Untuk
membawa madrasah kearah yang lebih baik sehingga mampu berdiri sejajar dengan
lembaga pendidikan lainnya, maka perlu diusahakan untuk memperbaiki sistem yang
selama ini diterapkan oleh madrasah, karena sistem yang ada akan menghasilkan
hasil yang ada, untuk mendapatkan atau menghasilkan hasil yang berbeda maka
sistem harus di ubah. Dengan kata lain jika selama ini apa yang telah
diterapkan oleh madrasah ternyata membawa hasil yang tidak memuaskan, maka
sistem tersebut tidak seharusnya dipertahankan, paling tidak perlu dimodifikasi
atau ditingkatkan.
Berdasarkan
pengamatan penulis, munculnya berbagai kritikan terhadap madrasah selama ini
akibat utamanya adalah persoalan dana yang membelit madrasah, keterbatasan dana
yang dimiliki madrasah membuatnya kesulitan untuk melakukan terobosan-terobosan
yang membangun segala rencana seakan tidak ada gunanya ketika ingin dukungan
dana tidak memadai (persoalan ini akan penulis kupas lebih dalam pada poin d).
Namun sebelum membahas tentang permasalahan ini penulis terlebih dahulu akan
membahas tentang solusi-solusi alternatif, terkait dengan kritikan masyarakat
selama ini, untuk perbaikan madrasah di masa mendatang.
Orientasi
kuantitas harus diubah ke kualitas. Dalam hal ini, madrasah harus berani
menerapkan seleksi yang lebih ketat di saat penerimaan siswa baru. Walaupun
pada awalnya hal ini akan berakibat pada berkurangnya jumlah siswa yang
diterima karena tidak sesuai dengan criteria yang ditentukan, namun pada
akhirnya, jika madrasah berhasil mendidik yang sedikit tersebut dengan maksimal
sehingga mencetak hasil yang maksimal, maka yang sedikit tersebut akan menjadi
iklan yang berjalan yang lebih efektif dari spanduk yang dipampang. Hal seperti
ini sepengetahuan penulis pernah dipraktekkan oleh sebuah lembaga pendidikan
yang komitmen dengan tujuan yang ingin dicapai, pada awal-awal perkembangannya
memang hanya segelintir orang yang mendaftar, akan tetapi dengan kualitas
maksimal yang dihasilkan, sehingga saat ini lembaga pendidikan tersebut selalu
kewalahan disaat penerimaan siswa baru yang begitu membludak.
Peningkatan
kualitas lulusan. Diragukannya kualitas lulusan madrasah diakibatkan tidak
maksimalnya pembinaan yang dilakukan. Tidak maksimalnya hasil karena guru yang
tidak berkualitas. Guru yang tidak berkualitas diakibatkan rekrutmen yang
salah, dam sebagainya. Jika kesalahan-kesalahan ini kita runtutkan maka akan menjadi
sebuah “lingkaran setan” yang susah dicari ujung pangkalnya. Bagi penulis tidak
terlalu penting untuk merunut siapa yang bersalah, yang penting dilakukan
sekarang adalah menemukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Sebagai
langkah awal menurut penulis terkait dengan input dari madrasah itu sendiri,
jika inputnya baik atau paling tidak standar, maka pendidikan pun akan lebih
mudah untuk dilakukan. Jika inputnya sdah bagus langkah selanjutnya adalah
merancang program kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan serta memacu
kreatifitas siswa. Selain upaya alternatif tersebut, penulis mempunyai
alternatif lain yaitu dengan mengasramakan siswa-siswa madrasah sebagaimana
model pondok pesantren, yang membedakannya dalam pondok pesantren, ilmu-ilmu pendidikan
umum biasakan sedikit terlupakan tapi dalam model lembaga pendidikan ini,
pendidikan umum diajarkan secara regular pada siang hari sebagaimana sekolah
umum lainnya, sedangkan pelajaran agama dan/atau nilai-nilai agama bisa
diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat aplikatif, tanpa
melupakan aspek afektif dan kognitif, dengan kata lain pengajaran agama
diberikan pada jam di luar jam pelajaran regular, baik berupa kultum, ceramah,
maupun pengajian yang dilakukan secara rutin. Kegiatan-kegiatan tersebut ada
yang bersifat harian dan ada pula yang mingguan. Dengan demikian, dalam
pandangan penulis, lulusan yang dihasilkan akan lebih mampu bersaing dengan
lulusan sekolah umum ketika memasuki Perguruan Tinggi Umum, dan juga tidak
mengecewakan kemampuannya ketika meneruskan ke Perguruan Tinggi Agama Islam.
Peningkatan
kemampuan manajerial pengelola madrasah. Kemampuan manajerial pengelola
madrasah menurut pandangan penulis merupakan hati bagi madrasah itu sendiri,
jika pengelolanya baik maka madrasah tersebut akan maju secara keseluruhan dan
jika pengelolanya buruk, maka semuanya pun akan kena imbasnya. Karena itulah
peningkatan kemampuan manajerial ini sangat ugen untuk dilakukan. Peningkatan
tersebut bisa dilakukan dengan mengikuti workshop-workshop serta
pelatihan-pelatihan dan/atau penataran-penataran, baik yang diselenggarakan
pemerintah ataupun yang non pemerintah. Atau merekrut salah seorang tenaga ahli
kemanajerialan yang akan membantu pengelola dalam mengembangkan madrasah.
Peningkatan
kemampuan tenaga pengajar. Tenaga pengajar merupakan ujung tombak yang sangat
menentukan kualitas dari lulusan yang dihasilkan, karena itulah seharusnya saat
rekrutmen guru, para pengelola sekolah harus benar-benar selektif terhadap
kemampuan tenaga pengajar yang dipilih. Tidak sekedar asal “comot” yang mau
mengajar dengan gaji yang minim, tanpa memperdulikan keseuaian latar belakang
pengajar dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Namun jika hal itu sudah
terlanjur, maka yangseharusnya dilakukan pihak pengelola adalah meningkatkan
tenaga pengajar yang ada sehingga memenuhi kualifikasi tenaa pengajar yang
memadai. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan, penataran atau
workshop yang dapat mendukung terjadinya peniongkatan tersebut. Dan jika
memungkinkan, maka bisa diberikan kesempatan yang lebih luas kepada para
pengajar untuk meningkatkan kemampuannya dengan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Peningkatan
sarana dan prasarana yang ada. Madrasah setidaknya mempunyai sarana dan
prasarana yang memadai sebagai wadah bagi peserta didik meningkatkan
kemampuannya secara maksimal. Setidaknya madrasah memiliki perpustakaan dan
laboratorium yang merupakan organ vital dalam sebuah lembaga pendidikan. Tanpa
dukungan sarana dan prasarana yang memadai ibarat berperang tanpa senjata. Bisa
bertempur namun kemungkinan kalahnya sangat besar. Karena itu setidaknya para
pengelola menyediakan komponen-komponen penting sebagai unsure pendukung
tercapainya tujuan.
Langkah-langkah
operasional
Berkaitan dengan alternatif perbaikan yang penulis tawarkan diatas, agar apa yang direncanakan bisa diwujudkan maka pengelola madrasah kiranya perlu menentukan beberapa langkah operasional yang menurut penulis di antaranya adalah sebagai berikut:
Berkaitan dengan alternatif perbaikan yang penulis tawarkan diatas, agar apa yang direncanakan bisa diwujudkan maka pengelola madrasah kiranya perlu menentukan beberapa langkah operasional yang menurut penulis di antaranya adalah sebagai berikut:
1)
Sebagaimana penulis ungkapkan sebelumnya, bahwa munculnya
persoalan-persoalan di madrasah pada intinya adalah disebabkan kurangnya
financial yang dimiliki, walaupun itu bukan satu-satunya sebab, tetapi dengan
adanya dukungan financial yang memadai madrasah akan lebih leluasa merancang
kegiatan-kegiatan yang bisa memacu perkembangan sebuah madrasah, seperti
mengadakan workshop, pelatihan, peningkatan sarana dan prasarana dan
sebagainya. Untuk merealisasikan hal tersebut, para pengelola sebaiknya
melakukan rapat dengan komite sekolah untuk menyamakan visi dan persepsi, serta
menentukan tujuan yang ingin dicapai beserta hal-hal yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain sekolah berusaha memberdayakan
(bukan memperdayakan) masyarakat dengan mengkomunikasikan secara bijak agar apa
yang diinginkan sekolah dan apa yang diinginkan masyarakat bisa tercapai.
Selain itu, para pengelola juga harus aktif mencari donator-donatur yang konsen
terhadap pendidikan, serta mencari bantuan kepada pemerintah secara
professional (dengan tujuan yang terperinci dan konsep yang jelas).
2) Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan lembaga pendidikan seperti LSM-LSM yang konsen dengan pendidikan, universitas-universitas (untuk melakukan konsultasi dan meminta sumbang saran)
3) Melakukan studi banding ke sekolah-sekolah yang lebih maju
4) Mengikutsertakan tenaga pengajar setiap ada seminar kependidikan.
5) Dan sebagainya.
2) Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan lembaga pendidikan seperti LSM-LSM yang konsen dengan pendidikan, universitas-universitas (untuk melakukan konsultasi dan meminta sumbang saran)
3) Melakukan studi banding ke sekolah-sekolah yang lebih maju
4) Mengikutsertakan tenaga pengajar setiap ada seminar kependidikan.
5) Dan sebagainya.
2.
Trend pengelolaan lembaga pendidikan Islam saat ini ternyata tidak anya
berorientasi pada dakwah semata, tetapi juga mengarah ke pendidikan sebagai
lembaga bisnis, sehingga akan mempunyai implikasi-implikasi tertentu yang perlu
dicermati oleh para pengelola lembaga pendidikan Islam. Jika saya adalah
seorang penmgelola lembaga pendidikan Islam akan ada beberapa alternatif yang akan
saya kembangkan untuk mengantisipasi hal tersebut:
Pertama,
saya akan kombinasikan keduanya, yaitu antara dakwah dan bisnis. Selama ini
berkembang image bahwa lembaga pendidikan unggulan hanya untuk orang-orang
kaya, hal ini ditunjukkan dengan tingginya biaya pendidikan yang harus
ditanggung masyarakat yang menyekolahkan anak ditempat tersebut dan biasanya
untuk ukuran bayaran tersebut hanya dapat dipenuhi oleh masyarakat kelas
menengah ke atas. Sedangkan kelas menengah ke bawah terpaksa sekolah di sekolah-sekolah
pinggiran. Agar kombinasi ini bisa berjalan maka saya akan “mengalokasikan”
bantuan beasiswa bagi anak kelas bawah yang berprestasi dengan diberikan
kebebasan dari segala biaya administrasi madrasah, dengan rasio perbandingan
kurang-kurangnya dua setengah persen dari seluruh pendaftar yang ada dan jika
memungkinkan prosentase tersebut bisa ditambah bahkan sampai sepuluh persen,
sebagai contoh jika pendaftar mencapai seratus anak maka setidaknya 3-10 orang
anak yang tidak mampu diberi kebebasan dari segala biaya administrasi dan jika
memungkinkan dibantu sampai ke perlengkapan sekolahnya.
Kedua,
tetap pada konsep dakwah dengan mengenyampingkan bisnis. Tapi hal ini bukanlah
hal yang mudah, karena agar sebuah madrasah bisa berjalan dengan semestinya tentulah
memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit. Karena itu para peserta didik
tetap dipungut pembayaran dengan berusaha ditekan seminimal mungkin sehingga
biaya pendidikan bisa dicapai semua kalangan. Untuk menutupi kekurangannya saya
akan berusaha mencari alternatif lain yang bisa menambah pemasukan bagi
madrasah dengan tidak membebani peserta didik. Untuk hal ini ada beberapa
alternatif yang bisa saya lakukan tergantung situasi dan kondisi yang ada.
Alternatif pertama saya akan berusaha membuka usaha-usaha mandiri yang akan
dikelola oleh koperasi madrasah, keuntungan dari usaha tersebut akan digunakan
untuk membantu biaya operasional madrasah. Alternatif kedua, saya akan membuat
konsep atau rancangan yang lengkap dan terperinci tentang arah pengembangan
madrasah yang saya kelola dan akan saya ajukan kepada pemerintah setempat agar
mengucurkan bantuan sehingga rancangan tersebut bisa diaplikasikan. Alternatif
ketiga, saya akan mencari donator-donatur atau para dermawan yang dipandang
mampu dan mempunyai kepedulian yang besar terhadap pendidikan. Alternatif
keempat, saya akan berusaha memaksimalkan peranan komite sekolah agar bersedia
bersama-sama berjuang memajukan lembaga pendidikan atau madrasah yang saya
kelola.
No comments:
Post a Comment