BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dunia pendidikan kita terutama jalur pendidikan formal yakni sekolah sampai
sampai saat ini belum berhasil membuktikan kualitas (mutu) yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di berbagai jenjang termasuk di dalamnya
jenjang pendidikan dasar. Menurut teori bahwa keberhasilan harus didukung dan ditunjang oleh tiga
komponen yakni sekolah termasuk didalamnya pemerintah, orang tua dan lingkungan
masyarakat. Dari teori tersebut timbul pertanyaan apakah ketiga unsur tersebut
berjalan normal?
Sejauh mana perhatian ketiga komponen tersebui terhadap dunia pendidikan?
kiranya tidak bijak apabila rendahnya dunia pendidikan ini mengkambinghitamkan
salah satu komponen, intropeksi diri tentang sejauh mana perhatian yang
diberikan terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Peran kepala sekolah sangat berpengaruh dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan. Dalam kesempatan ini penulis mencoba membahas esensi peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah dasar.
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun kepemimpinan itu sifatnya situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain.
Peran kepala sekolah sangat berpengaruh dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan. Dalam kesempatan ini penulis mencoba membahas esensi peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah dasar.
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun kepemimpinan itu sifatnya situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa,
orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja / berperan serta guna
mecapai tujuan yang ditetapkan. Jabatan kepala sekolah pada hakekatnya merupakan amanat dari sang Pencipta
(Allah SWT), dan lahirnya amanat dari bangsa
dan negara yang secara yuridis formal diangkat berdasarkan surat keputusan (SK)
dari pemerintah. Oleh karena itu suatu saat amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya
baik oleh oleh Alloh SWT, maupun oleh bangsa dan negara.
Keinginan menjadi kepala sekolah merupakan hal yang positif dan hak bagi
setiap guru, sebab tidak mustahil dengan keinginan tersebut akan memotivsi diri
untuk melaksanakan tugas dan kewajiiban dengan sebaik baiknya.
Sesungguhnya menduduki jabatan kepala sekolah itu kalau kita kaji secara jujur merupakan beban dan perjuangan yang tidak mudah karena dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, oleh karena itu sangat proposional apabila momentum promosi jabatan kepala sekolah tetap berakar pada kerangka peningkatan kualitas pendidikan.
Sesungguhnya menduduki jabatan kepala sekolah itu kalau kita kaji secara jujur merupakan beban dan perjuangan yang tidak mudah karena dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, oleh karena itu sangat proposional apabila momentum promosi jabatan kepala sekolah tetap berakar pada kerangka peningkatan kualitas pendidikan.
Secara sederhana kepala sekolah adalah orang yang diangkat oleh pihak yang
berwenang untuk mengelola suatu sekolah. Karena praktek pengangkatan seperti
ini, mungkin kepala sekolah belum cukup untuk mengembang tugas yang rumit ini.
Mungkin setelah diangkat, kepala sekolah akan bekerja sambil belajar. Akan
dirasakan betapa sulitnya melaksanakan tugas, karena banyak yang harus
dipelajari dalam kaitannya dengan sikap, pengetahuan dan keteramplian yang
diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif ditambah masih kurangnya
kemampuan manajerial.
1.2 Rumusan Masalah
Seluk beluk masalah kepemimpinan pada hakikatnya sudah ada sejak manusia
hidup berkelompok, setiap organisasi yang bergerak dibidang apa saja
membutuhkan seorang pemimpin, sehingga dengan kepemimpinannya diharapkan dapat
menghantarkan atau membawa organisasi tersebut kearah keberhasilan pencapaian
tujuannya.
Suatu ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas
kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan yang
menggambarkan betapa pentingnya kedudukan sang pemimpin dalam suatu organisasi.
Bahkan ada pula yang melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang pengembala maka
setiap pengembala akan diminta pertanggungjawaban atas perilaku
pengembalaannya.
Dalam aktiftasnya pimpinan dan staf dihadapkan dalam ragam persoalan.
Keputusan yang bijaksana adalah ketepatan dalam memutuskan suatu persoalan.
Pengambilan keputusan hendaknya tidak disertai perasaan emosional, karena akan
berpengaruh dalam keputusan yang akan diambil. Di sini daya intelegensia yang
tinggi dari pimpinan sangat dibutuhkan pada saat-saat darurat untuk pengambilan
keputusan yang tepat dan akurat.
Bila kita plikirkan secara mendalam setiap masalah pada hakekatnya
kompleks, begitu kompleksnya sehingga tidak mungkin kita kemukakan seluruhnya.
Oleh karena itu masalah perlu dibatasi agar lebih jelas dan mudah. Dalam
makalah yang penulis beri judul Peranan Kepala Sekolah Dalam Memajukan Kualitas
Pendidikan di Sekolah Dasar, membatasi masalah pada:
1.
Bagaimana
fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin di satuan pendidikan Sekolah Dasar ?
2.
Bagaimana
peranan kepala sekolah sebagai Manajer (Pengelola) disatuan pendidikan Sekolah
Dasar ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan
pengetahuan tentang kepala sekolah sebagai pemimpin
2.
Menambah
pengetahuan mengenai kepala sekolah sebagai manajer sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Sebagai bahan renungan, penulis mencoba membuat kriteria kepala sekolah
atau seorang calon kepala sekolah yang diperlukan sebagai pribadinya yang
mencalonkan kepala sekolah dasar diantaranya :
a. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja bagi calon kepala sekolah wajar dijadikan sebagai kriteria
sebab dengan pengalaman kerja dimiliki setidaknya ia mampu belajar untuk
memperbaiki kekurangan yang pernah didalamnya, itupun dengan syarat punya
kemauan, sebab pengalaman adalah guru yang paling utama yang sesuai dengan
peraturan mentri pendidikan No 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah
dasar bahwa kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah memilki pengalaman sekurang-kurangnya
5 (lima) tahun.
b. Dedikasi
(pengabdian)
Pengabdian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bagi seorang
kepala sekolah, sebab pada dasamya bahwa jabatan kepala sekolah bukan anugrah
tapi amanah yang harus dipikul dengan penuh dedikasi, sehingga tidak ada kesan
terutama ditingkat SD, bahwa dengan menduduki jabatan kepala sekolah menjadi
lepas mengajar. Wajar bahwa dalam jabatan kepala sekolah lebih berat dari guru
karena itulah pekerjaan yang harus dijalani oleh kepala sekolah.
c. Kejujuran
Kejujuran adalah suatu tindakan dimana antara perkataan dan perbuatannya
sama, maka faktor kejujuran merupakan cerminan dari sosok pribadi yang baik
yang berpijak pada nilai nilai agama. Dengan kejujuran akan memancarkan sikap
keterbukaan, dimana isu sentral yang sering terdengar dilingkungan sekolah
adalah mengenal keuangan yang sering menimbulkan konflik internal. Dengan
demikian kejujuran terutama yang berkenaan dengan pinansial perlu dipraktekkan
secara transparan dalam yang pelaksanaannya dimotori oleh kepala sekolah
sebagai pemimpin, sebab kalau tidak maka situasi seperti ini akan menimbulkan
konflik Internal yang pada akhirnya akan menciptakan (tidak harmonis) hubungan
dilingkungan kerja sehingga akan melemahkan kekompakan dan kebersamaan dalam
mencapai tujuan.
d. Prestasi
Kepala sekolah harus berprestasi terutama bekaitan dengan profesionalisme,
dalam hal ini dapat diukur dari segi yaitu : (a) keberhasilan mengajar. (b)
kualifikasi pendidikan minimal memiliki kualifikasi akademik sadana (S1) atau
diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi
yang terakreditasi hal ini sesuai dengan peraturan mentri pendidikan No.13
tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.
2.1 Kepala Sekolah Sebagai Manajer di Sekolah
Antara kepemimpinannya dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan
akan menjiwai manaher dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering
dirumuskan sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager,
administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pencipta), dan
motivator (pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas itulah kepemimpinan
akan ditetapkan. Dengan kata lain, kepeminpinan harus terpadu dalam pelaksanaan
ketujuh tugas tersebut.
Sejalan dengan implementasi konsep MBS, maka semakin penting peran kepala
sekolah sebagai manajer (pengelola) Pendidikan disatuan sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah. Sebagai seorang manajer aktifitasnya harus melakukan
manajemen (mengelola) sekolah yang berorientasi pada pencapaian tujuan
pendidikan.
Dalam pengelolaan sekolah hendaknya melalui berbagai kegiatan (aktivitas),
sebagaimana dikemukakan oleh A.Tabrani Rusyan “Pada umumnya kegiatan manajer
atau aktivitas manajemen itu adalah : Planing, Organizing, staffing,
Directing dan controlling”. (1997 : 20). Sedangkan Dadi Permadi Berpendapat
"Prinsip Prinsip manajemen yang lama dirumuskan dengan POAC (Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling). Dalam manajemen yang modern sudah
berubah dimana sebelum membuat perencanaan sebaiknya didahului dengan mengkaji
informasi informasi yang relevan. Dan kedua pendapat di atas pada prinsipnya
mempunyai kesamaan pendapat bahwa dalam rangka pengelolaan sekolah tidak lepas
dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, yang pada manajemen modern sebelum
memulai langkah tersebut perlu mengkaji sumber informasi terutama relevansinya
dengan perubahan perubahan (inovasi).
Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan
kewjiban sebagai berikut
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah
dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah
kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetensi yang sehat
antar sekolah untuk pencapaian mutu yang diharapkan.
2.2 Tuntutan Terhadap Manajer Sekolah
Kepala sekolah adalah penghubung terpenting dalam jaringan itu untuk
memastikan efektivitas sekolah., kepala sekolah adalah guru senior yang
dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Dalam kenyataannya, banyak diantaranya yang
tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi
kepala sekolah. Karenanya, orang-orang seperti ini telah mencapai puncak
inkompetensinya dan akan tetap disitu sampai pensiun.
Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini.
Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah merefleksikan realitas
situasi di Indonesia, yang peranannya kepala sekolah semakin rumit, cara ini
dirancang untuk lebih menyadarkan kepala sekolah tentang perlunya upaya terus
menerus untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi kepala sekolah yang
efektif. Hal ini perlu ditularkan pada staf sekolah, agar pengembangan diri ini
mengelembaga di sekolah yang bersangkutan.
2.3 Fungsi Kepala Sekolah
1. Sebagai administrator, mengelola
adiministrasi sekolah, dalam hal menyusun program tahunan (RAPBS), serta hal
hal yang berkaitan dengan sekolah.
2. Sebagai komunikator. Kepala sekolah
memberikan pengarahan pembinaan para guru.
3. Sebagai motivator. Kepala sekolah
hendaknya dapat membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja pada guru, dengan
memberikan gagasan gagasan yang baik bagi penyampaian KBM.
4. Sebagai inovator. Kepala sekolah
hendaknya memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan dalam pembaharuan pendidikan
dan mendorong guru untuk melakukan hal yang berkaitan dengan pelajaran.
5. Sebagai fasilitator. Kepala sekolah
harus mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana sekolah, seperti meubelair dan
sebagainya.
6. Sebagai dinamisator. Kepala sekolah
harus mampu sebagai pengerak dalam pencapaian tujuan sekolah.
7. Sebagai transformator. Kepala sekolah
sebagai alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
8. Sebagai stimulator. Kepala sekolah
harus mampu sebagai perangsang pemicu semangat kerja kepada guru.
9. Kepala sekolah sebagai pelaksana dan
pengemban kurikulum.
10. Kepala sekolah sebagai pembimbing.
Kepala sekolah harus mampu mengembangkan profesi guru.
2.4 Kepala Sekolah dan Sistem Kerja
Tanggung jawab seorang kepala sekolah adalah tercapai hasil sebaik mungkin
dengan mengkoordinasikan sitem kerja pada unit kejanya secara efektif. Suatu
sistem, kerja secara sederhana dapat digambarkan dalam hubungan kondisi proses
hasil sebagai berikut :
Penjelasan
Sistem Kerja Kepala Sekolah
Kondisi: Semua
masukan yang diperlukan sebagai kondisi dalam proses seperti faktor lingkungan
kerja (baik fisik maupun non fisik), diantaranya SDM, ruangan belajar dan
bekerja, peralatan belajar mengajar, struktur organisasi, prosedur, intruksi,
kebijakan pemerintah (kurikulum), hubungan antar pribadi dana suasana kerja.
Proses : Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil (keluaran) misalnya bila sekolah ditinjau sebagai suatu sistem, maka proses disini adalah interaksi sernua komponen sekolah dalam pembelajaran.
Proses : Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil (keluaran) misalnya bila sekolah ditinjau sebagai suatu sistem, maka proses disini adalah interaksi sernua komponen sekolah dalam pembelajaran.
Hasil : hasil
adalah keluaran, yaitu segala sesuatu yang dihasilkan dari proses kerja.
Misalnya : barang dan jasa tertentu atau laporan mengenal pelaksanaan
pekerjaan. Hasil sekolah sebagai sistem adalah lulusan sekolah.
Balikan formatif : balikan (feedback) formatif adalah informasi yang digunakan untuk mempengaruhi kualitas hasil balikan ini mengharuskan adanya perubahan dalam cara menghasilkan perubahan tertentu, sebagai contoh kepala sekolah meminta agar guru menggunakan tehnik mengajar tertentu dalam mengajar.
Balikan motivatif : informasi yang digunakaan untuk mempengaruhi kualititas hasil / keluaran. Informasi ini untuk meningkatkan kecapatan bekerja misalnya, kepala sekola memuji seorang guru yang bekerja dengan baik dalam menangani keluhan orang tua peserta didik.
Balikan formatif : balikan (feedback) formatif adalah informasi yang digunakan untuk mempengaruhi kualitas hasil balikan ini mengharuskan adanya perubahan dalam cara menghasilkan perubahan tertentu, sebagai contoh kepala sekolah meminta agar guru menggunakan tehnik mengajar tertentu dalam mengajar.
Balikan motivatif : informasi yang digunakaan untuk mempengaruhi kualititas hasil / keluaran. Informasi ini untuk meningkatkan kecapatan bekerja misalnya, kepala sekola memuji seorang guru yang bekerja dengan baik dalam menangani keluhan orang tua peserta didik.
2.5 Administrasi Kepala Sekolah
A. Bidang Umum
1.
Program
Kerja Kepala Sekolah Dasar
2.
Tata
Tertib SD
3.
Surat
Keputusan Sekolah
4.
Papan
Nama SD
5.
Buku
Pimpinan
6.
Buku
Pengumuman
7.
Bukti
Notula Rapat Guru
8.
Buku
Notula Rapat Kepala Sekolah
9.
Buku
Kegiatan Kepala Sekolah
10. Buku Agenda Surat
11. Buku Expedisi
12. Buku Arsip Surat
13. Bundel Surat Masuk
14. Buku Tamu I
15. Buku Tamu II
B. Bidang
Pengajaran
1. Buku Kurikulum
2. Kalender pendidikan
3. Jadwal pelajaran
4. SK Tugas guru
5. Program supervisi
6. Bundel hasil supervisi
7. Instrumen supervisi
8. Buku pembinaan proyek edukasi
9. Bundel arsip target dan pencapaian Kurikulum
10. Program evaluasi
2. Kalender pendidikan
3. Jadwal pelajaran
4. SK Tugas guru
5. Program supervisi
6. Bundel hasil supervisi
7. Instrumen supervisi
8. Buku pembinaan proyek edukasi
9. Bundel arsip target dan pencapaian Kurikulum
10. Program evaluasi
C. Bidang Kemuridan
1. Buku Pendaftaran murid baru
2. Buku Penerimaan murid baru
3. Buku pokok / induk
4. Buku pencocokan buku induk
5. Buku klaper
6. Buku raport
7. Buku mutasi murid
8. Buku keadaan murid dalam setahun
9. Buku Kenaikan Kelas
10. Buku Pembagian Ijazah
11. Buku Album dan Photo lulusan
12. Bukti fisik pelayanan khusus, UKS, Pramuka, Dokter kecil, Perpustakan, Koperasi, BP
D. Bidang Kepegawaian
. Buku Pokok Kepegawaian
2. Daftar riwayat hidup guru penjaga
3. Daftar urutan kepangkatan
4. Daftar nilai DP 3
5. Bundel data pegawai (Guru dan Penjaga)
6. Bundel PAK
7. Buku tugas aktivitas guru / penjaga
8. Buku presensi guru dan penjaga
9. Buku bepergian
10. Buku cuti pegawai
E. Bidang Keuangan
1. RAPBS
2. Buku gabungan peneriman BOS
3. Buku Kas BOS
4. Bundel SPJ dana BOS
5. Buku Kas SBPP
6. Bundel SPJ SBPP
7. Buku Kas BOP
8. Bundel SPJ BOP
9. Buku Kas Umum
10. Buku Kas serba serbi
11. Buku cadangan peneriman tabungan anak
12. Buku tabungan murid
13. Kartu tabungan
14. Buku pengembalian tabungan Murid
15. Buku leger gaji
16. Buku kas gaji
17. Buku peneriman gaji
1. Buku Pendaftaran murid baru
2. Buku Penerimaan murid baru
3. Buku pokok / induk
4. Buku pencocokan buku induk
5. Buku klaper
6. Buku raport
7. Buku mutasi murid
8. Buku keadaan murid dalam setahun
9. Buku Kenaikan Kelas
10. Buku Pembagian Ijazah
11. Buku Album dan Photo lulusan
12. Bukti fisik pelayanan khusus, UKS, Pramuka, Dokter kecil, Perpustakan, Koperasi, BP
D. Bidang Kepegawaian
. Buku Pokok Kepegawaian
2. Daftar riwayat hidup guru penjaga
3. Daftar urutan kepangkatan
4. Daftar nilai DP 3
5. Bundel data pegawai (Guru dan Penjaga)
6. Bundel PAK
7. Buku tugas aktivitas guru / penjaga
8. Buku presensi guru dan penjaga
9. Buku bepergian
10. Buku cuti pegawai
E. Bidang Keuangan
1. RAPBS
2. Buku gabungan peneriman BOS
3. Buku Kas BOS
4. Bundel SPJ dana BOS
5. Buku Kas SBPP
6. Bundel SPJ SBPP
7. Buku Kas BOP
8. Bundel SPJ BOP
9. Buku Kas Umum
10. Buku Kas serba serbi
11. Buku cadangan peneriman tabungan anak
12. Buku tabungan murid
13. Kartu tabungan
14. Buku pengembalian tabungan Murid
15. Buku leger gaji
16. Buku kas gaji
17. Buku peneriman gaji
F. Bidang Perlengkapan Gedung
1. Bidang peneriman barang
2. Buku pengeluaran barang
3. Buku Inventaris (Satu tahun)
4. Buku Inventaris (lima Tahun)
5. Surat tanah sekolah
G. Bidang Hubungan Masyarakat
1. Buku Notula rapat dengan komite sekolah
2. Program Kerja dengan komite sekolah
3. Program Pameran
H. Bidang Statistik / Monogran
1. Organisasi Tugas Guru
2. Statistik / Grafik hasil Ulangan Umum
3. Statistik / Grafik Hasil UASBN
4. Statistik / Grafik kenaikan kelas
5. Statistik / Grafik kelulusan
6. Statistik / Grafik melanjutkan
7. Statistik / Grafik Keadaan murid
8. Statistik / Grafik Drop out
9. Statistik / Grafik Wajib Belajar
10. Statistik / Grafik Keadaan Guru / Pegawai
11. Statistik / Grafik DUK
12.Statistik / Grafik PAK
13. Statistik / Grafik Keuangan
14. Statistik / Grafik Denah Sekolah
15. Statistik / Grafik Organisasi Komite Sekolah
16. Statistik / Grafik Absen Murid
1. Bidang peneriman barang
2. Buku pengeluaran barang
3. Buku Inventaris (Satu tahun)
4. Buku Inventaris (lima Tahun)
5. Surat tanah sekolah
G. Bidang Hubungan Masyarakat
1. Buku Notula rapat dengan komite sekolah
2. Program Kerja dengan komite sekolah
3. Program Pameran
H. Bidang Statistik / Monogran
1. Organisasi Tugas Guru
2. Statistik / Grafik hasil Ulangan Umum
3. Statistik / Grafik Hasil UASBN
4. Statistik / Grafik kenaikan kelas
5. Statistik / Grafik kelulusan
6. Statistik / Grafik melanjutkan
7. Statistik / Grafik Keadaan murid
8. Statistik / Grafik Drop out
9. Statistik / Grafik Wajib Belajar
10. Statistik / Grafik Keadaan Guru / Pegawai
11. Statistik / Grafik DUK
12.Statistik / Grafik PAK
13. Statistik / Grafik Keuangan
14. Statistik / Grafik Denah Sekolah
15. Statistik / Grafik Organisasi Komite Sekolah
16. Statistik / Grafik Absen Murid
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepala Sekolah haruslah dimulai dengan menggunakan waktu sebaik baiknya dalam memimpin, merencanakan gagasan
gagasan baru, dan bekerja lebih dekat dengan para guru dan seluruh yang
terlibat didalamnya. Peran kepala sekolah harus dapat merekrut masyarakat untuk terlibat dalam
memajukan pendidikan baik yang beperan dengan dana atau dalam mengawasi sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena hasil pendidikan merupakan
kepentingan masyarakat. Kepala sekolah harus terbuka dan jelas dalam mengelola keuangan sekolah. Antara kepemimpinanya dan manajerial
tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam melaksanakan
tugasnya.
3.2. Saran
Upaya untuk meningkatkan SDM yang berkualitas di Indonesia terus
ditingkatkan. Salah seorang yang memikul tugas ini adalah kepala sekolah karena
kepala sekolah yang menjadi manajer dalam menentukan segala kebijakan di
sekolah. Meskipun hasil data yang diperoleh serta pembahasan yang masih kurang
sempurna, maka tidak ada salahnya kalau penulis memberikan saran-saran kepada
kepala sekolah atau calon kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah :
1. Mempunyai visi dan misi jauh ke depan yang mendalam untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
2. Gaya kepemimpinan yang tepat untuk membudayakan
mutu pendidikan.
3. Meyakinkan kebutuhan peserta didik
sebagai pusat perhatian kegiatan/ kebijakan.
4. Menambah wawasan dengan ikut pelatihan-pelatihan, membaca buku atau bacaan yang
berkaitan dengan kepemimpinan dan peran kepala sekolah sebagai manajer di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin. Analisis
Administrasi, manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Cuandi, Ade. Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Bandung : Suara Daerah, (23 : 2003)
Depdikbud. Panduan
Manajemen Sekolah. Dirjen Dikmenum, 1999
Kusmiharjo dan
Burhanudin. Dasar dasar Manajemen Pendidikan II (Kepemimpinan) . Jakarta :
Dikmenum, 1997
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 132 Tahun 2007.
Standar Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta
Sudirman. Peran Kepala
Sekoloh Dalam Konsep MBS, Bandung : Suara Daerah, ( 19 : 2005)
Sudjana, Nana. Tuntutan
Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987
Surakhman, S. Metode
Penelitian. Bandung : Transito, 1980
No comments:
Post a Comment