Friday, April 21, 2017

ANALISIS ARTIKEL SEKOLAH DAN PEMAKSAAN KEDEWASAAN KEPADA ANAK


Berdasarkan artikel diatas mengenai sekolah dan pemaksaan kedewasaan pada anak, dapat diambil beberapa catatan  penting yang mendasar bagi pendidikan anak dan posisi anak baik sebagai makhluk kecil didalam masyarakat dan sebagai objek pendidikan atau sasaran pendidikan, dalam artikel tersebut dapat diambil beberapa cacatan penting antara lain
1.      Bagaimana posisi anak dalam masyarakat, keluarga dan lingkungan pendidikan. Dalam arti posisiskan anak dalam keluarga dan masyarakat sebagai anak yang sesuai dengan usianya, tidak memaksakan suatu keinginan dan harapan melebihi kemampuan dan tahapan perkembangannya. Begitupula dalam hal lingkungan pendidikan tuntutan kurikulum hendaklah disesuaikan dengan usia,tahap perkembangannya serta bakat minat anak tersebut.
2.      Perlakuan oranmg tua, guru serta masyarakat yang merasa bangga atas anak yang lebih dewasa daripada usianya, padahal jiwa seorang anak dalam mencari jati diri dan menjadi manusia seutuhnya bukanlah dipandang dari sebagaimana dewasanya anak tersebut melainkan bagaimana  anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang sesuai tahapannya dan lajur perkembangannya.
3.      Proses pendidikan yang diberikan kepada anak baik oleh pendidik ataupun keluarga sekiranya masih perlu diperbaiki kembali, terdapat berbagai penyimpangan pemnnyajian pendidijkan yang membuat anak jenuh dan tidak bersemangat untuk belajar. Seorang guru terkadang hanya menekankan sisi akademik pada anak, anak diharapkan dapat mengusai berbagai keterampilan dan pengetahuan tanpa diperhatikan kesiapan pribadi anak tersebut, tuntutan kurikulum yang berstandar tinggi menjadi target seorang guru untuk berlomba-lomba menjejali anak didiknya tentang berbagai hal dan terkadang mengabaikan sisi anak yang perlu dengan bermain dan bergembira. Kelas pun disajikan dengan suasana belajar yang membosankan bagi anak tanpa ada sentuhan keceriaan bagi anak. Begitupun orang tua, mereka memberikan tambahan pelajaran diluar jam sekolah bertujuan agar anak cepat menguasai berbagai pengetahuan sseprti baca dan hitung. Tnpa mereka sadari pula anak akan semakiun terbebani dengan hal tersebut. Hal ini akan menimbulkan titik jenuh dalam belajar suatau saat, banyak kejadian anak mogok sdekolahnya dan tidak mau belajar lagi misalkan pada kelas 4 atau kelas 5 SD. Padahal ketika anak pada usia TK dan kelas selanjutnya anak menunjukkan prestasi yang cukup mempuni dan rajin dalam mengikuti les-les. Dalam artikel ini pun diceritakan tentang keluhan yang dialami anak seperti sakit kepala dan susah tidur yang persis dialami seorang menejer perusahaan. Maka dapat terlihat betapa pendidikan yang kita sajikanselaku orang dewasa sangatlah jauh dari menghormati anak sebagai makluk kecil yang butuh ekklplorasi dan ekspresi diri, melainkan menjejali mereka dengan segala hal yang seharusnya diberikan nnati ketika mereka dewasa. Dalam artikel ini pun digambarkan betapa metode yang diberikan pada anak pun disamaratakan dengan orang dewasa yang tidak seusia dengan mereka, pendekatan pembelajaran tidak disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
4.      Peran televisi pun ikut berpera dalm pembentukan pemaksaan pendewasaan anak, dinegeri ini seolah-olah tidak ada sekat yang membedakan mana tontonan yang baik dan bergizi bagi anak dan mana yang belum saatnya nbak menikmatinya, berbagai tayangan televisi yang ditayangkan memperlihatkan kegiatan orang dewasa dan apa yang oarng dewasa boleh lakukan seakan-akan menyeret anak untuk ikut menikmati dan meneladani serta seolah-olah mereka pun berhak menjadi seperti itu.

Berdasarkan catatan yang saya peroleh dalam artikel tersebut maka dapat saya simpulkan bahwa pendidikan anak tidaklah semata-mata bertujuan untuk mendewasakan anak, melainkan menjadikan anak sebangai dirinya sebndiri sebagi manusia yang seutuhnya sesuai dengan usianya dan siap dalam menghadapi berbagai tantangan kelak nanti mereka dewasa
Kurikulum yang disajikan pun hendaknya berpihak pada anak, tidak menuntut anak dengan berbagai keahlian dan pengetahuan yang sepertinya belum saatnya anak mengusainya, metode yang disajikan pun hendaknya memberikan pendekatan yang semenarik mungkin bagi anak agar anak tertarik dan tidak menjadi bosan.
Peran orang tua serta pemerintah pun dalam hal ini kiranya mempunyai konstribusi besar,  dalam menyaring apa-apa yang mestinya dapat dinikmati anak dalam tayangan televisi. Sebagai orang tua dirumah wajib kiranya menbemani anak dan membimbing anak ketika sedang menonton tayangan televisi sehingga dapat terkontrol mana tayangan yang sekiranya baik auntuk anak atau tidak, dan begitupula pemerintah dalam kendali penyiaran sudah sepatunya memberikan batasan yang jelas agar tayangan televisi lebih berpihak bagi tumbuh kembang anak yang lebih baik.
Berbagai analisa dan catatan dalam artikel ini bukan semata-mata untuk menyalahkan berbagi pihak ataupun cara pembelajaran , akan tetapi lebih mengharapkan dapat menyadarkan kita selaku orangtua, masyarakat dan pendidik akan berbagi kekurangan yang kita lakukan yang mengakibatkan seorang anak akan tunbuh dan berkembang seolah-olah tidak sesuai usianya, dan seoga tulisan ini dapat menjadi titik tolak bagi perbaikan pendidikan dan pengajaran yang lebih baik lagi selajutnya.


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive