1. Tujuan Metode Bermain Peran
Tujuan bermain peran di
Taman Kanak-kanak (TK) menurut buku Didaktik Metodik di Taman Kanak-kanak
(Depdiknas, 2003: 41) adalah sebagai berikut:
1)
Melatih daya tangkap,
2)
Melatih anak berbicara lancar,
3)
Melatih daya konsentrasi,
4)
Melatih membuat kesimpulan,
5)
Membantu perkembangan intelegensi,
6)
Membantu perkembangan fantasi, dan
7)
Menciptakan suasana yang menyenangkan.
Disimpulkan tujuan metode
bermain peran yaitu dapat melatih daya tangkap, berbicara dengan lancar,
konsentrasi anak agar dapat lebih fokus, membuat kesimpulan, mengembangkan
kognitif anak, menciptakan suasana yang menyenangkan, mengembangkan
keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan tersebut
diharapkan akan memudahkan anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak
usia dini dengan cara menerapkan metode bermain peran.
2 Jenis
Bermain Peran
Dalam teorinya, Erikson
(Dit. PADU Depdiknas, 2004:4) mengemukakan bahwa bermain peran terbagi ke dalam
dua jenis bermain, diantaranya bermain peran makro dan bermain peran mikro.
a. Bermain Peran Makro
Bermain peran makro adalah
salah satu jenis bermain peran dengan menggunakan ukurannya sebenarnya. Anak
dikatakan sedang bermain peran makro jika dia memerankan sendiri suatu tokoh.
Biasanya anak akan mengenakan kostum sesuai tokoh tersebut. Pada bermain peran
makro, anak-anak berperan sebagai seseorang atau sesuatu. Misalnya ia
menggunakan pakaian ayahnya lalu menirukan gaya ayah (Safriyani, 2011:9).
Bermain peran makro dapat
melatih imajinasi dan membangun sendiri cerita yang dikehendakinya sesuai
dengan pengalaman panca inderanya selama ini. Biasanya dalam bermain peran
makro ini, seorang anak mengimitasi perilaku orang yang ia idolakan atau orang
yang ia benci. Anak juga dapat menggunakan benda atau media apa saja yang ada
disekitarnya, untuk dijadikan alat bermain perannya.
Berdasarkan pendapat di
atas, bahwa bermain peran makro merupakan suatu kegiatan bermain anak yang
sedang memerankan sebuah peran, menjadikan dirinya semirip mungkin layaknya
aktor dalam peran tersebut dan mengimitasi perilaku dari objek yang ia perankan
itu. Sedangkan bermain peran dalam lingkup yang kecil biasa di sebut dengan
bermain peran mikro.
b. Bermain Peran Mikro
Bermain peran mikro adalah
awal bermain kerjasama yang dilakukan hanya dua orang saja bahkan sendiri
dengan menggunakan media. Safriyani (2011:9) mengemukakan bermain peran mikro,
anak menggunakan benda-benda untuk dimainkan sesuai dengan peran yang ia
bayangkan. Misalnya anak menggunakan boneka, dan ia memainkan boneka itu untuk
bercakap-cakap dengan boneka yang lain.
Seiring dengan pendapat
tersebut, Tarigan (2008:1) berpendapat bahwa “Micro play adalah anak
bermain peran dengan menggunakan dua boneka”. Anak dikatakan sedang bermain
peran mikro ketika ia bermain dengan benda-benda berukuran kecil. Ia menjadi
sutradara dan melakonkan peran melalui boneka-boneka dan alat bermain kecil
lainnya. Bermain peran mikro sering dimainkan oleh anak-anak usia prasekolah,
karena pada usia ini anak memiliki daya imajinasi yang kuat dan terkadang anak
masih memiliki teman khayalan.
No comments:
Post a Comment