seperti mainan binatang, mainan plastik, kain-kain perca, dan lain-lain.
Kelompok Umur 3-6 Bulan
-        Stimulasi sebelumnya tetap dilanjutkan.
-        Letakkan mainan sejenis rattle lalu coba tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang dengan kuat.
-        Letakkan sebuah mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkannya ke tangan yang lain. Lain waktu berikan mainan pada kedua tangannya.
Kelompok Umur 6-9 Bulan
-        Mengambil benda-benda kecil, seperti remahan roti.
-        Memasukkan benda ke dalam wadah.
-        Bermain genderang dengan menggunakan kaleng kosong bekas dan tunjukkan cara memukulnya.
-        Membuat bunyi-bunyian dengan membenturkan 2 kubus/ balok yang tidak dapat pecah.
Kelompok Umur 9-12 Bulan[5]
-        Bermain dengan maian yang mengapung di air.
-        Menyusun balok/ kotak.
-        Menggambar dengan menggunakan krayon/ pensil berwarna.
-        Bermain dengan menggunakan peralatan memasak, tentunya yang aman dan berbahan plastik khusus buat si kecil.
Kelompok Umur 1 Tahun ke atas (Balita)
-        Diajarkan untuk menggambar sesuatu, missal manusia
-        Diarahkan untuk membuka kancing baju sendiri
-        Bermain menyusun puzzle sederhana
-        Mencuci tangan sendiri
-        Bermain membentuk sesuatu dari plastisin
-        Belajar membaca dan menulis.
2.      Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia dini
Perkembangan motorik seorang anak tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, baik factor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:
1) Sifat dasar genetik
Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan merupakan sifat bawaan dari orangtua anak. Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak tubuh anak dengan salah satu anggota keluarganya, apakah ayah, ibu kakek, nenek atau keluarga lainnya. Sebagai contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi kurus seperti ayahnya, padahal sang anak sangat suka makan (dianggap dapat membuat anak menjadi gemuk) tetapi kenyataannya anak tidak menjadi gemuk.
2) Kondisi pra lahir ibu
Ketika anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat tergantung pada suplai gizi yang diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang dikandungnya pun akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna. Contohnya ibu hamil yang kekurangan asam folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan cacat pada janin.
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor di luar diri anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan motorik anak, dimana anak kurang mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan melakukan latihan-latihan. Misalnya ruangan bermain yang terlalu sempit, sedangkan jumlah anak banyak, akan mengakibatkan anak bergerak cepat dan sangat terbatas bentuk gerakan yang dilakukannya.
4) Kesehatan & gizi
Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan motorik anak, mengingat bahwa anak berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan pertambah volume dan fungsi tubuh anak.
Dalam pertumbuhan fisik/motorik yang pesat ini anak membutuhkan gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak yang terganggu karena sakit akan memperlambat pertumbuhan/perkembangan fisiknya dan akan merusak sel-sel serta jaringan tubuh anak.
3.      Contoh kegiatan pengembangan motorik anak
Dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan maka membutuhkan bahan antara lain :
-       Tanah liat
-       Cetakan dalam berbagai bentuk dan motif (bulat, segitiga, segi empat)
Tugas yang harus dilakukan anak dan guru adalah :
  1. Anak dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing terdiri dari 3-5 anak.
  2. Berikan masing-masing bahan tanah liat. Berikan juga beberapa cetakan dengan ragam bentuk atau motif yang berlainan
  3. Minta kepada anak untuk membentuk tanah liat ke dalam dua bentuk, satu bentuk wajib, dan satu bentuk bebas.
Adapun hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan tanah liat ini adalah sebagai berikut:
a.    Pilihlah bahan dan cetakan yang aman bagi anak, misalnya cetakan yang tidak tajam.
b.    Anak disusun sedemikian rupa sehingga tidak saling berdesakan dalam kelompoknya.
c.    Anak didorong untuk selalu berkelompok, tujuan agar mereka saling melihat dan belajar menghargai gagasan orang lain serta terinspirasi dari hasil karyanya.
d.   Guru perlu untuk secara merata memberi perhatian dengan berkeliling, mengamati, berkomunikasi, membantu anak yang mengalami kesulitan
e.    Guru mengajak mereka berdialog meminta menjelaskan karya mereka.
f.     Berikan penguatan seperti pujian, sebut namanya, berikan tepukan dibahunya dan senyuman, anggukan dan lain sebagianya. 


No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive