Dongeng
Selama ini
siswa Sekolah Dasar selalu senang apabila guru mendongeng di kelas. Dongeng
dianggap senjata yang paling ampuh untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada
siswa. Maka, pemilihan dongeng yang sesuai untuk siswa sangat diperlukan,
karena informasi dan peristiwa yang terkandung dalam cerita-cerita ini akan
berpengaruh pada pembentukan moral dan akal anak, dalam kepekaan rasa,
imajinasi dan bahasanya.
Dongeng
adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng hanya sebuah cerita
khayal misalnya kejadian-kejadian aneh di jaman dahulu. Dongeng berfungsi
menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita
tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara
turun-temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan secara luas ke
berbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah
setempat. Misalnya dongeng tentang legenda Tangkuban Perahu, Kancil dan Buaya,
dan banyak lagi. Ada beberapa ciri dongeng (http://www.scribd.com/doc/29361106/Definisi-Dongeng)
diantaranya:
1.
Menggunakan alur sederhana;
2.
Cerita singkat dan bergerak cepat;
3.
Karakter tokoh tidak diuraikan
secara rinci;
4.
Ditulis dengan gaya penceritaan
secara lisan;
5.
Terkadang pesan atau tema dituliskan
dalam cerita;
6.
Biasanya, pendahuluan sangat singkat
dan langsung .
Dalam sebuah cerita atau dongeng, terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa
dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut dalam pembentukan pribadi anak. Dari sinilah tumbuh kepentingan untuk mengambil
manfaat dari cerita dalam pelajaran di sekolah, pentingnya memilih cerita dan
bagaimana cara penyampaiannya pada siswa.
Dongeng dikelompokkan dalam empat golongan besar, yaitu: dongeng fabel,
dongeng biasa,dongeng lelucon atau anekdot, dan dongeng berumus.
1.
Dongeng Fabel
Dongeng fabel atau binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang
peliharaan atau binatang liar. Binatang-binatang dalam cerita jenis ini dapat
berbicara atau berakal budi seperti manusia. Di negara-negara Eropa binatang
yang sering muncul menjadi tokoh adalah rubah, di Amerika Serikat binatang itu
adalah kelinci,di Indonesia binatang itu Kancil dan di Filipina binatang itu
Kera. Semua tokoh biasanya mempunyai sifat cerdik, licik dan jenaka.
2.
Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya
adalah kisa suka duka seseorang, misalnya dongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil,
Joko Tarub, Sangkuriang serta Bawang Putih dan Bawang Merah.
3.
Dongeng
Lelucon atau Anekdot
Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang
mendengarnya maupun yang menceritakannya. Meski demikian, bagi masyarakat atau
orang menjadi sasarang dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati.
4.
Dongeng
Berumus
Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.
Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales),
dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak
mempunyai akhir (endless tales).
Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata
anak-anak tidak popular lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka
dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun,
kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak.
Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada
permainan lain seperti video game. Kendati demikian, kegiatan mendongeng
sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk
anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini
dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak.
Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan
mendongeng ini.
Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum
tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat
membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan ataupun dibaca.
Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari
dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.
Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan
berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati.
Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras,
maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayur
dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai
nilai tersebut.
No comments:
Post a Comment