a.
Pengertian Akhlak
Akhlak
berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab
yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu
Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak
yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak
yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara
diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu)
dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada
keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani
mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida
dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
·
Menurut Ibnu Maskawaih
: Menurutnya akhlak ialah "hal li nnafsi daa'iyatun lahaa ila af'aaliha
min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin" yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
·
Menurut Abu Hamid Al
Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya
terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa
memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
·
Menurut Ahmad bin
Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui
jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan
antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
·
Menurut Muhammad bin
Ali Asy Syariif Al Jurjani : Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau
buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang darinyalah terlahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
Dalam
Al-Qur'an surat Al-Qalam ayat 4 dikatakan bahwa :
Artinya
: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang
agung".
Dan
dalam sebuah hadits dikatakan bahwa :
Artinya
: " Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak
yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat
diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi
segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran
dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan
menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang
artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf
dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak
yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub,
dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan
penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni
kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu
Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Q.S. Ar-Ruum).
Seperti
yang telah disebutkan di atas Akhlak juga dibagi kedalam 2 jenis yaitu, Akhlak
Mahmudah dan Akhlak Mazmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik dan
dibenarkan oleh Allah. Sedangkan Akhlak
Mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh Allah.
b. Pengertian Moral
Moral
merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral
juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak).
Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan
yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
Menurut
asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan
menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan
kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun
dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua
norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari
bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”,
prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti
peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian
moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan
sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah
kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun,
tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa
berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.
Moral
juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap
manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni
disebut juga hati nurani.
- Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran
pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
c. Pengertian Etika
Dari
segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos”
yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang
dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat
laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan
mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika juga disebut ilmu normative, maka
dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika
merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan
kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat
susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis
mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika
adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan
manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar.
Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. Etika adalah cabang dari
aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah
dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
No comments:
Post a Comment