Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarang Thailand). Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir pada tahun 1100-an.
Banyak
faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat
penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna,
juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur
bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang
pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam. selain itu juga
penyebab lahirnya bayi kembar siam adalah karena adanya proses pembelahan sel
telur yang tidak sempurna.
Proses
Secara garis
besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu
telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur.
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar
dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh
sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu
bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma,
lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi
bayi kelak.
Masa
pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari,
9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik
yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan
pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu
plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada
pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena
bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa
diatur waktunya. Faktor yang memengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa
membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan
dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
Persentase hidup
Sejumlah
kesimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200
ribu kelahiran. Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000
kasus kembar siam!. Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12
pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar
siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.
Dari mereka
yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25
persen yang bertahan hidup. Itu pun sering kali disertai dengan kelainan bawaan
dalam tubuhnya (incomplete conjoined twins). Apakah itu organ pada
bagian ekstoderm, yakni kulit, hidung dan telinga, atau mesoderm yang mencakup
otot, tulang dan saraf, atau bias juga indoderm, yakni bagian organ dalam
seperti hati, jantung, paru dan otak.
Pembagian jenis kembar siam
Kembar siam
itu sendiri yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan, terbagi dalam beberapa
jenis kasus, yang didasari posisi pelekatan keduanya.
Dari seluruh
kembar dempet, kebanyakan dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada
sebanyak 40 persen, perut 35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara enam
hingga sepuluh persen.
Ada beberapa jenis kembar siam:
- Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian
dada (thorax). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik
dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
- Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian
bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing,
tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati,
sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh
kasus)
- Xiphopagous: kedua tubuh bersatu di
bagian xiphoid cartilage.
- Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian
belakang. (19% dari seluruh kasus)
- Cephalopagus: bersatu di kepala dengan
tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan
hidup karena kelainan serius di otak.
Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua)
atau syncephalus.
- Cephalothoracopagus:
Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak
bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau
craniothoracopagus)
- Craniopagus: tulang tengkorak
bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
- Craniopagus parasiticus -
bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
- Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan
dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau
tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel,
adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis
dicephalus tribrachius.
- Ischiopagus: kembar siam anterior yang
bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari seluruh kasus)
- Ischio-omphalopagus:
Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka
memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya
memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
- Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada
bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh
kasus)
- Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah
pada arah berlawanan.
No comments:
Post a Comment