Sistem pernapasan pada manusia adalah salah satu sistem
organ yang sangat penting. Karena jika manusia tidak bernapas selama beberapa
menit, maka dia akan mati. Sama seperti sistem organ yang lain, sistem
pernapasan pada manusia juga bisa mengalami gangguan atau kelainan yang
mempengaruhi sistem itu sendiri. Nah, apa sajakah penyakit pada sistem
pernapasan pada manusia? Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Faringitis
Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga
timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa
kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang
biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga
dapat terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat
menelan dan rasa kering di kerongkongan.
2. Asma
Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative
for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu penanggulangan asma,
mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara yang menyalurkan
udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-paru tidak dapat menyerap
oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari
bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang
disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap
benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama
pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan
seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan
cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres (tekanan
psikologis).
Hampir separuh jumlah penderita mendapat asma karena alergi
ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif terhadap debu, obat, makanan,
dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut mempengaruhi timbulnya penyakit asma,
seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit sistem pernapasan manusia yang paling
banyak di derita di dunia. Di tahun 2010, penderita asma di seluruh dunia
berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah penderita asma di Indonesia mencapai
12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Asma bukanlah penyakit menular, sehingga jika ada salah satu anggota keluarga
yang terserang asma, anggota lain tidak perlu panik.
Gejala penyakit Asma antara lain:
Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.
Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan
tersenggal-senggal.
Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.
Badan terlihat letih dan lesu serta kurang bersemangat.
Rasa sesak dan berat di dada.
Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin.
Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu, atau jenis
makanan tertentu.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat
berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik.
Apabila gejala-gejala tersebut muncul, maka seseorang yang
menderita asma akan kesulitan untuk melakukan pernapasan dikarenakan adanya
kontraksi pada otot-otot bronkul yang mengakibatkan penyempitan pada saluran
pernapasan.
Saat serangan asma terjadi, biasanya penderita kronis
diberikan obat semprot yang mengandung epinefrine atau isoproterenol yang
dapat dihisap dengan segera saat terjadi serangan asma. Untuk tingkat akut,
epinefrin tidak lagi disemprotkan, namun diinjeksikan (disuntik) ke dalam tubuh
penderita.
Jika tidak ada epinefrine, penderita dapat ditolong
sementara dengan memberikan minuman hangat atau menghirup uap air panas. Bisa
juga dengan memberikan hembusan angin segar dari kipas angin untuk membantu
proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin tidak dapat dihilangkan dari
sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini dapat dikontrol agar gejala dan
serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.
Cara mencegah penyakit Asma:
Jangan tinggal ditempat yang kotor yang sudah kotor karna
polusi
Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
Selalu memakai baju hangat dan selendang leher saat cuaca
sedang dingin
Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan
napas panjang bila napas tidak kuat.
Sekitar 50 % penderita asma melakukan terapi pengobatan
alternatif, namun belum cukup bukti yang memastikan bahwa terapi-terapi
tersebut efektif mengobati asma.
3. Influenza (Flu)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala
yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan
tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut
saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala
dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama
sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.
Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang
sistem pernapasan pada manusia di seluruh dunia. Flu diakibatkan oleh virus RNA
dari keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu adalah badan menggigil, deman,
mata berair, hidung tersumbat kepala berat, disertai batuk, dan nyeri di
beberapa bagian tubuh.
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan
cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi
usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan.
Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara bermusim dingin dan
di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat berkembang dan
menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain
seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus
influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan
tersebut. Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat
batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara
terutama di ruangan tertutup.
Pengobatan terbaik flu adalah istirahat karena flu lebih
sering diakibatkan menurunnya daya tahan tubuh karena kelelahan. Minum air yang
banyak dan hangat dapat membantu meringankan gejala flu. Vitamin C dosis tinggi
(500 mg) dapat diberikan untuk membantu tubuh meningkatkan kekebalan tubuh.
Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan
saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan
C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang berat, menyebar secara cepat
dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah (pandemi). Virus
tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan penyebarannya tidak
secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan saja.
Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah
dengan mempergunakan test secara genetik.
Obat analgesik dan asetaminofen bisa diberikan agar flu
cepat hilang. Flu yang biasa menyerang orang dewasa dan anak kecil sekalipun
tidak terlalu berbahaya. Hanya saja kini ketakutan akan flu menjadi lebih tinggi,
terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai awal tahun 2000-an, dan
ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu Spanyol yang pernah
menjadi epidemi di tahun 1980-an.
Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat
bergantung dari jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian
apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air
ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan di
rongga hidung dan saluran nafas.
Tanda-tanda gejala flu yang tidak biasa ini hampir sama
dengan flu biasa, namun dengan intensitas yang lebih tinggi. Pada kasus flu
burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-tiba. Badan bisa menggigil
hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus ditangani secepatnya
oleh medis.
Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat
meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik sel yang
berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar melalui udara.
Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh
demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada
waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan rasa
dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran kemerahan pada
tenggorokan.
Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang
dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan
bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah putih,
tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula. Setelah masa
penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas
dan lemah.
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan
pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema
disebabkan hilangnya elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit
bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada
paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:
Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga
biasa dialami penderita emfisema.
Sesak dada
Batuk kronis
Kelelahan
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan
dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Cara mencegah penyakit Emfisema:
Penderita adalah perokok aktif, berhenti merokok dapat
membantu mencegah penderita dari penyakit ini.
Jika emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah
perkembangan penyakit. Pengobatan didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah
gejalanya ringan, sedang atau berat.
Perlakuan termasuk menggunakan inhaler, pemberian oksigen,
obat-obatan dan kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah
komplikasi.
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah
penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
5. Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran
bronkial. Sementara itu, pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan
pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitis adalah pembengkakan di laring,
sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus atau rongga hidung.
Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya
karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat terjadi karena tubuh
merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga
terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum adalah
batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis dapat
dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.
Batuk berdahak.
Sering sesak napas.
Flu yang berkepanjangan.
Mengi.
Tubuh mudah lelah.
Pembengkakan pada pergelangan kaki.
Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan
selaput lendir.
Kepala terasa sakit.
Penglihatan tampak kabur.
6. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang
terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk
jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan
komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam
dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyakit yang disebabkan oleh Asbestosis diantaranya:
Plakpleura (kalsifikasi)
Mesoteliome maligna
Efusi pleura
Cara mencegah penyakit Asebstosis:
Kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja
Para pekerja yang berhubungan dengan Asbes, dianjurkan untuk
berhenti merokok
7. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas
rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress,
kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada
seseorang yang menderita penyakit sinusitis.
Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.
Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
Sering bersin.
Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau
kekuning-kuningan.
Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga
daya tahan tubuh, menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi
buah-buahan.
8. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang seluruh organ tubuh
manusia, namun yang paling sering diserang adalah paru-paru (maka secara umum
sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru). Bakteri ini
menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil.
Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya
bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang
meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita
terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan:
Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi
untuk pertukaran udara paru-paru
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan
meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan
kapasitas difusi paru-paru
TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang
terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal
ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent tuberculosis tidak
menerima pengobatan maka akan berkembang manjadi active tuberculosis. Active
tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk
melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi terutama pada bagian paru-paru.
Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batu berdahak selama
tiga minggu atau lebih, dalam dahak pernah didapati bercak darah, demam selama
satu bulan lebih terutama pada siang dan sore, menurunnya nafsu makan dan juga
berat badan, sering berkeringat saat malam, dan sesak nafas.
Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk dunia telah
terinfeksi kuman tuberkulosis, dan hampir sepertiga orang yang terinfeksi
berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan
kematian.
Di Indonesia, kurang lebih ada 500.000 kasus baru TB setiap
tahunnya. Sepertiganya meninggal dunia. Besarnya jumlah kematian akibat TB
membuat Indonesia menduduki peringkat tiga jumlah dan kasus kematian penderita
TB yang merupakan penyakti menular ini.
TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut.
Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG
diberikan mulai dari bayi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat
bertahan untuk 10 – 15 tahun, sehingga pada usia 12 – 15 tahun dapat dilakukan
vaksinasi ulang.
Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan
antibiotik selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
Penularan TB paling banyak dan paling mudah melalui udara.
Itulah mengapa organ yang pertama kali diserang tuberkulosis adalah sistem
pernapasan manusia terutama paru-paru. Tuberkulosis dapat menjadi penyakit
kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup luas di paru-paru.
Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh, mulai
dari sistem saraf, sistem getah bening, hingga tulang dan persendian.
Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis milier.Orang-orang yang beresiko
tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna narkotika, para petugas
medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit.
Resiko penularan pada orang yang merokok lebih besar dua
kali lipat daripada orang yang tidak merokok. Demikian juga dengan orang yang
kecanduan alkohol dan penderita diabetes melitus, resiko penularan tuberkulosis
menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.
Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh penderita TB
banyak mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak dengan
kekebalan tubuh belum sempurna sangat rentan terhadap penularan TB, terlebih
jika mereka berada dalam satu lingkungan penderita TB. Untuk pencegahan
penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang wajib selain
hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.
Pengobatan yang rutin dan berhasil minimal memakan
waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran dan ketidakpatuhan penderita dalam
pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit diberantas. Pengobatan yang umum
digunakan melawan tuberkulosis adalah menggukan antibiotik jenis isoniazid dan
rifampisin.
Orang dengan penyakit tuberkulosis aktif biasannya diberikan
dua macam pengobatan antibiotik, hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi
bakteri terhadap antibiotik. Tinggkat penularan penyakitsistem pernapasan
manusia tuberkulosis sangat tinggi karena rendahnya kualitas lingkungan.
Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah dengan menjaga
lingkungan tetap bersih dan sehat. Kualitas udara yang buruk memperparah
penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga harus dijauhkan dari
anak-anak.
9. Pneumonia
Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru
yang disebabkan oleh Diplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus
dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah.
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh
iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit
lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.Namun
penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae,
atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang
yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa
menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia
dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan
satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan
dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan
bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah
menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.Cara penularan
virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada
beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit
Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti
penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung,
diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani
kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam
waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang
lemah.
Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami
irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi
muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat
menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah
putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu
infeksi.
Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU).
Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal
tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan
tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung
bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi
terkena Pneumonia.
Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi
dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan
peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan
masuknya bakteri atau virus.
Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi
besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah
satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring
statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media
berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia
tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab
Pneumonia itu sendiri, antara lain:
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan
pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai
benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum
tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat
Pneumonia akan kembali diderita.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan
pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan
istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi
yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan
pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi
nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan
dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur,
Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa (riak/dahak)
di paru-paru.
10. Dipteri
Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas.
Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut,
penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan
meninggal dunia.
11. Renitis
Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga
hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang
timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain bersin-bersin, hidung
gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa timbul karena
alergi atau faktor lain.
12. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit
yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring
(tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan
cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena
kekebalan tubuh yang menurun.
Perubahan suhu yang ekstrim terutama pada masa pancaroba
membuat daya tahan tubuh menurun. Namun kadang virus dan bakteri turut berperan
menyebabkan ISPA. Lebih dari 200 jenis virus dapat menyebabkan ISPA, namun
virus yang paling sering menyerang adalah rinovirus. Selain itu masihada juga
coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan enterovirus.
Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari
jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga
tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk,
suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan
terasa meningkat tidak seperti biasanya).
Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat
celcius, tenggorokan merah, pada kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah
menyerupai campak, telinga sakit dan mengeluarkan darah, dan pernafasan
berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat, gejala-gejalanya berupa bibir dan
kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan pernafasan berbunyi keras.
Bentuk-bentuk ISPA antara adalah rhinitis (radang pada
lubang mukos hidung), rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan faringitis
(radang pada faring), epiglotitis (radang pada laring atas), laringitis,
laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan trakeaitis (radang pada
trakea).
Rhinitis, faringitis, dan laringitis kadang disebut sebagai
flu biasa. Semua radang tersebut terjadi di sistem pernapasan manusia bagian
atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan antibiotik walupun virus penyebab ISPA
dapat hilang dengan sendirinya seiring perbaikan kekebalan tubuh penderita.
Pemberian antibiotik adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi yang lebih parah. Pada kasus ISPA dimana ingus dan dahak sudah berwara
hijau, antibiotik disarankan diberikan pada penderita karena dengan demikian
sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik juga dapat untuk
mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita ISPA.Infeksi
berlangsung kurang lebih 14 hari.
Setelah itu penderita secara umum akan normal kembali. Namun
penderita dengan kelainan maupun komplikasi akan mendapat ISPA lebih lama. Jika
sudah demikian, penderita memang harus memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi
orang dewasa ISPA merupakan penyakit ringan dan biasa, namun bagi anak apalagi
bayi, penyakit ini merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan kematian.
ISPA mudah menyerang anak-anak karena kekebalan tubuh yang
belum sempurna. Sekitar 40 % - 60 % pasien anak ke Puskesmas karena keluhan
ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang dari dua bulan sangat dapat menyebabkan
kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia belum sempurna. Kadang laring
harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.
13. Kanker Paru-Paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya.
Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru
adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan
kerusakan paru-paru.
Gejala-gejala umum penderita kanker paru-paru :
Pembekakan di wajah atau di leher
Napas sesak dan pendek-pendek
Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
Kelelahan kronis
Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin banyak
Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak jelas
Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
Suara serak/parau
14. SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah
penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo
Coronaviridae. Virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda
pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan
batuk. Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain
rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya
lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena
alergi terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.
15. Rinitis
Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh
virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi
terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.
16. Laringitis
Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau
kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak
merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
17. Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan
bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.
18. Tonsilitis
Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga
tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik
putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan
bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil
akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
Adapun gejala-gelaja tonsilitis adalah sebagai berikut.
Tenggorokan terasa sakit.
Terasa sakit saat menelan.
Tubuh mengalami demam tinggi.
Sering mengalami muntah
Mengalami kesulitan saat bernapas
Tidur mendengkur
Nafsu makan menurun
Timbul bau tidak sedap pada mulut
Timbul nyeri di sekitar otot
19. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen
ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah,
atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi
air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa),
keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). Gejala
penyakit Asfiksi:
Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira
4 menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar
karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata
sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan
terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba cepat. Tekanan darah terukur
meningkat.
Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya
berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai
hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun.
Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini
dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran
menurun sampai hilang dan relaksasi spingter.
Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat
pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti
kemudian mati.
20. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom
kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh
perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada
sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan
aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas
kerja otot.
Sumber:
1. Kelainan dan Gangguan Sistem Pernapasan Manusia
(budisma.web.id)
2. Macam-Macam penyakit sistem pernafasan manusia
(debbyzalina.com)
3. Beberapa Penyakit yang Menyerang Sistem Pernapasan pada
Manusia (bimbie.com)
4. Gangguan, Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan
Manusia (layartekno.blogspot.com)
5. Macam Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernafasan
Manusia (I) (ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com)
6. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia
(biologilma.blogspot.com)
7. Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia (anneahira.com)
8. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia
(artikelbagus.com)
9. Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia (apriyaninita.wordpress.com)
Informasi yang bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih infonya
Terima kasih atas perhatiannya.
ReplyDeleteKritik dan sarana kami nantikan pada artikel berikutnya