Seorang
gadis kecil yang terbangun dari tidurnya. Gadis cilik itu bernama Ashila Tamara
Jelita alias Shila.
Pagi
itu, Shila sedang menyirami tanamannya.
“Hmmmm…..bunga ini kuletakkan dimana, ya” gumam Shila. Tiba-tiba Bunda
menghampiri Shila “Sebaiknya diletakkan di tanah sebelah rumah kita.” usul
Bunda. “Oh iya! Terima kasih Bun.” Sahut Shila sambil meletakkan bunganya.
Bunga-bunga
Shila sangat segar. Shila menyiraminya dengan penuh gembira. Ayah Shila
menghampiri Shila “Shila mau ikut ayah?” Tanya ayah. “Kemana yah?” Tanya
Shila balik. “Bagaimana kalau kita ke
toko bunga, kamu pasti suka.” Ajak ayah. Shila setuju dengan ajakan ayahnya.
Shila mengganti baju dan berangkat menuju ke toko bunga.
“Shila
mau beli bunga mawar merah dan kuning.” Pinta Shila. Ayah menggangguk, ayahpun
mengambilkan kedua mawar tersebut. “Wah, bagus sekali jadi semakin semangat deh
nyiramnya.” Gumam Shila. Ayah mengeluarkan uangnya dari dompet lalu memberinya
ke kasir.
Sesampainya
di rumah, Shila langsung menaruhnya di kebun. Kebun Shila tampak sudah lengkap
dengan kedua mawarnya yang barusan dia beli. “Shila…..” teriak Mesya (sahabat
Shila). Mesya menghampiri Shila. “Hai Shila aku membawa satu bunga untuk kamu.”
Ucap Mesya yang menghampiri Shila. “Bunga Krisan…”Shila terkejut karena bunga
yang Mesya berikan adalah bunga tersayang Mesya. “Iya, Shila sebenarnya …..aku
akan pindah.” Mesya menangis sambil memberikan bunganya. “Sudah jangan
menangis.” Ucap Shila agar Mesya tidak menangis. Mesya pun pulang karena
dipanggil ibunya untuk segera pindah.
Di
kamar Shila menangis karena sahabat yang selalu bersamanya telah pindah. Sambil
memandang bunga krisannya Shila terus kepikiran
sahabatnya.”OK! hiks….aku gak boleh nangis terus, aku harus jaga bunga
ini baik-baik dan jangan sampai mati!” Shila yang bersemangat untuk menjaganya
walaupun banyak bunga yang harus Shila jaga.
Hari
semakin gelap, Shila menaruh bunga krisannya di kebun dan masuk ke rumahnya.
Setelah mandi dan makan Shila tertidur lelap. Saat Shila tertidur ia sedang
bermimpi tentang bunga Krisan dan Mesya.
Bulan
berganti menjadi matahari. Shila yang terbangun dari tidurnya terburu-buru ke
kebunnya untuk menyirami tanamannya terutama tanaman Mesya alias bunga Krisan.
“Shila…” teriak bunda yang sedang mencari Shila. “Ya, bun….sebentar.” ucap
Shila sambil berlari. “Shil cepat mandi setelah mandi makan!” bunda yang sedang
memasak.
Di kamar…..
“Hmmmm……ini
masih jam 05.00. Bunda kenapa buru-buru ya… padahal ini kan hari libur.” Ucap
Shila bingung. Shila turun dari kamarnya menuju bundanya. “Bun..ini kan hari
libur kita mau kemana?” Tanya Shila kepada bundanya. “Kita akan pergi. Tapi
…..terserah kamu dan mau kemana” gumam bunda. “Hah terserah Shila. Ya sudah
shila ingin ke pentas bunga, Bun. Tempatnya di dekat kebun teh.”ucap Shila
menjelaskan.
Shila
mengambil 3 buang kesayangannya yaitu bunga krisan, bunga mawar dan bunga
tulip. “Ayah bunganya bagus gak?” Tanya Shila kepada ayah. “Bagus kook yang itu
aja.” Ucap ayah. Shila pun berangkat menuju pentas bunga di dekat kebun teh.
Sesampainya
Shila mengambil ketiga bunga tersebut dan langsung mendaftarkan diri. Shila
menaruh bunganya di atas meja, lalu dihiasi oleh peralatan yang Shila bawa.
Shila berkeliling melihat bunga yang dibawa orang lain. “Bunda aku takut kalah.
Bunga yang dibawa mereka bagus-bagus.” Shila yang ketakutan.
“Juri
akan berkeliling melihat hasil kalian yang dinilai adalah sehat, bersih dan
cantiknya, terima kasih.” Pengumuman itu membuat Shila semakin ketakutan.
Pengumuman
juara yang ditunggu-tunggu Shila. “Pengumuman Juara!!! Harap berkumpul!” Shila,
bunda dan ayah tak sabar mendengar hasil
kejuaraannya. “Dimulai dari juara 3 diraih oleh….Khilya, Juara 2 diraih oleh
…Mesya dan Juara 1 diraih oleh….Shila.” Pengumuman kejuaraan membuat Shila
kaget. “Apa! Ada Mesya…” Shila yang terkejut.
“Hai
Mesya apa kabar” Tanya Shila yang sangat kangen Mesya. “Hai juga, aku kangen
banget sama kamu.” Mesya mengeluarkan satu tetes air mata. Mereka berpelukan
dengan sangat erat. “Mey aku jaga bunga dari kamu dengan baik. Oh iya aku juga
punya bunga buat kamu.” Shila memberikan bunganya. “Bunga tulip kan bunga
kesayanganmu. Ini gak apa-apa buat aku Shil?” “Iya gak apa-apa” jawab Shila.
Shila berjalan menuju bundanya dengan murung karena bertemu dengan Mesya di
kejuaraan.
“Nak,
kamu kenapa?” Tanya bunda. “Tadi aku bertemu Mesya, Bun” Shila yang terlihat
murung. “Ya udah anak bunda gak boleh nangis, ya. Nanti kamu pasti dapat teman
baru lagi.” Ucap bunda
Sesampainya
di rumah Shila mengirim surat kepada Mesya.
Hai
Mesya apa kabar? Aku suka banget sama bunga dari kamu. Aku rawat sampai
sekarang. Hmmm kamu suka sama bunga tulipku? Kamu rawat baik-baik ya Mey.
Semoga kamu suka sama bunga aku.
Shila
Tamara Jelita
Setelah beberapa hari kemudian
Meysa menjawab suratku.
Hai
juga, kabarku baik-baik saja. Makasih ya sudah mau merawat bungaku. Aku suka
banget sama bunga kamu. Aku rawat dengan baik di sini.
Mayshara
Wanda Khilya
No comments:
Post a Comment