Dalam
usaha peningkatan produktivitas dewasa ini harus dimulai dengan memusatkan
perhatian pada sekelompok masalah saling berkaitan termasuk teknologi, struktur
organisasi, budaya organisasi, perubahan sikap pekerjaan dan karyawan, kebutuhan
akan produksi yang lebih besar dan pergantian kekuasaan dalam manajerial dan
wewenang. Terjadinya kelambanan pertumbuhan produktivitas disebabkan oleh suatu
kegagalan moral organisasi dan merupakan cermin dari bagaimana manager /
pimpinan dan para pekerja / karyawan memandang organisasi mereka. Perhatian
yang serius terhadap masalah produktivitas tersebut dapat dipahami karena
produktivitas berkaitan erat dengan tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya dalam mencapai sasaran yang diharapkan.
Istilah
produktivitas diartikan secara beragam. Ada yang mengindentikkan makna
produktivitas dengan produktif, memandang produktivitas sebagai ukuran besarnya
biaya sumber daya, produktivitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan
efisiensi, dan menyamakan produktivitas dengan prestasi kerja (Putti, 1986 :1-2), (Vincent, 1998 : 18-19).
Makna produktivitas, tidak hanya terbatas pada produksi, besar biaya,
dan prestasi kerja, melainkan lebih luas dan menyeluruh.
Dalam
Kohlers Dictionary for Accountants (1983), produktivitas didefinisikan sebagai hasil yang didapat
dari setiap proses produksi yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi.
Produktivitas ini biasanya dihitung sebagai indeks atau ratio output dibanding
input dan dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan
ukuran finansial (financial productivity).
Makna
produktivitas dapat diartikan secara bervariasi oleh setiap organisasi
tergantung kepada tujuan dan fungsi organisasi yang bersangkutan. Selain
sebagai ratio output, para ahli ada yang mengartikan produktivitas
dengan melihatnya dari dimensi lain. Dalam kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas, Putti (1986 : 10), Vincent (1998 : 18-19) menyimpulkan bahwa produktivitas
adalah seberapa baik berbagai sumber daya itu kita olah bersama dan kita
gunakan untuk mencapai suatu tingkat hasil ataupun sasaran yang spesifik.
Dengan kata lain, bagaimana mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan bekerja
lebih cerdik, tidak semata-mata lebih keras.
Akhir-akhir
ini, pemikiran tentang produktivitas lebih menekankan kepada aspek manusiawi
dalam sistem produksi. Penjabaran dari pemikiran ini dapat dilakukan melalui
pendekatan koordinasi di dalam bentuk kultur kerja produktif dengan motto
"bekerja sama" dan "sama-sama bekerja" berdasarkan hukum
yang sesuai dengan pola budaya yang berlaku. Bertolak dari pemikiran itu,
kemudian muncul falsafah dari produktivitas dengan pendekatan perilaku sumber
daya manusia yang mengacu kepada motivasi terhadap mutu kehidupan masa depan
yang lebih baik. Pandangan ini kemudian berkembang menjadi konsep produktivitas
yang berdasarkan pada pendekatan ekonomi dan bisnis, pendekatan teknologi
industri, dan pendekatan sumber daya manusia (Muljono, 1993 : 11).
Berdasarkan
hal tersebut, maka makna produktivitas mengacu kepada mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, sebagaimana konsep Suprihanto (1986 : 18).
Batasan
produktivitas yang dikemukakan tersebut diatas, yang berkaitan dengan keperluan
penelitian ini, maka produktivitas akan mengacu kepada pemikiran yang terakhir,
yaitu pengkajian produktivitas lebih menekankan kepada sikap mental yang selalu
optimis untuk senantiasa hidup lebih baik.
Dalam
kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan, makna produktivitas dalam
penelitian ini tidak hanya sekedar rasio antara output dan input, melainkan
merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa suatu
kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini.
Berdasarkan
hasil penelitian, Ranftl (Timpe, 1989 :
110-112) berhasil menjaring
karakteristik kunci profil karyawan yang produktif. Karakteristik yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1.
Lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi
pekerjaan;
2.
Bermotivasi tinggi;
3.
Mempunyai orientasi pekerjaan;
4.
Dewasa; dan
5.
Dapat bergaul dengan efektif.
Pendapat
lain tentang ciri-ciri karyawan yang juga produktif juga telah berhasil di
jaring oleh Mali (Putti, 1986 : 23-25) pengarang buku Improving
Total Productivity. Ciri-ciri yang dimaksud adalah :
1.
Secara konstan selalu mencari
gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik
lagi;
2.
Selalu memberikan saran-saran untuk
perbaikan secara sukarela;
3.
Mengetahui untuk menggunakan waktunya
secara efektif;
4.
Selalu merencanakan terlebih dahulu
tentang apa-apa yang akan dilakukannya dengan tidak lupa mnyertakan jadwal
waktunya;
5.
Mempunyai sikap yang positif terhadap
pekerjaannya;
6.
Dapat berlaku sebagai anggota kelompok
yang baik sebagaimana juga menjadi seorang pemimpin yang baik;
7.
dapat memotivasi dirinya sendiri melalui
dorongan dari dalam;
8.
Memahami pekerjaannya dengan baik;
9.
Mendengar ide-ide yang lebih baik dan
selalu membuka telinganya lebar-lebar;
10.
Hubungan antara pribadinya dengan semua
tingkatan berlangsung dengan baik;
11.
Sangat menyadari masalah pemborosan dan
biaya-biaya;
12.
Selalu mencari insentif berupa
nilai-nilai ekonomis dan juga insentif yang bersifat non-ekonomis;
13.
Selalu berusaha menyukai pekerjaannya
dan tidak justru mencari-cari pekerjaan yang disukainya;
14.
Mempunyai tingkatan kehadiran yang baik;
15.
Lebih mempercayai untuk mengerjakan
suatu pekerjaan dengan lebih cerdik daripada mengerjakannya dengan lebih keras;
16.
Bukan merupakan tipe yang suka mengeluh
secara kronis;
17.
Seringkali melebihi standar;
18.
Mempunyai kebiasaan kerja yang baik
19.
Mempunyai jalur catatan prestasi kerja
yang baik dan bukan tipe orang yang penuh dengan kejutan; dan
20.
Selalu mempelajari sesuatu yang baru
dengan cepat.
Thoby dan Vincent (1994 :
131) merumuskan lima belas (15)
karakteristik individu yang produktif, yakni :
1.
Secara konstans selalu mencari
gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik
lagi;
2.
Selalu memberi saran-saran untuk
perbaikan secara sukarela;
3.
Menggunakan waktu secara baik dan
efisien;
4.
Selalu merencanakan perencanaan dan
menyertakan jadwal waktu;
5.
Bersikap positif terhadap pekerjaannya;
6.
Dapat berlaku sebagai anggota kelompok
yang baik sebagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik;
7.
Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui
dorongan dari dalam;
8.
Memahami pekerjaan orang lain yang lebih
baik;
9.
Mau mendengar ide-ide orang lain yang
lebih baik;
10.
Hubungan antar pribadi dengan semua
tingkatan dalam organisasi berlangsung dengan baik;
11.
Sangat menyadari dan memperhatikan
masalah pemborosan dan biaya-biaya;
12.
Mempunyai tingkat kehadiran yang baik
(tidak banyak absent dalam pekerjaannya;
13.
Seringkali melampui standar yang telah
ditetapkan;
14.
Selalu mempelajari sesuatu yang baru
dengan cepat; dan
15.
Bukan merupakan tipe orang yang selalu
mengeluh dalam bekerja.
Dari
pendapat tersebut di atas tentang indikator yang dapat dipakai untuk menandai
produktivitas, maka indikator produktivitas yang diungkapkan oleh Ranftl
merupakan rangkuman dari sejumlah hasil penelitian yang relevan. Atas
pertimbangan tersebut, maka pendapat Ranftl tentang ciri-ciri profil seorang
karyawan yang produktif dijadikan indikator produktivitas kerja dalam
penelitian ini.
No comments:
Post a Comment