Nama pertamanya adalah Abdul Malik.
Disebut Nuh karena dia selalu meratapi umatnya selama 500 tahun. Menurut Ibnu
Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib, dia lahir 126 sepeninggal Nabi Adam a.s.
Suyuti
menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa
Syriac yang artinya “Bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata,
dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, namanya adalah Abdul Ghafar
(Penyembah Tuhan yang dilupakan).
Nuh adalah nabi keempat sesudah
Adam, Shiyth, dan Idris. Dia merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin
Metusyalih bin Idris. Nabi Nuh menrima wahyu kenabian dari Allah dalam masa
fatrah, masa kekosongan diantara dua rasul di saat itu biasanya manusia secara
berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan
mereka dan kembali meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan iblis.
Ibnu
Abbas menceritakan bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun.
Masa kenabiannya adalah 120 tahun. Dia mengarungi banjir ketika dia berumur 600
tahun dan kemudian setelah banjir dia hidup selama 350 tahun. Ibnu Abbas
menceritakan bahwa suatu ketika Nabi Isa menghidupkan Ham Ibnu Nuh dan bertanya
kepadanya mengapa rambutnya beruban, dia menjawab dia meninggal di saat usia
muda karena ketakutannya ketika banjir. Dia berkata bahwa panjang kapal Nuh
adalah 120 kubit dan lebarnya 600 kubit dan mempunyai tiga lapisan.
Menikah
sebanyak dua kali. Istri pertama adalah ‘Amud. ‘Amudlah yang pertama kali beriman
kepadanya. Darinya, lahir tiga orang anak: Sam, Yam, dan Ham. Kemudian menikah
dengan Wahilah yang melahirkan dua orang anak: Yafits dan Kan’an.
Pekerjaan
sehari-hari Nuh adalah sebagai pemahat batu.
Kurang
lebuh selama 300 tahun Nabi Nuh berdakwa secara sirriyah (sembunyi-sembunyi).
Setelah itu, Allah memerintahkan untuk berdakwah secara jahiriyah
(terang-terangan). Nabi Nuh diutus kepada Bani Rasib yang dipimpin seorang raja
bernama Darmasil. Darmasil adalah sosok penguasa tiran dan penyembah banyak berhala,
diantaranya Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Natsra. Kemudian selama 50 tahun,
dia menyeru Bani Qabil yang sama-sama menyembah berhala.
Inti
ajaran Nabi Nuh adalah tauhid, shalat, puasa, amar makruf, dan nakhyi munkar,
namun dakwah dibalas dengan angkara murka, sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah
brfirman:
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata):
“Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu agar kamu
tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab
(pada) hari yang sangat menyedihkan”. (QS. Hud, 11: 25-26)
Mereka
dimusnahkan karena menolak dakwah Nabi Nuh a.s dan Allah berfirman dalam
Al-Quran dengan jelas.
Maka,
mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta. (QS. Al-A’raf,
7:64)
No comments:
Post a Comment