Dunia pendidikan
mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan
untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara
menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan)
maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang
seobyektif mungkin.
Jenis dan tingkat
kesulitan yang dialami oleh siswa tidak sama karena secara konseptual berbeda
dalam memahami bahan yang dipelajari secara menyeluruh. Perbedaan tingkat
kesulitan ini bisa disebabkan tingkat pengusaan bahan sangat rendah, konsep
dasar tidak dikuasai, bahkan tidak hanya bagian yang sulit tidak dipahami,
mungkin juga bagian yang sedang dan mudah tidak dapat dukuasai dengan baik.
Langkah-Langkah Tindakan
Diagnosa Menurut C. Ross dan Julian Stanley, langkah-langkah mendiagnosis
kesulitan belajar ada tiga tahap, yaitu :
1. Langkah-langkah diagnosis yang meliputi
aktifitas, berupa
a. Identifikasi
kasus.
b. Lokalisasi
jenis dan sifat kesulitan
c. Menemukan
faktor penyebab baik secara internal maupun eksternal
2. Langkah prognosis yaitu suatu langkah untuk
mengestimasi (mengukur),
memperkirakan apakah kesulitan tersebut dapat dibantu atau tidak.
memperkirakan apakah kesulitan tersebut dapat dibantu atau tidak.
3. Langkah Terapi yaitu langkah untuk menemukan
berbagai alternatif kemungkinan cara yang dapat ditempuh dalam rangka
penyembuhan kesulitan tersebut yang kegiatannya meliputi antara lain pengajaran
remedial, transfer atau referal.
Kemampuan yang Harus Dimiliki
Konselor .Berkait dengan perannya sebagai seorang konselor, tiap individu
konselor harus memiliki kemampuan yang profesional yaitu mampu melakukan
langkah-langkah :
1. Mengumpulkan
data tentang siswa
2. Mengamati
tingkah laku siswa
3. Mengenal
siswa yang memerlukan bantuan khusus
4. Mengadakan komunukasi dengan orang tua siswa
untuk memperoleh
keterangan dalam pendidikan anak.
5. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga yang
terkait untuk membantu memecahkan masalah siswa
6. Membuat catatan pribadi siswa
7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok ataupun
individual
8. Bekerjasama dengan konselor yang lain dalam
menyusun program bimbingan sekolah
9. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun
di luar sekolah
Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur
bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut
1. Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan
siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin
Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni
:
a. Call
them approach; melakukan
wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara
ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
b. Maintain
good relationship;
menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang
pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja,
misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi
informal lainnya.
c. Developing
a desire for counseling;
menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang
dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan
tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil
pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak
lanjutnya.
d. Melakukan
analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat
dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
e. Melakukan
analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan penyesuaian sosial
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis,
karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses
Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a)
substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau
(d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah
mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang
disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk
mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani
dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan;
(e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan
moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu
senggang.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan
faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa.
Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan
belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put
belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang
mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a)
faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri,
seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi,
sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti :
lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan
lingkungan sosial dan sejenisnya.
4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah
yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai
alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan
menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil
keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi
kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama
menangani kasus – kasus yang dihadapi.
5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber
permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih
berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian
bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri.
Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih
mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas
hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha
pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk
melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah
diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Berkenaan
dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria
keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :
1.
Berkembangnya
pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang dibahas;
2.
Perasaan
positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan,
dan
3.
Rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam
rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
Sementara
itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa
kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan, yaitu
apabila:
1. Siswa telah menyadari (to be aware of)
atas adanya masalah yang dihadapi.
2. Siswa telah memahami (self insight)
permasalahan yang dihadapi.
3. Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk
menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4. Siswa telah menurun ketegangan emosinya
(emotion stress release).
5. Siswa telah menurun penentangan terhadap
lingkungannya
6. Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan
rasional.
Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan
usaha – usaha
perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar
pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya
No comments:
Post a Comment