Pendidikan scolatisisme untuk individual
antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan
yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia,
mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu
membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan scolatisisme
bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam
spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain.
Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang
satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling
penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis
dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus,
yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut
aliran scolatisisme berfungsi sebagai: (1) guru adalah personifikasi dari
kenyataan si anak didik; (2) guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu
pengetahuan dari siswa; (3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara
baik; (4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para
murid; (5) Guru menjadi teman dari para muridnya; (6) Guru harus menjadi
pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar; (7) Guru harus
bisa menjadi idola para siswa; (8) Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi
insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya; (9) Guru harus menjadi
pribadi yang komunikatif; (10) Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek
yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya; (11) Tidak hanya murid, guru pun
harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar; (12) Guru harus merasa
bahagia jika anak muridnya berhasil; (13) Guru haruslah bersikap dmokratis dan
mengembangkan demokrasi; (14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun
keadaannya.
No comments:
Post a Comment