Ada beberapa aspek yang
mempengaruhi pembentukan Akhlaq:[1]
a. Insting (Naluri)
Insting merupakan seperangkat
tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Segenap
naluri insting manusia merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang
secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi
naluri tersebut manusia dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai
dengan corak instingnya.
b. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap
tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat
kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan
dan kecenderungan hati terhadapnya.
c. Wirotsah (Keturunan)
Secara istilah Wirotsah adalah
berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan). Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai faktor pembawaan dari dalam
yang berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak
merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak
berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan seseorang untuk
beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
d. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan akhlak seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Jika lingkungan tempat tinggal bersikap baik maka anak pun
akan cenderung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak
akan cenderung bersikap buruk.[2]
Ajaran Islam sudah memberi
petunjuk yang lengkap kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila
orang tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah
anak-anaknya ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orang tua yang
berpengaruh terhadap pembentukan dan kepribadian anak, seharusnyalah orang tua
memperhatikan pada pergaulan anak dilingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Karena lingkungan sangat berpengaruh pada proses pembentukan akhlak seseorang.
Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, guru di sekolah dan tokoh-tokoh
masyarakat, maka aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan
terbentuk pada diri anak.
e. Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam
yang telah dipelajari selama seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi
terbentuknya akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau
akhlak Islami adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai
ke-Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa mengamalkan
nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai tersebut menyatu
dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.
No comments:
Post a Comment