Monday, March 11, 2019

Resume Krisis Ekonomi

Bab IV Krisis Ekonomi
A.    Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya
            Suatu perubahan ekonomi dapat menjelma menjadi suatu krisis ekonomi. Dilihat dari proses terjadinya, krisis ekonmi mempunyai dua sifat yang berbeda. Pertama, krisis ekonomi yang terjadi secara mendadak atau muncul tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, yang umum disebut goncangan ekonomi tak terduga. Seperti kenaikan harga minyak pada tahun 1974, kenaikan harga minyak tersebut disebut sebagai krisis minyak. Sedangkan bagi indonesia yang saat itu masih menjadi salah satu pengekspor minyak di dunia, peristiwa tersebut merupakan suatu keuntungan besar (oil bloom) bagi pemerintah.
1.      Krisis Produksi
Krisis ini termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari dalam negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi domestik secara mendadak dari sebuah komoditas pertanian, misalnya padi/beras. Penurunan produksi tersebut  berakibat langsung pada penurunan tingkat pendapatan rill dari para petani dan buruh tani padi. Selanjutnya jika pemerintah disebuah provinsi yang mengalami penurunan produksi padi tidak melakukan impor padi untuk mengkompensasi kekuranagn beras di pasar lokal akibat penuruan produksi tersebut, maka akan terjadi kelebihan permintaan terhadap padi di provinsi tersebut, dan sesuai dengan mekanise pasar maka, harga beras di provinsi tersebut akan melonjak tinggi yang berakhir dengan laju inflasi yang tinggi.
2.      Krisis Perbankan
Damapk langsung atau fase dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja dan pendapatan yang menurun di subsektor keuangan tersebut. Pada fase kedua krisis perbankan merembet ke perusahaan-perusahaan yang sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegiatan-kegiatan produksi. perusahaan-perusahaan tersebut sedang mengalami kekurangan dana atau bangkrut, atau perusahaan masih bisa mendapatkan kredit tetapi dengan tingkat suku bunga pinjaman (R) yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat perbankan dalam keadaan normal.
3.      Krisis Nilai Tukar
Suatu perubahan kurs dari sebuah mata uang, misalnya rupiah terhadap dolar AS yang dianggap krisis apabila kurs dari mata uang tersebut megalami penurunan atau depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak atau berlangsung terus-menerus yang membentuk sebuah tern yang meningkat (rupiah per satu doalr AS ). Dampak langsung dari perubahan tersebut adalah pada ekspor dan impor. Paling tidak, menurut teori konvensional mengenai perdagangan inernasional, depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang terhadap misalnya dolar AS yang membuat daya saing harga dar produk-produk buatan negara dari mata uang tersebut membaik, yang selanjutnya membuat volume ekspornya meningkat.
4.      Krisis Perdagangan
Dalam ekspor jasa, suatu krisis bisa terjadi jika jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke dalam negeri menurun secara drastis, atau jumlah pengiriman uang ke Indonesia dari tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mengalami pengurangan secara signifikan. Dalam hal impor, suatu kenaikan harga dunia yang signifikan atau suatu penurunan secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar dari persediaan dunia untuk suatu komoditas yang di perdagangkam di pasar global dapat menjadi suatu krisis ekonomi yang serius bagi negara-negara importir jika komoditas itu sangat krusial, misalnya beras, atau minyak yang juga sering merupakan komoditas-komoditas kunci bagi masyarakat miskin.
5.      Krisis Modal
Suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar atau penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuah krisis ekonomi bagi banyak negara miskin di dunia, seperti di Afrika dan Asia Tengah yang ekonomi mereka selama ini sangat tergantung pada ULN atau hibah internasional. Suatu pelarian modal, baik yang berasal dari sumber dalam negeri maupun modal asing, terutama investasi asing jangka pendek ( uang panas ), dalam jumlah yang besar dan seacara menadadak bisa menjelma menjadi sebuah krisis besar bagi ekonomi dari negara-negarayang sangat memerlukan modal investasi.
Proses mulai dari larinya mdal ke luar negeri hingga menjadi sebuah krisis ekonomi sangat sederhana, dana investasi di dalam negeri berkurang, investasi menurun ,kegiatan produksi dan tingkat produktivitas menurun, pertumbuhan ekonomi merosot, jumlah angkatan kerja yang bisa bekerja berkurang, tingkat pendapatan rill menurun dan pada akhirnya, tingkat kemiskinan bertambah. Di sisi lain, suatu pelarian modal dalam jumlah besar akan menyebabkan depresiasi nilai tukar mata uang dari negara bersangkutan.

B.     Jalur  Transmisi Kunci dan Indikator Monitoring Dampak Krisis
Sebuah krisis ekonomi bisa memiliki jalur-jalur pertama, kedua dan ketiga sekaligus, tergantung pada tipe krisis tersebut. Juga dalam sebuah krisis ekonomi yang mempengaruhi lebih dari satu sektor ekonomi, sebuah jalur transmisi bisa masuk kategori primer untuk satu sektor sementara untuk sektor-sektor lainnya yang juga terkena dampaknya, jalur tersebut masuk kategori sekunder. Misalnya, dalam kasus krisis perbankan, jalur output merupakan jalur primer (*), yaitu output dari sektor tersebut merosost, tetapi merupakan jalur sekunder (**) bagi perusahaan non-bank yang tergantung pada perbankan untuk pendanaan kegiatan-kegiatan produksi mereka .

C.     Analisis Empiris
1.      Krisis keuangan Asia 1997-1998
Krisis keuangan merupakan salah satu kepentingan pemerintah AS karena beberapa alasan. Yang pertama, upaya untuk menyelesaikan masalah yang dipimpin oleh IMF dengan bekerjasama dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia dan janji kredit siaga dari Exchange Stabilization Fund dari AS. Yang kedua, pasar keuangan yang saling terkait. Apa yang terjadi di pasar keuangan Asia juga memengaruhi pasar AS. Yang ketiga, orang Amerika merupakan investor terbesar di kawasan ini, baik dalam bentuk bantuan dari perusahaan AS maupun investasi dalam instrument keuangan. Yang keempat, gejolak mata uang memengaruhi impor dan ekspor AS serta arus modal dan nilai dolar; defisit perdagangan AS saat itu sedang meningkat pada saat negara-negara ini kurang impor dan lebih banyak ekspor. Yang kelima, krisis ini menyebabkan gejolak ekonomi yang mengungkapkan kelemahan banyak lembaga keuangan di Asia; beberapa di antaranya telah bangkrut. Masalah ekonomi dalam ekonomi Asia yang bermasalah telah memengaruhi AS, Jepang, dan yang lainnya.
2.      Krisis Ekonomi Global 2008 – 2009
Krisis ekonomi global 2008 – 2009 dipicu oleh suatu krisis keuangan yang besar di AS pada tahun 2007 dan melalui keterkaitan keuangan global, krisis tersebut menjalar ke sebagian besar di dunia, terutama Negara – Negara maju seperti Jepang dan UE yang secara ekonomi dan keuangan sangat terintegrasi dengan AS. Oleh banyak ekonom krisis ini disebut sebagai krisis ekonomi paling serius setelah depresi ekonomi besar yang terjadi pada dekade – 30 an. Krisis tersebut  mempengaruhi secara negatif kegiatan – kegiatan bisnis didunia sektor keuangan dan perdagangan yang selanjutnya menurunkan laju pertumbuhan ekonomi global dan tingkat pendapatan riil perkapita di dunia.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive