Sunday, April 9, 2017

RASYID RIDA


            Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 di Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan Al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu ia memakai gelar Al-Sayyid di depan namanya. Semasa kecil ia dimasukkan ke madrasah tradisional di Al-Qalamun untuk belajar menulis, berhitung dan membaca Al-Qur’an. Di tahun 1882, ia meneruskan pelajaran di Al-Madrasah Al-Wataniah Al-Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Sekolah ini didirikan oleh Al-Syaikh Husain Al-Jisr, seorang ulama Islam yang dipengaruhi oleh ide-ide modern.
            Rasyid Rida meneruskan pelajarannya di salah satu skeolah agama yang ada di Tripoli. Selanjutnya ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah Al-wustqa. Perjumpaan-perjumpaan dan dialognya denagn Muhammad Abduh meninggalkan kesan yang baik dalam dirinya. Pemikiran-pemikiran pembaharuan yan diperolehnya dari Al-Syaikh Husain Al-Jisr’ dan yang kemudian diperluas lagi dengan ide-ide Al-afghani dan Muhammad Abduh amat mempengaruhi jiwanya.
            Beberapa bulan kemudian iamulai menerbitkan majalah yang termasyur, Al-Manar. Di dalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan Al-Manar sama dengan tujuan Al-Urwah Al-Wusqa, antara lain mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial dan ekonomi, memberantas takhyul dan bid’ah-bid’ah yang masuk ke dalam tubuh Islam, menghilangkan faham fatalisme yang terdapat dalam kalangan umat Islam, serta faham-faham salah yang dibawa tarekat-tarekat tasawwuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan politik negara-negara Barat.
            Rasyid Rida melihat perlunya diadakan tafsiran modern dari Al-Qur’an, yaitu tafsiran yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan gurunya. Rasyid Rida juga merasa perlunya dilaksanakan ide pembaharuan dalam bidang pendidikan. Untuk itu ia melihat perlu ditambahkan ke dalam kurikulum mata-mata pelajaran berikut : teologi, pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa-bahasa asing dan ilmu mengatur rumah tangga (kesejahteraan keluarga) yaitu di samping fikih, tafsir, hadis, dan lain-lain yang biasa diberikan di madrasah-madrasah tradisional.
            Sewaktu masih di tanah airnya Rasyid Rida telah pernah memasuki lapangan politik dan setelah pindah ke Mesir ia juga ingin meneruskan kegiatan politiknya. Tetapi atas nasehat Muhammad Abduh, ia menjauhi lapangan politik. Setelah gurunya meninggal dunia, barulah ia memulai bermain politik. Di dalam majalah Al-Manar ia mulai menulis dan memuat karangan-karangan yang menentang pemerintahan absolut Kerajaan Usmani. Selanjutnya juga tulisan-tulisan yang menentang politik Inggris dan Perancis untuk membagi-bagi dunia Arab di bawah kekuasaan mereka masing-masing.
            Di masa tua, sungguhpun kesehatannya telah selalu terganggu, ia tidak mau tinggal diam dan senantiasa aktif. Akhirnya ia meninggal dunia di bulan Agustus 1935, sekembalinya dari mengantarkan Pangeran Su’ud ke kapal di Suez.

            Pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dimajukan Rasyid Rida, tidak banyak berbeda dengan ide-ide Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani. Ia juga berpendapat bahwa umat Islam mundur karena tidak lagi menganut ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive