Friday, December 22, 2017

Anak tunagrahita

Anak tunagrahita merupakan salah satu tingkatan dari ketunagrahitaan. Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC). Anak terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun.
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing dikenal dengan istilah mental reterdation, mentally reterded, mental deficiency, dan mental defective, dan lain-lain (T. Sutjihati, 2007:102).
Istilah-istilah tersebut sering digunakan sebagai “label” terhadap mereka yang mempunyai kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep dan keterampilan akademik meliputi membaca, menulis, dan menghitung angka-angka (Bandi, 2005:2).
Menurut Kaufman dan Halahan untuk memahami anak tunagrahita ada baiknya kita telaah definisi tentang anak yang dikembangkan oleh AAMD (America Association of Mental Deficiency) sebagai berikut : “Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan (T. Sutjihati, 2007:104).
Ada beberapa pengukuran tes intelegensi untuk menentukan klasifikasi ketunagrahitaan diantaranya dengan menggunakan skala Binet dan Wechler. Di bawah ini digambarkan secara jelas klasifikasi Tunagrahita berdasarkan ranking skor IQ.
Tabel 2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Derajat Keterbelakangannya
Tingkat Ketidakmampuan
Berdasarkan Skor IQ Binet
Berdasarkan Skor IQ Wechler
Mild (Ringan)
Moderate (Sedang)
Severe (Berat)
Profound (Sangat Berat)
68-52
51-36
25-20
Kurang dari 19
69-55
54-40
39-25 ekstrapolated
Kurang dari 24-ektrapolated
(Sumber Blake dalam Sutjihati, 2007:108)
Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil yaitu mereka yang memiliki IQ 51-36 menurut Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC). Anak terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun. Mereka dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living), serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.
Umumnya perkembangan pada anak tunagrahita sedang sangat lambat, sehingga mereka dapat dikatakan memerlukan pengawasan berkelanjutan sepanjang hidupnya serta mereka membutuhkan penanganan dengan tepat sesuai tahap perkembangan yang telah mereka capai. Anak tunagrahita sedang umumnya terjadi kurangnya keseimbangan dan koordinasi motorik, pada segi emosi mereka cenderung mudah marah, mudah terpengaruh dan kurang mempunyai dorongan. Hal-hal tersebut memiliki hubungan sebab akibat dengan rendahnya tingkat kecerdasan yang mereka miliki, selaras dengan pendapat Efendi (2009:96 “…..kelemahan  kecerdasan disamping berakibat pada kelemahan fungsi kognitif, juga berpengaruh pada sikap dan keterampilan lainnya”. Karakteristik yang pada umumnya tampak pada anak tunagrahita sedang sebagaimana digambarkan oleh Astati (2001:7)
a.       segi fisik
keadaan fisik tunagrahita sedang tidak sebaik penyandang tunagrahita ringan. Mereka mengalami kurang keseimbangan, kurang koordinasi gerak sehingga ada diantara mereka yang mengalami keterbatasan dalam bergerak
b.      segi kecerdasan
kelompok ini mencapai kecerdasan yang sama dengan anak normal yang berusia 7 atau 8 tahun
Anak tunagrahita sedang dikategorikan sebagai anak tunagrahita mampu latih dengan ciri-ciri yang dapat diidentifikasikan diantaranya dapat mempelajari tentang perawatan dirinya dalam berpakaian, ke toilet, makan, membersihkan diri dan rumahnya dan keterampilan lain yang dapat membuat mereka tidak selalu membutuhkan orang tuanya atau orang lain bagi kelangsungan hidupnya sehari-hari. Dapat belajar dan bergaul dengan anggota keluarganya dan tetangga dekatnya, membantu melakukan pekerjaan rutin di sekitar lingkungan rumahnya. Pada umumnya tidak dapat diharapkan belajar menguasai keterampilan membaca dan menulis dan berhitung secara sempurna. Mereka mampu berbicara dengan keterampilan berbahasa yang sederhana. Namun mereka pada dasarnya masih memerlukan perawatan, pengawasan dan dukungan bantuan sepanjang hayatnya.

Mengacu pada keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa karakteristik anak tunagrahita sedang memiliki perbedaan dengan anak normal sehingga lemah dalam segi fisik dan motorik, kurang mampu menarik kesimpulan dari yang dibicarakannya, sulit berpikir abstrak, cenderung menarik diri, kurang percaya diri, dan dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya sederhana.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive