PENGERTIAN
KRITIK SENI RUPA
Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan
kelebihan dari suatu karya seni rupa dengan memberikan alasan berdasarkan
berbagai analisa dan pengkajian. kelebihan dan kekurangan itu dipergunakan
dalam bermacam hal, terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari
sebuah karya.
Para ahli umumnya
beranggapan bahwa kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami saat
mengapresiasi, kemudian beranjak pada kebutuhan analisa lebih lanjut bahkan
mendapatkan kesenangan dari kegiatan berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan karya seni tersebut. Seiring dengan perkembangan pemikiran seni dan
kebutuhan publik terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang dan
mengisi berbagai fungsi sosial lainnya.
Kritik seni merespons,
menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu.
Kritik seni membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni.
Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari
budaya yang dekat dengan budaya mereka sendiri. Sementara Sejarawan seni
cenderung mempelajari karya yang dibuat dalam budaya yang lebih jauh dalam
ruang dan waktu.
Kritik karya seni rupa
tidak hanya meningkatkan kualitas apresiasi dan
pemahan terhadap sebuah karya, tapi dipergunakan juga sebagai standar
tersendiri untuk meningkatkan kualitas hasil berkarya. Tanggapan yang
disampaikan oleh seorang kritikus ternama akan sangat mempengaruhi persepsi
apresiator terhadap kualitas sebuah karya seni hingga dapat mempengaruhi
penilaian harga dari karya tersebut.
FUNGSI KRITIK SENI RUPA
Kritik
seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan
pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa,
antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara
karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi
timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.
Fungsi
lain ialah menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman
maupun penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi
kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan
umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan
apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.
Publik seni (masyarakat
penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni membutuhkan tali
penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan
estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin
lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai.
Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas,
menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan
memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni.
JENIS KRITIK SENI RUPA
Kritik
karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan dari tujuan kritik
tersebut. Karena berbagai perbedaan tersebut, maka kritik seni pun terbagi
menjadi beberapa macam, seperti pendapat Feldman (1967) yaitu:
a.
Kritik Populer (popular criticism)
Kritik populer adalah jenis kritik
seni yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang
disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat pengenalan karya secara umum.
Dalam tulisan kritik populer, biasanya dipergunakan bahasa dan istilah-istilah
sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat luas
b.
Kritik Jurnalis (journalistic criticism)
Kritik jurnalis adalah jenis kritik
seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada
publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik
populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat
cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya
seni, karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya
c.
Kritik Keilmuan (scholarly criticism)
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik
yang bersifat akademis dan memerlukan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan
kepekaan yang tinggi untuk menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini
umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam
bidang seni rupa atau seni pada umumnya. Kritik yang disampaikan mengikuti
kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui
kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis karya ilmiah
lain atau kolektor, kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya.
d. Kritik Kependidikan (pedagogical
criticism)
Kritik kependidikan merupakan kegiatan
kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta
estetika pelajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan seni rupa terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni rupa yang
dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan biasanya digunakan oleh
pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran pendidikan seni.
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik
seni dapat menentukan pola pikir kita saat melakukan kritik seni. Setiap jenis
mempunyai berbagai cara dan metode yang berbeda dari sudut pandang,
sasaran, dan materi yang tidak sama.
BENTUK KRITIK SENI
Selain berdasarkan tujuan, kritik seni
memilik berbagai bentuk yang berbeda berdasarkan perbedaan pendekatan dan
metode yang digunakan. Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman,
berdasarkan landasan yang digunakan, dikenal juga beberapa bentuk kritik yaitu:
kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik. Berikut adalah
pemaparannya.
Kritik Formalistik
Melalui pendekatan
formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap karya seni rupa sebagai
konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju
kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis,
tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik
berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya
seni
Kritik Ekspresivistik
Pendekatan ekspresivistik
dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan menilai dan menanggapi kualitas
gagasan dan perasaan atau ekspresi yang ingin dikomunikasikan oleh seniman
melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ekspresivistik umumnya menanggapi
kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek
yang ditampilkan dalam sebuah karya.
Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan
instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan
kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau
psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal
dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat
ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ karya
Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis
penciptaan lukisannya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan
tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi
pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan, bukan hanya
secara formalistic seperti yang telah dijelaskan diatas.
TAHAPAN KRITIK SENI
Mengelompokan kritik seni beradasrkan
tahapannya akan mempermudah proses menulis kritik. Dengan menggunakan
tahapan-tahapan yang teratur kita akan lebih jeli untuk mempertimbangkan
berbagai kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya seni rupa. Berdasarkan
beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan
tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:
Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan
dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai unsur terkecil seni rupa,
mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya tanpa
berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Untuk
dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui
istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa
pengetahuan tersebut, maka kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan
fenomena menarik yang terdapat pada karya yang dilihatnya. Deskripsi harus
menjawab pertanyaan ‘apa yang kita lihat?’. Berikut adalah beberapa unsur dan
prinsip yang dapat diikuti ketika melakukan analisis formal terhadap karya
seni. Berbagai elemen yang merupakan deskripsi meliputi:
- Bentuk
seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain.
- Medium
apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik (alat yang
digunakan).
- Ukuran
dan skala pekerjaan (hubungan dengan orang, bingkai atau konteks skala
lain).
- Elemen
atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur atau
lukisan; identifikasi benda.
- Deskripsi
poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll.
- Deskripsi
garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll.
- Deskripsi
tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang (volume);
membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis,
bervariasi, tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll.
- Hubungan
antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll.
- Deskripsi
skema warna dan warna; palet.
- Tekstur
permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan.
- Konteks
objek: lokasi asli dan tanggal pembuatan.
Analisis
formal
Analisis formal adalah
tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan
struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus
harus memahami unsur-unsur
seni rupa dan prinsip-prinsip
seni rupa atau ilmu penataan komposisi unsur dalam sebuah karya
seni. Analisis formal berarti menentukan apa unsur dan prinsip yang digunakan
dan memutuskan mengapa seniman menggunakan berbagai fitur tersebut untuk
menyampaikan gagasannya. Analisis Ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman
melakukannya?”
Berbagai elemen analisis formal
meliputi:
- Penentuan
materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya peristiwa
historis, alegori, mitologi, dll.
- Pemilihan
fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna,
tekstur, dll.
- Analisis
prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya, seimbang,
jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll.
- Pembahasan
tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi terhadap
tampilan gambar atau fungsi.
- Analisis
penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan, dingin,
hangat, warna sebagai simbol, dll.
- Perlakuan
terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi (termasuk penggunaan
perspektif), misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll.
- Penggambaran
gerakan dan bagaimana pencapaiannya.
- Efek
medium tertentu yang digunakan
- Persepsi
seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala (hubungan setiap bagian
komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain) dan emosi atau ekspresi
yang dihasilkan.
- Reaksi
terhadap objek atau monumen
Untuk dapat melakukan analisis formal,
kita harus mengerti mengenai unsur-unsur terkecil dari karya seni rupa,
yaitu: Unsur Unsur Seni Rupa dan Desain& Prinsip
atau Asas Seni Rupa dan Desain
Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran makna
atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan
dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya,
dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Semakin luas wawasan seorang
kritikus biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Interpretasi
haru dapat menjawab pertanyaan, ‘Mengapa seniman menciptakannya dan apa
artinya’
Beberapa elemen yang merupakan
interpretasi meliputi:
1. Ide utama, keseluruhan arti dari karya.
2. Pernyataan Interpretasi: Dapatkah kita
mengungkapkan apa yang kita pikirkan /tafsirkan tentang karya seni itu dalam
satu kalimat?
3. Bukti: Bukti apa yang ada di dalam dan di
luar karya seni itu, untuk mendukung penafsiran kita.
Prinsip Interpretasi
Berikut adalah beberapa
prinsip interpretasi menurut Terry Barret. Terry Barret adalah seorang kritikus
seni asal Amerika Serikat menyusun beberapa prinsip-prinsip Interpretasi seni.
- Karya
seni memiliki “ketidakjelasan” dan dibutuhkan interpretasi.
- Interpretasi
adalah argumen persuasif.
- Beberapa
interpretasi lebih baik dari yang lain.
- Penafsiran
seni yang baik lebih banyak menceritakan tentang karya seni itu sendiri
daripada penafsirnya sendiri.
- Perasaan
adalah panduan untuk interpretasi.
- Ada
interpretasi yang berbeda, bersaing, dan kontradiktif terhadap karya seni
yang sama.
- Interpretasi
sering didasarkan pada pandangan dunia.
- Interpretasi
tidak terlalu benar, tapi kurang lebih masuk akal, meyakinkan,
mencerahkan, dan informatif.
- Interpretasi
dapat dinilai berdasarkan koherensi, korespondensi, dan inklusivitas.
- Sebuah
karya seni belum tentu tentang apa yang seniman inginkan.
- Seorang
kritikus seharusnya tidak menjadi juru bicara seniman.
- Interpretasi
harus menyajikan bagian terbaik karya, bukan bagian terlemahnya
- Objek
penafsiran adalah karya seni, bukan seniman.
- Semua
karya seni adalh bagian tentang dunia di mana ia muncul.
- Semua
karya seni adalah bagian dari karya seni lainnya.
- Tidak
ada penafsiran yang lengkap tentang arti sebuah karya seni.
- Makna
sebuah karya seni mungkin berbeda dari kepentingan pemirsa. Interpretasi
pada akhirnya adalah usaha komunal, dan masyarakat pada akhirnya mungkin
akan mengoreksinya lagi.
- Interpretasi
yang baik akan mengundang kita untuk melihat diri kita dan melanjutkan
interpretasi menurut pendapat kita sendiri.
Evaluasi
atau penilaian
Evaluasi merupakan tahapan
yang menjadi ciri utama dari kritik karya seni jika dibandingkan dengan
apresiasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan
kualitas suatu karya seni dan biasanya akan dibandingkan dengan karya
lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait
dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Menilai sebuah
karya berarti memberi penilaian dalam kaitannya dengan karya lain dan tentu
saja mempertimbangkan aspek yang sangat penting dari seni visual;
orisinalitasnya. Berikut ini adalah berbagai elemen penilaian.
- Apakah
itu karya seni yang bagus?
- Kriteria:
Kriteria apa yang menurut kita paling sesuai untuk menilai karya seni ini?
- Bukti:
Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni yang berkaitan dengan
setiap kriteria?
- Penilaian:
Berdasarkan kriteria dan buktinya, apa penilaian kita tentang kualitas
karya seni tersebut?
Mengevalusi atau menilai
secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mengkaitkan
sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
- Menetapkan
tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
- Menetapkan
sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada
sebelumnya.
- Menelaah
karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu
yang melatarbelakanginya.
Berpikir Kritis
Sebetulnya kritik sudah
sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dalam keseharian, kita secara
sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat atau bahasa yang
bersifat memberikan tanggapan, komentar, penilaian terhadap suatu karya
apapun. Sebetulnya hal intu sangat wajar, karena manusia memiliki
empat kemampuan sebagai kapasitas mental, yaitu :
- Kemampuan
absortif, yaitu kemampuan mengamati
- Kemampuan
retentif, adalah kemampuan mengingat dan mereproduksi
- Kemampuan
reasoning, merupakan kemampuan menganalisis dan mempertimbangkan
- Kemampuan
kreatif, kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan mengemukakan gagasan.
Kunci dari kritik adalah
kemampuan reasoning dan kreatif, kita selalu tergugah
untuk melakukan kritik walaupun bukan atas dasar permintaan atau kesengajaan.
Kebiasaan melontarkan kritik kepada karya orang lain merupakan dorongan kritis
yang didasari oleh unsur cipta dan rasa dalam diri seseorang sebagai manusia.
Pisau Analisa Kritik
Seni
Landasan keilmuan (dan
pengetahuan) yang relevan akan membantu kritikus dalam mengupas persoalan
kekaryaan seni rupa. Misalnya sejarah seni rupa, Ilmu sejarah akan memberikan
jalan wawasan tentang waktu dan ruang kekaryaan seni rupa. Dengan
mempelajari perkembangan seni rupa di setiap pelosok dunia, maka luas
bahan sebagai dasar pemikiran dan acuan arah bandingan menjadi lebih terbuka.
Selain sejarah seni rupa, wawasan teori seni juga penting dimiliki oleh
kritikus.
Teori seni meliputi ilmu
seni, filsafat seni, unsur seni, antropologi seni, sosiologi seni,
tinjauan seni modern dan
kontemporer, dan lain-lain. Keilmuan akan memberi pijakan dan memperkokoh
konstruksi kritik yang obyektif. Sehingga mata pisau kritik semakin akurat,
dan memberi pula wawasan kepada publik seni dengan keyakinan yang kuat.
Seorang kritikus seni rupa tidak selalu harus seorang perupa, namun ilmu
kesenirupaan harus dimilikinya. Pengalaman dan pergaulan dalam mengamati,
menyelidiki, dan membandingkan kekaryaan seni rupa sebagai syarat yang tidak
bisa dilepaskan dari seorang kritikus seni rupa.
Pandangan Retrospektif dan metode spesifik lain
Pengamatan terhadap
perkembangan seni rupa masa lalu (dari prasejarah ) hingga fenomena seni rupa
masa kini akan memberi warna yang serasi bagi karya kritik seni rupa. Begitupun
upaya menyelidiki dan membandingkan kekayaan seni rupa antara berbagai karya
seni rupa akan sangat membantu memperluas dan memperkaya khazanah kritik.
Tidak hanya memahami
kekaryaannya, kritikus juga sebaiknya memahami pikiran, perasaan seniman
penciptanya. Biografi dan kehidupan seniman tidak lepas dari pengamatan
kritikus.
Metode yang digunakan akan
berbeda satu sama lain. Banyak metode yang dapat digunakan sebagai pisau
analisa kritik, sesuai dengan kebutuhan jenis kritik dan jenis karya seni rupa
itu sendiri. Metode kritik adalah serangkaian prosedur (tata cara, etika) yang
disesuaikan dengan tipe kritiknya. Misalnya, metoda kritik jurnalistik
menggunakan tata cara jurnalis. Begitupun metoda kritik akademik menggunakan
tata cara akademis yang dikembangkannya. Melakukan pendekatan analisis formal
terhadap karya yang antiestetika juga mungkin akan cenderung tidak maksimal,
sehingga pendekatan lain yang jauh lebih mendalam harus diaplikasikan.
Kesimpulan
Kritik seni merupakan
kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan
suatu karya seni. Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan
pola pikir kita dalam melakukan kritik seni. Begitu juga dengan pendekatan
kritik seni yang dapat menggunakan berbagai metode dan pisau analisis yang
berbeda. Perbedaan mazhab/aliran seni juga akan mempengaruhi cara melakukan
kritik yang harus kita lakukan.
Kritik seni tidak berarti
eksklusif terhadap kebutuhan untuk mengkaji karya seni untuk keperluan karya
ilmiah. Kritik seni memiliki berbagai jenis dengan masing-masing kebutuhannya.
Boleh dibilang sebetulnya apa yang lebih diperlukan di era seni rupa yang serba
memusingkan masyarakat umum ini adalah kritik populer. Keadaan masyarakat yang
semakin skeptis terhadap karya seni kontemporer perlu direspon dengan berbagai
kritik seni yang dapat menjembatani seniman dan masyarakat umum.
No comments:
Post a Comment