a.
Pengertian.
Dalam kamus bahasa Indonesia peran mempunyai arti perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat, peran yang
terutama ditentukan oleh ciri-ciri individual yang sifatnya khas dan istimewa
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 751).
Pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam system kependidikan, karena
ia yang akan mengantarkan anak didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama
komponen yang lain terkait dan lebih bersifat komplementatif.
Al-Ghazali mempergunakan istilah pendidik dengan bebagai kata seperti, al-mualim
(guru), al-mudarris (pengajar), al-muaddib (pendidik), dan al-walid
(orang tua). Dalam Islam yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan
anak didik adalah orang tua (ayah-ibu) anak didik (Muhaimin, 2003: 210). Sebagai
tenaga pengajar guru harus mempunyai kemampuan profesional dalam bidangnya maka
guru dapat melaksanakan peranya yakni (Hamalik, 1995: 9) :
1)
Sebagai fasilitator yang memudahkan siswa untuk melaksanakan
kegiatan belajar.
2)
Sebagai pembimbing yang membantu siswa mangatasi kesulitan.
3)
Sebagai penyedia lingkungan yang menciptakan lingkungan yang menantang
bagi siswa agar malakukan kegiatan belajar.
4)
Sebagai komunikator yang melakukan komunikasi dengan siswa.
5)
Sebagai inovator yang turut menyebarkan usaha-usaha pembaruan
kepada masyarakat.
6)
Sebagai model yang mampu memberi contoh baik kepada siswa.
7)
Sebagai evaluator yang mengadakan penilaiaan terhadap siswa.
8)
Sebagai manager yang memimpin siswa.
9)
Sebagai agen kognitif yang menyebarkan ilmu pengetahuan.
10)
Sebagai agen moral dan politik yang membina moral peserta
didik dan menunjang upaya pembelajaran.
Di samping guru sebagai sumber belajar ternyata masih banyak peran yang
harus dilaksanakan dalam upaya membelajarkan siswa (Sanjaya, 2005: 148):
1).
Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan
proses belajar mengajar.
2).
Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
3).
Guru sebagai demonstrator
Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya.
Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa, sebagai
demonstrator dapat diartikan guru harus menjadi teladan bagi siswa.
4).
Sebagai evaluator
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran.
Al-Ghazali mengemukakan bahwa pendidik atau guru mempunyai kewajiban
(Ridla, 2002: 129-132):
1).
Menyayangi peserta didik.
2).
Mau menyampaikan atau mengajarkan ilmunya dengan ikhlas.
3).
Dalam memberi pelajaran mengikuti tuntuna Rosululloh SAW.
4).
Memberi nasihat kepada peserta didik.
5).
Mencegah siswa agar tridak jatuh kepada akhlak tercela.
6).
Menyampaikan materi sesuai kemapuan siswa.
7).
Tidak memandang rendah keilmuan yang lain.
b.
Upaya guru dalam meningkatkan motivasi.
Mendidik anak untuk sholat berarti juga mendidik anak agar menjadi anak
yang beriman, bertakwa dan berahlak mulia. Ada beberapa usaha-usaha yang di
lakukan untuk menanamkan iman di antaranya memberikan contoh atau teladan,
membiasakan ibadah, memberikan motivasi atau dorongan, memberikan hadiah (Ahmad
Tafsir, 1992: 78), menegakan kedisiplinan,
menghukum apabila anak salah, menciptaka suasana kondusif yang
berpengaruh
dalam pertumbuhan positif.
1)
Memberikan contoh atau teladan
Menurut bahasa, qudwah berarrti uswah : yang dalam bahasa Indonesia
berarti keteladanan atau contoh, meneladani atau mencontoh sama dengan
mengikuti suatu pekerjaan yang dilakukan sebagaimana adanya (Rohadi Abdul Fatah
dan M Toha Taufik, 2004: 50). Keteladanan dari seorang guru merupakan hal yang
diperlukan, karena biasanya para siswa akan memperhatikan tindak tanduk dari
seorang guru dalam bertingkah laku.
Seorang pendidik harus memikliki kepribadian yang baik, karena ialah yang
akan mendidik dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya. Kepribadian itulah
yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan pembina yang baik
ataukah akan menjadi perusak masa depan anak didiknya. Oleh karena itu guru
harus menjadi teladan bagi siswanya sendiri.
Konsep keteladanan sudah di berikan dengan cara Allah mengutus Nabi
Muhammad SAW. Untuk menjadi panutan yang baik bagi umat islam sepanjang sejarah
dan bagi semua manusia disetiap masa dan tempat, guru bagaikan lampu terang dan
bulan penunjuk jalan, keteladanan ini harus senantiasa dipupuk, dipelihara dan
dijaga oleh pengemban risalah. Guru harus memiliki sifat tersebut sebab guru
ibarat naskah asli yang hendak dikopi.
2)
Membiasakan ibadah
Metode
pembiasaan merupakan metode memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
membiasakan sikap dan perilaku baik sesuai dangan ajaran agama Islam dan budaya
bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan. Penanaman ibadah kepada siswa dapat
di lakukan dalam bentuk pembiasaan karena pembiasaa akan berjalan dan
berpengaruh karena sematamata oleh kebiasaan itu sendiri. Dengan metode pembiasaan
maka diharapkan ibadah dapat menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi siswa.
3)
Menegakan disiplin
Menegakan
disiplin merupakan usaha yang sifatnya pembiasaan tapi dalam hal ini pembiasaa
dengan mendisiplinkan siswa agar siswa mampu mendisiplinkan diri dalam hal
beribadah seperti sholat tepat pada waktunya dan sholat berjamaah. Di harapkan
dengan menegakan kedisiplinan akan tertanam dalam hati siswa untuk
mandisiplinkan diri, baik dalam urusan ibadah maupun dalam urusan yang lain.
4)
Memberikan motivasi atau dorongan
Motivasi
adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu
kegiatan mencapai tujuan. Perilaku individu tidak berdiri sendiri selalu ada
hal yang mendorongnya dan tertuju pada satu tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi
peserta didik adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar peserta didik besedia
dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua atau
guru karena anak yang memiliki motivasi akan memungkinkan ia akan mengembangkan
diri. Dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam proses pendidikan berfungsi
memberikan dorongan kepada anak didik untuk melakukan aktifitas dalam
pendidikan sehingga dapat menghasilkan perubahan bagi siswa secara kognitif,
afektif, psikomotor.
Bentuk-bentuk motivasi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa (Djamarah dan Zain, 2006 : 149) :
a).
Memberi Angka
Angka
dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak
didik. Angka yang diberikan kepada siswa biasanya berfariasi sesuai hasil
ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka atau nilai
bisa memberi motivasi, apabila hasil nilai yang dicapai siswa kurang baik dan
nilai yang dicapai siswa lain lebih tinggi maka siswa tersebut akan termotivasi
untuk bisa menyamai atau melampaui nilai dari temannya.
b).Hadiah
Hadiah
adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau
kenang-kenangan atau cenderamata. Hadiah diberikan tidak harus pada akhir
semester atau pada saat pembagian rapor, tetapi bisa saja diberikan pada saat
siswa rajin melaksanakan sesuatu, dalam konteks ini adalah dalam melaksanakan
ibadah sholat. Hadiah tidak harus yang mahal-mahal tetapi cukup yang bisa
memotivasi untuk lebih meningkatkan motivasi agar lebih rajin, hadiah juga bisa
memotivasi
teman-teman yang lain agar lebih giat dalam melaksanakan ibadah sholat.
c).Pujian
Pujian
adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji, tidak peduli tua
atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu pekerjaan yang telah
diselesaikan dengan baik. Pujian yang diberikan hendaknya sewajarnya saja,
tidak boleh berlebihan, untuk memberikan pujian kepada siswa yang rajin dalam
melaksanakan sholat berjamaah adalah “bagus, tingkatkan sholat berjamaahmu”.
d).Gerakan
Tubuh
Gerakan
tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol,
tepuk tangan, memberi salam, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, menaikan
tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerak fisik yang dapat memberikan motivasi
kepada anak.
e).
Memberi Tugas
Tugas
adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat
memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan
dari tugas belajar anak didik.
f).
Memberi Ulangan
Ulangan
adalah salah satu strategi penting dalam pengajaran. Ulangan diberikan kepada
anak didik adalah agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat
menerima materi yang telah disampaikan.
g).
Mengetahui Hasil
Ingin
mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri seseorang,
setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Demikian
juga pada siswa, siswa akan selalu menanti hasil dari ulangan yang telah di
laksanakan, jadi guru harus cepat memberitahukan hasil yang di capai siswa
dalam ulangan agar siswa bisa termotivasi setelah melihat hasil ulngan yang
telah dicapai.
h).
Hukuman
Hukuman adalah reinforcement yang negative, tetapi diperlukan dalam
pendidikan. Hukuman dimaksud disini tidak seperti hukuman penjara, tetapi
adalah hukuman yang bersifat mendidik.
Ada beberapa motivasi yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan atau
menumbuhkan motivasi belajar pada siswa (Sanjaya, 2006 : 29) :
a).
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan
yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ingin dibawa. Pemahaman siswa
tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang
pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka, semakin jelas
tujuan yang ingin dicapai maka akan kuat motivasi belajar pada siswa.
b).
Membangkitkan minat siswa
Siswa
akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar.
Beberapa
cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, di antaranya :
1).
Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat
siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu
berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan
materi dengan kebutuhan siswa.
2).Sesuaikan
materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi
pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh
dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang
terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan
siswa
gagal
mencapai hasil yang optimal.
3).Gunakan
pelbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja
kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain-lain.
c).
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa
hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang
meyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.
Usahakan
agar kelas selama dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang.
Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d).
Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
Motivasi
akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.
Pujian tidak selamanya berupa kat-kata, justru ada anak yang merasa tidak
senang dengan katakata.
Pujian
sebagai penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan
anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
e).
Berikan penilaian
Banyak
siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka
belajar dengan giat, bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang
kuat. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segara agar siswa
secapat mugkin dapat mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan
secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
f).
Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa
butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang
positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan
komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan ”bagus” atau “teruskan
pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
g).
Ciptakan persaingan dan kerja sama
Persaingan
yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
belajar siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan
sunggguh-sungguh untuk memperoleh hasil nilai yang terbaik, untuk itu guru
harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik
kelompok maupun antar individu.
5)
Memberi hadiah
Memberi
hadiah merupakan motivasi kepada siswa yang berprestasi atau yang rajin
melaksanakan ibadah dengan tujuan agar siswa tetap rajin melaksanakan ibadah
sholat dan mempengarui siswa lain agar mencontoh siswa yang mendapat hadiah.
Dalam
memberikan hadiah, siswa diharapkan tidak hanya mencari hadiah akan tetapi
benar-benar sadar bahwa sholat merupakan kewajiban bagi umat islam yang sudah
baligh.
6)
Menghukum yang bersifat mendidik
Menghukum
apabila siswa bersalah merupakan usaha yang diberikan kepada siswa apabila
terpaksa dan hukumannya bersifat mendidik dalam rangka mendisiplinkan siswa
sehingga hukuman itu memberikan kesadaran siswa bahwa mereka telah melakukan
kesalahan, dengan harapan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
7)
Menciptakan suasana yang kondusif yang berpengaruh dalam pertumbuhan positif
Keadaan
sekolah yang kondusif akan mempengaruhi perkembangan peserta didik, suasana
yang kondusif bisa berupa pembelajaran yang kondusif di lingkungan sekolah
sehingga akan mempengarui tingkah laku dan pola pada anak didik.
No comments:
Post a Comment