1. Teori Model Pembelajaran menurut para ahli :
a. Model
pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat
digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung;
pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan
learning strategi.
b.
Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega
(1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model
interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan
strategi pembelajaran.
c. Menurut
E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing);
(3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4)
Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular
Instruction).
2. Macam-macam model pembelajaran di PAUD
a). Model Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara
klasikal). Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan
dipendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat
terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan
perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak
ditinggalkan.
b). Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan PAUD di
Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah
banyak PAUD yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah
pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya
anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan
kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan
2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian
kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari
pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di
kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak
tersebut dapat bermain pada tempat tertentu didalam kelas yang telah disediakan
guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya
disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan
dengan tema atau sub tema yang dibahas.
c). Model Pembelajaran Sudut
Kegiatan belajar mengajar dengan sudut model pembelajaran berdasarkan
sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama
dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan merupakan pusat
kegiatan berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut
kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan
tema atau sub tema yang dibahas.
d). Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan
minatnya. Pembelanjarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan peda pengalaman
belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan
serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu : area ibadah/imtak,
balok, bahasa, drama, matematika, IPA, music, seni/motorik halus, pasir dan
air, membaca dan menulis.
Area belajar pada pembelajaran berdasarkan minat antara lain :
Area Ibadah/Imtak
Maket masjid, gambar tata cara shalat, ambar tata cara berwudu, sajadah,
mukena, paci, kain sarung, kerudung, buku iqra, kartu huruf hijaiyah, tasbuh,
juz ‘amma, Alquran, dan sebagainya yang meliputi alat-alat permainan lima aspek
rukun Islam dari syahadah sampai dengan haji.
Area Balok
Balok-balok berbagai ukuran dan warna, logo, lotto sejenis, lotto berpasangan,
kepingan geometri dan triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri,
kendaraan tiruan (laut, udara dan darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus
berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es
krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan sebagainya.
Area Berhitung/Matematika
Lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep
bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek,
ukuran tebal tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan,
pnggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan,
papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan
sebagainya.
Area IPA
Macam-macam gambar binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang,
gambar-gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah,
kacang hiaju, beras), kerang, batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnit,
mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan
sebenarnya, gelas ukuram, gelas pencampur warna, nuansa warna, meteran,
penggaris, benda-benda kasar halus (batu, batu-bata, amplas, besi, kayu, kapas,
dll), benda-benda pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka,
garam, sirup, cabe, dll), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih,
lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dll).
Area Musik
Seruling, kastanyet, meracas, organ kecil, tamburin, kerincingan,
triangle, gitar kecil, wood block, kulintang, angklung, biola, piano,
harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya.
Area Bahasa
Buku-buku cerita, gambar seni, kartu kategori kata, nama-nama hari, boneka
tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama- hari, kartu nama-nama
bulan, majalah peserta didik, Koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan
sebagainya.
Area Membaca dan Menulis
Buku-buku perpustakaan, buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu
kata, kartu gambar, dan sebagainya.
Area Drama
Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil, meja
tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju
besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan,
penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko,
keranjang belanja, pisau mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas,
sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol,
telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju dokter-dokteran, dan
sebagainya.
Area Pasir/Air
Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk,
botol-botol, plastic, tabung air, cangkir plastic, literan air, corong, sekop
kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan-cetakan ager
berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
Area Seni dan Motorik
Meja gambar, meja-kursi peserta duduk, krayon, pensil berwarna, pensil 2B,
kapur tulis, arang, buku gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting,
kertas warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
e). Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya
dilakukan di dalam ‘lingkaran” (circle times) dan sentra bermain.
Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar
untuk memberikan pijakan sbelum dan sesudah bermain.
Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai pijakan
lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik
dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang, serba seimbang. Sentra yang
dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap RA.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal
kegiatan sampai akhir dan focus oleh satu kelompok usia RA dalam satu sentra
kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermainyaitu
bermain sensorimonitor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif
(membangun pemikiran anak).
Bermain sensorimonitor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan
menghasilkan sebagai gerakan sebagai reaksinya. Anak RA belajar melalui panca
inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar
air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain. Bermain peran terdiri
dari bermain makro (besar) bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik),
pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Anak bermain dengan benda
untuk membantu menghadirkan konsep yang telah dimilikinya.
Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide,
dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain konstrusi,
yaitu bermain konstruksi sifat cair (air, pasir, spidol, dll) dan bermain
konstruksi terstruktur (balok-balok, lego, dll).
Sentra bermain terdiri dari :
1). Sentra Bahan Alam dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini
adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, bata, biji-bijian, dan lain-lain. Alat
yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain.
Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman
bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk
mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus
yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahtangan dan
menstimulasi system kerja otak anak.
2). Sentra Block
Sentra
block berisi berbagai macam block dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan
tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan
balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan
berpikir dan memecahkan masalah.
3). Sentra Seni
Bahan-bahan
yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting,
kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar. Sentra
seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide,
gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya)
melalui metode proyek.
4). Sentra Bermain Peran
Sentra
bermain peran terdiri dari : sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak
sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket
meja-kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud
dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka
dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai macam benda untuk
bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga”
dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.
5). Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu
angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan persiapan menulis
serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan,
menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual
anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar ketrampilan social
(berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah).
6). Sentra Agama
Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan
ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang
abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.
7). Sentra Musik
Bahan yang
dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana,
tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra music memfasilitasi anak untuk
memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh,
bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan anak
tentang irama, birama(ketukan), dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan
menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana,
dan lain-lain.
Dalam
mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan adalah
densitas dan intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang
disediakan, sedangkan intensitas berkaitan dengan waktu yang diperlukan.
Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam model
pembelajaran sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process)
adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan untuk
mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum
bermain, pijakan selama bermain, dan pijakan setelah bermain.
1.
Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan
menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal
kegiatan yang telah disusun untuk memberikan gagasan kepada anak agar
dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
2.
Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal
dimana guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di
sentra.
3.
Pijakan selama bermain adalah dukungan yang
diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap
perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.
4.
Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan
kegiatan dimana guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak selama
bermain.
No comments:
Post a Comment