Di dalam proses pembelajaran tari, guru
harus dapat menciptakan suasana kebebasan bergerak kepada siswa didiknya. Guru
diharapkan membimbing siswa dapat mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri
yang unik sesuai dan cara bergerak sesuai dengan perasaannya. Bentuk kegiatan
guru dalam membimbing siswa didiknya belajar menari, adalah: (1) latihan
mempersiapkan tubuh sebagai alat ekspresi, (2) latihan gerak kepala, tangan,
badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa didiknya bahwa seluruh
anggota badan merupakan sumber gerak tari, (3) latihan bergerak dengan ritme
untuk tujuan memperkenalkan dan membiasakan siswa menanggapi birama, tempo dan
frase dalam musik iringan tarinya, (4) latihan bergerak dengan arah untuk
tujuan membiasakan siswa dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari, (5)
latihan bergerak dengan membentuk formasi untuk tujuan melatih konsentrasi,
dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan melatih kemampuan bekerja
sama dalam kelompok. Kemampuan guru tari kreatif lebih cenderung berkaitan
dengan visi misi sekolah yang dikembangkan sehingga tari kreatif lebih
menyesuaikan dengan sekolah masing-masing ;
Pelajaran seni tari kreatif merupakan
pelajaran yang mengacu pada visi dan misi sekolah, sehingga Input pelajaran
tari mengikuti tema atau sub tema yang berlaku di sekolah anggapan terhadap
pelajaran seni tari yang tidak penting disekolah. Padahal, dengan memberikan
pelajaran tentang seni tari akan memberikan pengaruh positif bagi siswa, yaitu
mengembangkan kreativitas siswa dan melatih sosialisasi siswa. Agar Output
kreativitas siswa lebih berkembang dan bentuk karya tari yang sesuai dengan
harapan meningkatkan kecerdasan siswa, maka kreativitas yang dapat dimunculkan
dengan cara memotivasi siswa menciptakan gerak-gerak kreatif.
Proses pemunculan kreativitas tidak dapat
diwujudkan secara sekonyong-konyong atau instan. Pemunculan kreativitas
diperlukan sebuah proses melalui pemberian kesempatan untuk bersibuk diri
secara kreatif. Bahwa pada siswa sekolah hendaknya kreativitas sebagai proses
yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang
bermakna dan bermanfaat. Jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif
yang memenuhi standar mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan
keasyikan anak untuk berkreasi.
Treatment tari kreatif Menurut Smith (1989 :
20) ada beberapa rangsangan yang dapat memotivasi siswa bergerak kreatif, yaitu
rangsang auditif, visual, kinestetik, gagasan, dan peraba. Rangsang auditif
meliputi berbagai suara dan bunyi-bunyian, seperti manusia, suara binatang,
suara angin, bunyi alat atau instrumen musik, dsb. Rangsang visual dapat
ditimbulkan dari gambar, patung, obyek alam, topeng, dsb. Rangsang kinestetik
adalah rangsang yang muncul dari gerak tari/gerak yang indah, atau menampilkan
pameran gerak saja. Rangsang gagasan berupa cerita, dongeng, cerpen, atau
peristiwa tertentu. Rangsang peraba adalah rangsang yang menghasilkan respon
yang kemudian menjadi motivasi untuk gerak tari.
No comments:
Post a Comment