Thursday, December 7, 2017

Artikel Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Siswa


a. Pengertian.
Dalam kamus bahasa Indonesia peran mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat, peran yang terutama ditentukan oleh ciri-ciri individual yang sifatnya khas dan istimewa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 751).
Pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam system kependidikan, karena ia yang akan mengantarkan anak didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama komponen yang lain terkait dan lebih bersifat komplementatif.
Al-Ghazali mempergunakan istilah pendidik dengan bebagai kata seperti, al-mualim (guru), al-mudarris (pengajar), al-muaddib (pendidik), dan al-walid (orang tua). Dalam Islam yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik adalah orang tua (ayah-ibu) anak didik (Muhaimin, 2003: 210). Sebagai tenaga pengajar guru harus mempunyai kemampuan profesional dalam bidangnya maka guru dapat melaksanakan peranya yakni (Hamalik, 1995: 9) :
1)        Sebagai fasilitator yang memudahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar.
2)        Sebagai pembimbing yang membantu siswa mangatasi kesulitan.
3)        Sebagai penyedia lingkungan yang menciptakan lingkungan yang menantang bagi siswa agar malakukan kegiatan belajar.
4)        Sebagai komunikator yang melakukan komunikasi dengan siswa.
5)        Sebagai inovator yang turut menyebarkan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat.
6)        Sebagai model yang mampu memberi contoh baik kepada siswa.
7)        Sebagai evaluator yang mengadakan penilaiaan terhadap siswa.
8)        Sebagai manager yang memimpin siswa.
9)        Sebagai agen kognitif yang menyebarkan ilmu pengetahuan.
10)    Sebagai agen moral dan politik yang membina moral peserta didik dan menunjang upaya pembelajaran.

Di samping guru sebagai sumber belajar ternyata masih banyak peran yang harus dilaksanakan dalam upaya membelajarkan siswa (Sanjaya, 2005: 148):
1). Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2). Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
3). Guru sebagai demonstrator
Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya. Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa, sebagai demonstrator dapat diartikan guru harus menjadi teladan bagi siswa.
4). Sebagai evaluator
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran.


Al-Ghazali mengemukakan bahwa pendidik atau guru mempunyai kewajiban (Ridla, 2002: 129-132):
1). Menyayangi peserta didik.
2). Mau menyampaikan atau mengajarkan ilmunya dengan ikhlas.
3). Dalam memberi pelajaran mengikuti tuntuna Rosululloh SAW.
4). Memberi nasihat kepada peserta didik.
5). Mencegah siswa agar tridak jatuh kepada akhlak tercela.
6). Menyampaikan materi sesuai kemapuan siswa.
7). Tidak memandang rendah keilmuan yang lain.
b. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi.
Mendidik anak untuk sholat berarti juga mendidik anak agar menjadi anak yang beriman, bertakwa dan berahlak mulia. Ada beberapa usaha-usaha yang di lakukan untuk menanamkan iman di antaranya memberikan contoh atau teladan, membiasakan ibadah, memberikan motivasi atau dorongan, memberikan hadiah (Ahmad Tafsir, 1992: 78), menegakan kedisiplinan,  menghukum apabila anak salah, menciptaka suasana kondusif yang
berpengaruh dalam pertumbuhan positif.
1) Memberikan contoh atau teladan
Menurut bahasa, qudwah berarrti uswah : yang dalam bahasa Indonesia berarti keteladanan atau contoh, meneladani atau mencontoh sama dengan mengikuti suatu pekerjaan yang dilakukan sebagaimana adanya (Rohadi Abdul Fatah dan M Toha Taufik, 2004: 50). Keteladanan dari seorang guru merupakan hal yang diperlukan, karena biasanya para siswa akan memperhatikan tindak tanduk dari seorang guru dalam bertingkah laku.
Seorang pendidik harus memikliki kepribadian yang baik, karena ialah yang akan mendidik dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak masa depan anak didiknya. Oleh karena itu guru harus menjadi teladan bagi siswanya sendiri.
Konsep keteladanan sudah di berikan dengan cara Allah mengutus Nabi Muhammad SAW. Untuk menjadi panutan yang baik bagi umat islam sepanjang sejarah dan bagi semua manusia disetiap masa dan tempat, guru bagaikan lampu terang dan bulan penunjuk jalan, keteladanan ini harus senantiasa dipupuk, dipelihara dan dijaga oleh pengemban risalah. Guru harus memiliki sifat tersebut sebab guru ibarat naskah asli yang hendak dikopi.
2) Membiasakan ibadah
Metode pembiasaan merupakan metode memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku baik sesuai dangan ajaran agama Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan. Penanaman ibadah kepada siswa dapat di lakukan dalam bentuk pembiasaan karena pembiasaa akan berjalan dan berpengaruh karena sematamata oleh kebiasaan itu sendiri. Dengan metode pembiasaan maka diharapkan ibadah dapat menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi siswa.
3) Menegakan disiplin
Menegakan disiplin merupakan usaha yang sifatnya pembiasaan tapi dalam hal ini pembiasaa dengan mendisiplinkan siswa agar siswa mampu mendisiplinkan diri dalam hal beribadah seperti sholat tepat pada waktunya dan sholat berjamaah. Di harapkan dengan menegakan kedisiplinan akan tertanam dalam hati siswa untuk mandisiplinkan diri, baik dalam urusan ibadah maupun dalam urusan yang lain.
4) Memberikan motivasi atau dorongan
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Perilaku individu tidak berdiri sendiri selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada satu tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi peserta didik adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar peserta didik besedia dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua atau guru karena anak yang memiliki motivasi akan memungkinkan ia akan mengembangkan diri. Dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam proses pendidikan berfungsi memberikan dorongan kepada anak didik untuk melakukan aktifitas dalam pendidikan sehingga dapat menghasilkan perubahan bagi siswa secara kognitif, afektif, psikomotor.
Bentuk-bentuk motivasi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa (Djamarah dan Zain, 2006 : 149) :
a). Memberi Angka
Angka dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada siswa biasanya berfariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka atau nilai bisa memberi motivasi, apabila hasil nilai yang dicapai siswa kurang baik dan nilai yang dicapai siswa lain lebih tinggi maka siswa tersebut akan termotivasi untuk bisa menyamai atau melampaui nilai dari temannya.
b).Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan atau cenderamata. Hadiah diberikan tidak harus pada akhir semester atau pada saat pembagian rapor, tetapi bisa saja diberikan pada saat siswa rajin melaksanakan sesuatu, dalam konteks ini adalah dalam melaksanakan ibadah sholat. Hadiah tidak harus yang mahal-mahal tetapi cukup yang bisa memotivasi untuk lebih meningkatkan motivasi agar lebih rajin, hadiah juga bisa
memotivasi teman-teman yang lain agar lebih giat dalam melaksanakan ibadah sholat.
c).Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji, tidak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik. Pujian yang diberikan hendaknya sewajarnya saja, tidak boleh berlebihan, untuk memberikan pujian kepada siswa yang rajin dalam melaksanakan sholat berjamaah adalah “bagus, tingkatkan sholat berjamaahmu”.
d).Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, menaikan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerak fisik yang dapat memberikan motivasi kepada anak.
e). Memberi Tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar anak didik.
f). Memberi Ulangan
Ulangan adalah salah satu strategi penting dalam pengajaran. Ulangan diberikan kepada anak didik adalah agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat menerima materi yang telah disampaikan.
g). Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri seseorang, setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Demikian juga pada siswa, siswa akan selalu menanti hasil dari ulangan yang telah di laksanakan, jadi guru harus cepat memberitahukan hasil yang di capai siswa dalam ulangan agar siswa bisa termotivasi setelah melihat hasil ulngan yang telah dicapai.
h). Hukuman
Hukuman adalah reinforcement yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman dimaksud disini tidak seperti hukuman penjara, tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik.
Ada beberapa motivasi yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan atau menumbuhkan motivasi belajar pada siswa (Sanjaya, 2006 : 29) :
a). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka, semakin jelas tujuan yang ingin dicapai maka akan kuat motivasi belajar pada siswa.
b). Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, di antaranya :
1). Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi dengan kebutuhan siswa.
2).Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa
gagal mencapai hasil yang optimal.
3).Gunakan pelbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain-lain.
c). Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang meyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.
Usahakan agar kelas selama dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d). Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya berupa kat-kata, justru ada anak yang merasa tidak senang dengan katakata.
Pujian sebagai penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
e). Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat, bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segara agar siswa secapat mugkin dapat mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
f). Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan ”bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
g). Ciptakan persaingan dan kerja sama
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses belajar siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sunggguh-sungguh untuk memperoleh hasil nilai yang terbaik, untuk itu guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik kelompok maupun antar individu.
5) Memberi hadiah
Memberi hadiah merupakan motivasi kepada siswa yang berprestasi atau yang rajin melaksanakan ibadah dengan tujuan agar siswa tetap rajin melaksanakan ibadah sholat dan mempengarui siswa lain agar mencontoh siswa yang mendapat hadiah.
Dalam memberikan hadiah, siswa diharapkan tidak hanya mencari hadiah akan tetapi benar-benar sadar bahwa sholat merupakan kewajiban bagi umat islam yang sudah baligh.
6) Menghukum yang bersifat mendidik
Menghukum apabila siswa bersalah merupakan usaha yang diberikan kepada siswa apabila terpaksa dan hukumannya bersifat mendidik dalam rangka mendisiplinkan siswa sehingga hukuman itu memberikan kesadaran siswa bahwa mereka telah melakukan kesalahan, dengan harapan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
7) Menciptakan suasana yang kondusif yang berpengaruh dalam pertumbuhan positif
Keadaan sekolah yang kondusif akan mempengaruhi perkembangan peserta didik, suasana yang kondusif bisa berupa pembelajaran yang kondusif di lingkungan sekolah sehingga akan mempengarui tingkah laku dan pola pada anak didik.


No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive