Wednesday, April 19, 2017

Peran Guru dalam Pengembangan atau Pembelajaran Emosi pada Anak


Terdapat lima cara/ strategi pengembangan emosi pada anak , yaitu:
a. Kemampuan untuk mengenali emosi diri
Untuk membantu mengenali emosi anak, dapat dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk memahami perasaan-perasaan yang dialaminya. Orang tua ataupun guru dapat mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamannya. Misalnya mengarahkan rasa amarah anak dengan suatu kegiatan bermain.
b. Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat
Anak dapat dibiasakan untuk berfikir realiatis sehingga anak dapat menanggapi suatu kejadian dengan perilaku yang tepat. Anak diajak untuk meredakan emosi marah atau kecewa dengan cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lain yang berarti, misalnya menggambar.
c. Kemampuan untuk memotivasi diri
Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang tua dan guru diharapkan tidak mengabaikan kemampuan anak untuk belajar banyak dan orang tua dan guru perlu mananamkan optimisme pada anak.
d. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain
Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya pengembangan empati dan kepedulian terhadap orang lain menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata untuk merasakan perasaan tersebut.
e. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
Latihlah anak untuk bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok, dan melakukan kerjasama.
Peran guru terhadap perkembangan emosi anak sangat penting setelah orang tua, sehingga peran guru juga sangat menentukan dalam perkembangan anak. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dalam rangka mengembangkan emosi, guru dapat melakukan pengembangan emosi melalui pembiasaan sejak dini.
 Kerjasama antara Orang Tua dan Guru dalam Perkembangan Emosi Anak
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya di rumah. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan memiliki wawasan yang luas. Di samping itu orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar anak mampu menjalani kehidupan. Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing anak-anak di sekolah, memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak sesuai dengan kurikulum. Orang tua dan guru merupakan orang-orang yang paling penting dalam menunjang perkembangan anak.
Program kerjasama orang tua dengan guru, akan membuka kekakuan komunikasi dan kebutuhan komunikasi rumah dengan sekolah. Dengan program itu, akan saling terbuka wawasan dan pemahaman tentang pentingnya menangani anak secara bersama-sama. Mulusnya komunikasi rumah dan sekolah merupakan suatu yang sangat membantu, baik bagi pelayanan anak maupun baik kesuksesan program sekolah.
Menurut Nugraha (2007: 12.21) kerjasama antara guru dan orang tua dapat berupa:
a. Guru mengadakan dialog dan pertemuan dengan orang tuanya.
b. Guru dapat melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan usaha mendukung perkembangan anak.
c. Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah anak didik
d. Orang tua dapat terlibat secara langsung dalam membantu proses pembelajaran kelas.
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kerjasama antara guru dan orang tua sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
1) Orang tua peduli terhadap pendidikan anak
Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak membuat orang tua selalu merasa ingin tahu mengenai perkembangan anaknya. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan anak karena orang tua dan guru dapat bersama-sama mencari jalan keluar untuk mendukung perkembangan anak.
2) Sekolah bersifat terbuka dalam menerima masukan dari orang tua
Sekolah adalah lembaga formal yang diserahi tanggung jawab untuk mendidik oleh orang tua, tetapi dalam operasionalnya orang tua dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran karena selain di sekolah anak juga mendapat pendidikan di rumah yang diberikan oleh orang tua.
b. Faktor penghambat
1) Orang tua sibuk bekerja
Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada guru di sekolah dan meyerahkan anak pada anggota menghambat komunikasi secara langsung antara orang tua dan guru sehingga guru tidak dapat memberikan informasi mengenai perkembangan anak kepada orang tua.
2) Guru kurang dapat mengkomunikasikan perkembangan anak

Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian mengenai perkembangan anak sehingga ini menjadi awal suatu permasalahan antara guru dan orang tua karena orang tua salah dalam menafsirkan pesan/penyampaian dari guru.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive