Monday, December 25, 2017

Pertanyaan Seputar Media Dalam Pembelajaran di PAUD

1.    Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya  mengingat perkembangan anak  pada  saat  itu  berada  pada  masa  berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang Pendidik PAUD pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Media akan banyak membantu tugas guru dalamkegiatan mengajarnya.Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajarsebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan Anakdan interaksi Anak dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utamamedia pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjangpenggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaanmedia pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas belajar-mengajaryang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar Anak

2. Adapun macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini dapat diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio visual.
a.         Media visual
Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Garis tidak lain merupakan kumpulan dari titik-titik misalnya garis horizontal, vertikal, lengkung, dan lain-lain. Bentuk adalah sebuah konsepsi simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep lainnya.
Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Gambar merupakan media visual yang paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan yang menggambarkan orang, tempat, dan benda dalam berbagai variasi. Gambar secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sketsa, lukisan dan foto. Sketsa biasa disebut juga sebagai gambar garis, yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok suatu objek tanpa detail. Lukisan adalah gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu obyek atau situasi. Foto adalah hasil pemotretan atau photografi menggunakan kamera foto.
Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media visual yang dapat diproyeksikan merupakan media yang menggunakan alat proyeksi untuk menayangkan gambar atau tulisan yang akan tampak pada layar misalnya gambar bergerak. Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati, media grafis, media model dan media realia. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik. Media grafis adalah media pandang dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengomunikasikan pesan-pesan pembelajaran. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran di TK seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada anak.
Dari definisi-definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa media visual merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berupa sesuatu yang dapat dilihat secara visual oleh mata, ada yang berbentuk dua dimensi seperti lukisan, foto serta ada yang berbentuk tiga dimensi seperti patung atau model kerja.
b.        Media Audio
Audio berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Kemampuan mendengar manusia berada pada daerah frekuensi antara 20 sampai 20.000 hertz. Di luar itu, manusia tidak mampu lagi mendengarkannya .
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran maka suara-suara ataupun bunyi direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar. Jika suara atau bunyi tadi diperdengarkan ke peserta didik melalui pemancar radio maka media tersebut dikatakan sebagai radio.


c.         Media Audio Visual
Media ini  dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio visual terbagi dua macam yakni audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset dan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

3. Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir anak. Anak  usia dini berada pada tahapan praoperasional-intuitif. Anak sudah mengenal kegiatan mengelompokkan, mengukur, dan menghubungkan objek-objek, namun mereka belum sadar mengenai prinsip-prinsip yang melandasinya. Karakteristik anak pada tahap ini yaitu pemusatan perhatian pada satu dimensi dan mengesampingkan dimensi lainnya. Perkembangan fisik anak pun sudah mulai melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkannya seperti berjalan, berlari, melempar, dan menendang. Hal tersebut harus diperhatikan oleh guru TK agar memberikan pembelajaran yang dapat memfasilitasi perkembangan kognitif anak secara optimal.

Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media pembelajaran di TK untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA. Media pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3 dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar harus dibedakan. Media pembelajaran di TK tentunya tidak boleh serinci media pembelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA.  Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive