A.
Pengertian Konsepsi Ketahanan
Nasional
Kondisi
dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan
ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi
ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional
melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan yang selaras, serasi dan
seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi
ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan
= Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya
demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani. Keamanan
= Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.
B.
Konsep Dasar Ketahanan Nasional
Ketahanan
Nasional (Tannas) adalah konsep bangsa Indonesia, Keselamatan Nasional
(National Security) atau kelangsungan hindup bangsa (national survival).
National security yang sering kita tejemahkan dengan keamanan nasional, lebih
fokus pada kekuatan militer daripada kekuatan lain yang ada dalam kehidupan
suatu bangsa. Tannas yang juga disebut sebagai comprehensive security,
berpendapat bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa atau masyarakat tergantung
pada keserasian aspek kehidupan seperti Ideologi-Politik-Ekonomi-Sosial
Budaya-Militer, dimana tiap aspek saling mempengaruhi. Stabilitas dari
networking aspek-aspek tersebut akan menciptakan Tannas yang kuat. Tannas lahir
di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda Angkatan Darat) pada tahun 1969-1970,
yang pada saat itu berusaha mengembangkan doktrin sendiri tentang national
security, berdasarkan pengalaman sendiri dan bangsa lain. Hasilnya menyatakan
bahwa kelangsungan hidup suatu masyarakat tidak hanya ditentukan oleh kekuatan
militer saja, tetapi juga tergantung pada kemampuan aspek kehidupan yang lain.
Keadaan
ekonomi dan konflik antar kelompok karena alasan politik, agama dan sumberdaya
dapat menghancurkan kemampuan negara untuk bertahan. Pada tahun 1966 kita
menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan Singapore, dan Indonesia tidak
ingin dianggap negara yang agresif. Strategi yang mendukung tercapainya Tannas
dalam menghadapi ancaman, terutama ancaman militer atau kekerasan adalah
strategi tidak langsung, konsep Andre Beaufre – jendral Prancis. Untuk
pertahanan dikembangkan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dan untuk kemanan
dalam negeri dikembangkan Operasi Keamanan Dalam Negeri, strategi dari keduanya
didasarkan pada strategi tidak langsung.
Strategi
tidak langsung barangkali dapat digambarkan yang dalam bahasa Jawa disebut:
“nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake“, yang artinya kira-kira: berlaga
tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan. Dalam permainan game/strategi ini
disebut “non zero sum game“, dalam suatu penyelesaian sengketa kedua belah
pihak mendapat manfaat. Awalnya konsep Tannas ini diberi nama Pembinaan
Nusantara, yang terdiri dari pembinaan Wilayah (untuk menciptakan
kesejahteraan) dan pembinaan Teritorial (untuk menciptakan keamanan). Keduanya
saling berkaitan, tidak mutually eksklusif, kita tidak bisa meng-antagoniskan
kedua pembinaan, karena dalam setiap pembinaan kedua unsur tersebut harus
diperhatikan, hanya yang mana lebih diutamakan hanya masalah prioritas sesuai
dengan kondisi pada saat itu.
Teori lain
yang dipakai adalah teori kelangsungan hidup suatu social system yang
dikembangkan oleh Talcot Parson. Parson berpendapat jika suatu sistem sosial
ingin mempertahankan hidupnya dia harus mampu mengembangkan kemampuan: 1.
pattern maintainence; 2. adaptation; 3.goal attainment; 4. integration; 5. goal
setting. Tidak social system mampu mengembangkan semua fungsi. Sebelum konsep
ini berkembang sampai mempunyai kerangka yang jelas, pada tahun 1972 presiden
Suharto meminta agar konsep ini dikelola oleh Lemhannas (Lembaga Pertahanan
Nasional yang kemudian menjadi Lembaga Ketahanan Nasional. Perkembangan konsep
ini kemudian tidak sesuai dengan apa yang semula digagas di Seskoad. Wawasan Nusantara adalah suatu konsep bagaimana bangsa
ini melihat dirinya sendiri yang merupakan negara kepulauan. Jika didasarkan
hukum yang berlaku pada saat itu, maka Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
dikelilingi perairan teritorial sepanjang 12 mil, maka selebihnya menjadi wilayah
internasional, situasi demikian membahayakan keamanan nasional dan
internasional, karena rawan konflik. Maka Indonesia mengusulkan agar wilayah
laut pedalaman, yang pengukurannya didasarkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu dapat menjadi wilayah nasional.
Hubungan
Wawasan Nusantara dengan Ketahanan
Nasional adalah, bahwa Wawasan Nusantara memperkuat dan mempermudah pengelolaan
Ketahanan Nasional. Tetapi masalahnya justru adanya Wawasan Nusantara orang
berpendapat bahwa sebagai negara maritim kita harus mempunyai kekuatan maritim
(baca: Angkatan Laut) yang kuat. Teknologi sekarang sudah memungkinkan
terciptanya networking antar unsur untuk mencapai tujuan strategi. Diharapkan
generasi muda berusaha mendalami dan menggali pengalaman masa lalu, supaya kita
dapat menciptakan konsep yang cucuk dengan suasana dan lingkungan kita sendiri.
Manfaat suatu konsep adalah jika dapat dipraktekan, hobi kita suatu konsep
untuk terus menjadi wacana, yang hanya menghasilkan orang pintar bicara.
Apabila kita menggali ilmu di luar negeri, kita ambil intisari ilmu untuk
mengkaji keadaan kita berdasarkan ilmu tersebut.
Bukan kita
tiru aplikasi ilmu itu dalam kondisi lain, lalu hasilnya ingin diterapkan di
Indonesia. Ini akan merugikan bangsa kita, kerugian tidak segera nampak, karena
proses berjalan lama. Ibarat kita beli sepatu, tidak cocok di kaki kita, jangan
kakinya yang dirubah tetapi sepatunya. Para pemuda harus menggeluti ilmu dari
muda, mau mempelajari sejarah secara teliti, karena sejarah adalah masa lalu
kita. Masa depan dibangun dari pengambilan hikmah masa lalu. Tetapi juga harus
disadari bahwa penulisan sejarah kita, kebanyakan adalah untuk kepentingan
penulis atau subyek yang ditulisnya, sehingga sebetulnya tidak bermanfaat untuk
kepentingan kita. Pelajari sejarah dan pengalaman secara sangat kritis, jangan
takut untuk dicap tidak patriotis, karena pengalaman menunjukkan bahwa orang
yang menyebut orang lain tidak patriotis, dia sendiri selalu berlindung dalam
kemunafikan.
C.
Tujuan
Ketahanan Nasional
Tujuan
ketahanan nasional pada dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan (AHTG) Jadi semakin kuat ketahanan nasional suatu bangsa semakin
dapat menjamin kelangsungan hidup atau survival hidup suatu bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun ketahanan
nasional nasional secara bottom up approach melalui pembinaan tingkat ketahanan
dari mulai ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan,
ketahanan keluarga danketahanan pribadi.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1.
Ancaman
di dalam negeri, Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.
2.
Ancama
dari luar negeri, Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut
oleh musuh dari luar negri.
No comments:
Post a Comment