Sunday, April 9, 2017

JAMALUDDIN AL-AFGHANI


            Jamaluddin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meniggal dunia di Istambul di tahun 1897. ketika baru usia 20 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri. Karena Inggris telah mencampuri dunia politik di Afghanistan dan terjadi pergolakan, Al-Afghani lebih memilih tempat kelahirannya dan pergi ke India di tahun 1869. Begitupun ketika tinggal di India ia merasa tidak bebas bergerak karena negara tersebut telah jatuh ke tangan Inggris. Ia lebih memilih pindah ke Mesir pada tahun 1871. rumah tinggalnya dijadikan tempat pertemuan murid-murid dan pengikutnya. Di sanalah beliau memberikan kuliah dan mengadakan diskusi, dan menurut keterangan Muhammad Salam Madkur ada salah seorang muridnya yang menjadi pemimpin kenamaan di Mesir seperti Muhammad Abduh dan Sa’ad Zaghlul, pemimpin kemerdekaan Mesir.
            Ketika ide-ide baru yang disiarkan Al-Tahtawi melalui buku-buku terjemahannya dan karangannya telah mulai meluas di kalangan masyarakat Mesir, diantaranya ide trias politica  dan patriotisme. Telah matang waktunya untuk membentuk suatu partai politik, maka pada tahun 1879 atas usaha Al-Afghani terbentuklah partai Al-Hizb Al-Watani (Partai Nasional). Slogan “Mesir untuk orang Mesir” mulai kedengaran. Tujuan partai ini selanjutnya ialah memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers dan pemasukan unsur-unsur Mesir ke dalam posisi-posisi dalam bidang militer.
            Dari Mesir Al-Afghani pergi ke Paris dan di sini ia dirikan perkumpulan Al-‘Urwah Al-Wusqa. Di antara tujuan yang hendak dicapai ialah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam dan membawa umat Islam kepada kemajuan. Sewaktu di Eropa Al-Afghani mengadakan perundingan dengan Sir Randolph Churchil dan Drummond Wolf tentang masalah Mesir dan tentang penyelesaian pemberontakan Al-Mahdi di Sudan secara damai. Wolf meminta bantuannya untuk mewujudkan hubungan persahabatan antara kerajaan Usmani, Persia, dan Afghanistan. Persahabatan ketiga negara itu perlu bagi Inggris dalam menentang politik Rusia di Timur Tengah. Tetapi kedua usaha itu tidak membawa hasil.
            Atas undangan Sultan Abdul Hamid, Al-Afghani selanjutnya pindah ke Istambul di tahun 1892. Bantuan dari negara-negara Islam amat dibutuhkan Sultan Abdul Hamid untuk menentang Eropa yang di waktu itu telah kian mendesak kedudukan Kerajaan Usmani di Timur Tengah.
            Karena takut akan pengaruh Al-Afghani yang demikian besar, kebebasannya dibatasi Sultan dan ia tak dapat keluar dari Istambul. Ia tetap tinggal di sana sampai ia wafat di tahun 1897, pada lahirnya sebagai tamu yang mendapat penghormatan, tetapi pada hakekatnya sebagai tahanan Sultan.

            Jalan untuk memperbaiki keadaan umat Islam, menurut Al-Afghani ialah melenyapkan pengertian-pengertian salah yang dianut umat pada umumnya, dan kembali kepada ajaran-ajaran dasar Islam yang sebenarnya. Hati mesti disucikan, budi pekerti luhur dihidupkan kembali, dan demikian pula kesediaan berkorban untuk kepentingan umat. Dengan berpedoman pada ajaran-ajaran dasar umat Islam akan dapat bergerak maju mencapai kemajuan.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive