Tuesday, March 28, 2017

APLIKASI DALAM KONSELING


1. PARTICIPANT MODELLING
Dengan menekankan pentingnya observational learning dan berbagai proses yang tercakup di dalamnya, pengaruh Bandura terhadap konseling sangat besar. Mungkin kontribusi yang paling langsung dari Bandura adalah pendekatannya yang disebut participant modelling. Pendekatan ini menggunakan kinerja dalam melaksanakan tugas yang ditakuti, dengan kinerja yang berhasil dipandang sebagai kendaraan utama untuk mencapai perubahan psikologis.
Participant modelling menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah pertama. Konselor berulang-ulang mencontohkan kegiatan yang ditakuti, misalnya menangani ular atau anjing, untuk menunjukkan kepada klien cara melakukannya secara berhasil, dan untuk membuktikan bahwa konsekuensi yang ditakutkan itu tidak terjadi.
Langkah kedua. Klien dan konselur melakukan kegiatan itu bersama-sama, yang kalau dikerjakan oleh klien sendiri akan terlalu menakutkanya. Konselor, yang berfungsi sebagai pembimbing dan pencegah kecemasan, menggunakan hierarkhi sub-tugas yang tingkat kesulitannya dipertinggi secara bertahap. Langkah ketiga. Konselor dapat menggunakan alat bantu pembangkit respon atau kondisi protektif untuk mengurangi ekspektasi konsekuensi yang ditakuti sehingga membantu klien melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya, pada saat memberikan perlakuan untuk mengatasi fobia ular, alat bantu pembangkit responnya dapat berupa tindakan konselor memegang erat-erat kepala dan ekor ular, penggunaan sarung tangan pelindung dan penggunaan ular yang lebih kecil. Langkah keempat. Secara bertahap konselor mengurangi bantuannya untuk memastikan bahwa klien dapat berfungsi secara efektif tanpa bantuan. Langkah kelima. Klien melaksanakan kinerjanya secara mandiri. Pada tahap awal kinerja mandiri ini, konselor dapat tetap berada di dalam ruangan bersama klien, tetapi kemudian dia meninggalkan klien seorang diri, mengamati klien dari balik kaca satu arah. Ide dasar hal tersebut adalah bahwa cara terbaik untuk memperkuat keyakinan self-efficacy adalah dengan pencapaian mandiri di mana tampak jelas bagi klien bahwa keberhasilannya itu disebabkan oleh kemampuannya untuk menguasai situasi yang ditakutkannya itu tanpa bantuan orang lain.
2. APLIKASI DALAM MASALAH-MASALAH LAIN
Teori kognitif sosial dapat diaplikasikan untuk membantu memahami dan merumuskan intervensi dalam konseling karier dan perkembangan. Misalnya, pembentukan keyakinan self-efficacy sangat relevan untuk membantu perempuan menerima pekerjaan yang secara tradisional tidak biasa bagi perempuan. Lent dan Hackett (1987) mengemukakan bahwa keyakinan self-efficacy dapat memprediksi index perilaku yang penting untuk memasuki karier, seperti pemilihan jurusan di perguruan tinggi dan kinerja akademik dalam bidang-bidang tertentu.
Dengan memperhatikan keempat sumber informasi efficacy, konselor karier dapat merancang intervensi individual dan kelompok yang lebih efektif bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam setting pendidikan, konselor dapat mengembangkan keyakinan self-efficacy pada diri siswa, guru, staf, dan orang tua, untuk meningkatkan motivasi dan pencapaian akademik. Konselor tersebut dapat melayani klien secara individual maupun kelompok, atau bekerja dalam kapasitas sebagai konsultan.
Guided mastery (penguasaan terbimbing) merupakan cara utama untuk menanamkan kompetensi kognitif. Guided mastery hampir sama dengan pendekatan participant modelling yang digambarkan di atas. Langkah-langkah dalam guided mastery mencakup penggunaan modelling kognitif dan bantuan pengajaran untuk secara bertahap mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan, dan latihan terbimbing dalam menentukan kapan dan bagaimana menggunakan strategi kognitif untuk memecahkan berbagai macam permasalahan (Bandura, 1986, 1993). Meskipun sering kali konselor tidak akan mempunyai waktu ataupun pengetahuan yang cukup untuk mengajarkan materi pelajaran, misalnya matematika, tetapi mereka dapat membantu guru untuk merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang mengembangkan keyakinan self-efficacy pada diri para siswa.

Dalam setting pemberian bantuan, konselor dapat melatih klien dalam penggunaan pendekatan self-management yang didasarkan atas teori kognitif sosial. Misalnya, konselor dapat membantu klien mengadopsi dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang kondusif untuk kesehatan dan untuk menghilangkan kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan. Secara singkat, teori kognitif sosial memberikan kepada konselor pemahaman tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan keyakinan self-efficacy serta keefektifannya bagi para kliennya maupun bagi dirinya sendiri. 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive