1. Metodologi
pengembangan motorik untuk anak usia dini
Metode berikut mudah diterapkan
dengan sarana dan fasilitas yang ada di sekitar kita yang dapat diberikan
sesuai umurnya yaitu:
Kelompok Umur 0-3 Bulan
Menggantungkan mainan yang dapat
berputar/ berbunyi dan berwarna cerah sehingga membuat bayi tertarik dan
melihat, menggapai/ menendang mainan tersebut. Letakkan/ sentuhkan sebuah
mainan kecil, berbunyi dan berwarna cerah pada tangan bayi atau punggung
jari-jarinya.
Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai
bentuk permukaan seperti mainan binatang, mainan plastik, kain-kain perca, dan
lain-lain.
Kelompok Umur 3-6 Bulan
-
Stimulasi sebelumnya tetap dilanjutkan.
-
Letakkan mainan sejenis rattle lalu coba tarik pelan-pelan untuk melatih bayi
memegang dengan kuat.
-
Letakkan sebuah mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkannya
ke tangan yang lain. Lain waktu berikan mainan pada kedua tangannya.
Kelompok Umur 6-9 Bulan
-
Mengambil benda-benda kecil, seperti remahan roti.
-
Memasukkan benda ke dalam wadah.
-
Bermain genderang dengan menggunakan kaleng kosong bekas dan tunjukkan cara
memukulnya.
-
Membuat bunyi-bunyian dengan membenturkan 2 kubus/ balok yang tidak dapat
pecah.
Kelompok Umur 9-12 Bulan[5]
-
Bermain dengan maian yang mengapung di air.
-
Menyusun balok/ kotak.
-
Menggambar dengan menggunakan krayon/ pensil berwarna.
-
Bermain dengan menggunakan peralatan memasak, tentunya yang aman dan berbahan
plastik khusus buat si kecil.
Kelompok Umur 1 Tahun ke atas
(Balita)
-
Diajarkan untuk menggambar sesuatu, missal manusia
-
Diarahkan untuk membuka kancing baju sendiri
-
Bermain menyusun puzzle sederhana
-
Mencuci tangan sendiri
-
Bermain membentuk sesuatu dari plastisin
-
Belajar membaca dan menulis.
2. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia dini
Perkembangan motorik seorang anak
tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik anak, baik factor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini akan
diuraikan faktor-faktor tersebut:
1) Sifat dasar genetik
Faktor ini merupakan faktor
internal yang berasal dari dalam diri anak dan merupakan sifat bawaan dari
orangtua anak. Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak
tubuh anak dengan salah satu anggota keluarganya, apakah ayah, ibu kakek, nenek
atau keluarga lainnya. Sebagai contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi
kurus seperti ayahnya, padahal sang anak sangat suka makan (dianggap dapat
membuat anak menjadi gemuk) tetapi kenyataannya anak tidak menjadi gemuk.
2) Kondisi pra lahir ibu
Ketika anak berada dalam
kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat tergantung pada suplai gizi yang
diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang mengandung
terganggu karena kurang gizi, maka anak yang dikandungnya pun akan mengalami
pertumbuhan fisik yang tidak sempurna. Contohnya ibu hamil yang kekurangan asam
folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan cacat pada janin.
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan
faktor internal atau faktor di luar diri anak. Kondisi lingkungan yang kurang
kondusif dapat menghambat perkembangan motorik anak, dimana anak kurang
mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan melakukan latihan-latihan. Misalnya
ruangan bermain yang terlalu sempit, sedangkan jumlah anak banyak, akan
mengakibatkan anak bergerak cepat dan sangat terbatas bentuk gerakan yang
dilakukannya.
4) Kesehatan & gizi
Kesehatan dan gizi anak sangat
berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan motorik anak, mengingat bahwa
anak berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal
ini ditandai dengan pertambah volume dan fungsi tubuh anak.
Dalam pertumbuhan fisik/motorik
yang pesat ini anak membutuhkan gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh
dan jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak yang terganggu karena sakit
akan memperlambat pertumbuhan/perkembangan fisiknya dan akan merusak sel-sel
serta jaringan tubuh anak.
3. Contoh
kegiatan pengembangan motorik anak
Dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan maka
membutuhkan bahan antara lain :
-
Tanah liat
-
Cetakan dalam berbagai bentuk dan motif (bulat,
segitiga, segi empat)
Tugas
yang harus dilakukan anak dan guru adalah :
- Anak dibagi menjadi beberapa kelompok
masing-masing terdiri dari 3-5 anak.
- Berikan masing-masing bahan tanah liat. Berikan
juga beberapa cetakan dengan ragam bentuk atau motif yang berlainan
- Minta kepada anak untuk membentuk tanah liat ke
dalam dua bentuk, satu bentuk wajib, dan satu bentuk bebas.
Adapun hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran menggunakan tanah liat ini adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah
bahan dan cetakan yang aman bagi anak, misalnya cetakan yang tidak tajam.
b. Anak
disusun sedemikian rupa sehingga tidak saling berdesakan dalam kelompoknya.
c. Anak
didorong untuk selalu berkelompok, tujuan agar mereka saling melihat dan
belajar menghargai gagasan orang lain serta terinspirasi dari hasil karyanya.
d. Guru
perlu untuk secara merata memberi perhatian dengan berkeliling, mengamati,
berkomunikasi, membantu anak yang mengalami kesulitan
e. Guru
mengajak mereka berdialog meminta menjelaskan karya mereka.
f. Berikan
penguatan seperti pujian, sebut namanya, berikan tepukan dibahunya dan
senyuman, anggukan dan lain sebagianya.
No comments:
Post a Comment