A. Perkembangan Gerak Anak
Perkembangan gerak
anak usia dini/TK. dipengaruhi oleh perkembangan gerak yang terjadi pada masa
bayi. Pada akhir masa bayi seorang anak mulai dapat berjalan memegang suatu
objek dan memainkannya secara sederhana. Hingga berkembang seiring dengan
bertambahnya usia, merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan
kemampuan gerak yang sederhana tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk
melakukan aktivitas fisik yang menuntut kemampuan menjelajahi ruang yang lebih
luas. Gerakan anak seperti berpindah tempat satu ketempat yang lain, dapat
menangkap dan memainkan suatu objek serta bermain-main dengan teman sebaya
adalah kesempatan melakukan aktivitas yang
sangat menentukan perkembangan pola gerak selanjutnya.
Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak
pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai
dasar dari pengalaman dan lingkungan mereka.
Pengembangan
gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang
senantiasa berkembang berdasarkan:
1. Proses pengembangan
syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan;
2. Akibat dari
pengalaman gerak sebelumnya;
3. Pengalaman gerak
saat ini;
4. Gerak
yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.
Pada anak usia TK,
perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan kualitas pola gerak
yang telah dikuasai pada masa bayi, serta peningkatan variasi berbagai macam
pola gerak dasar. Kemampuan berjalan dan memegang akan semakin baik dan dapat
dilakukan dengan berbagai macam variasi gerakan.
Peningkatan kemampuan
gerak terjadi seiring dengan meningkatnya kemampuan koordionasi mata, tangan
dan kaki, dan akan lebih optiimal apabila anak memiliki kesempatan cukup besar
untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk-bentuk gerakan yang melibatkan
keseluruhan bagian aaggota-anggota tubuh itu
Sebelum usia sekolah dasar,
anak sudah dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan
bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah
pada usia sekolah dasar, terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian
koordinasi yang lebih baik dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang
digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan
alat.
Dalam mempelajari motorik dan jasmani, yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Kesiapan Belajar
Jika pembelajaran
itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan
usaha tertentu yang sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada
anak yang belum siap untuk belajar.
2. Kesempatan Belajar
Banyak siswa yang
tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan
yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya
mengalami kecelakaan ketika belajar atau bermain.
3. Kesempatan Berpraktik/Latihan
Anak harus diberi
waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai
suatu gerakan. Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih
penting ketimbang kuantitasnya.
4. Model yang Baik
Pada saat mempelajari
motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu,
untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik maka siswa harus memperoleh contoh
yang baik pula.
5. Bimbingan
Untuk dapat meniru
suatu model dengan benar, siswa membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada
perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari
dengan baik mengakibatkan perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit
dilakukan.
6. Motivasi
Sumber motivasi anak
adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari kegiatan belajar, kemandirian,
gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya dan kompensasi terhadap perasaan
kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu,
motivasi belajar penting untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dan
ketertinggalan selama anak belajar.[1]
B.
Ragam Gerakan Dasar.
1. Berbaring. Anak-anak TK
perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring, adapun variasi gerakannya
dapat berupa berbaring telentang, berbaring telungkup, berbaring miring ke
kanan/kiri.
2. Berjalan, adalah suatu
dilakukan gerakan melangkah ke segala arah yang tidak mengenal usia,
namun gerakan yang tidak diperhatikan pada masa usia dini dikhawatirkan akan
terjadi kalainan dalam berjalan dikemudian hari, oleh karenanya aktivitas ini
perlu disosialisasikan sejak kecil dengan cara bermain, baik dalam kelompok
besar maupun dalam kelompok kecil. Pada pertumbuhan gerak selanjutnya terjadi
perubahan proporsi bagian-bagian tubuh dimana kaki dan tangan semakin seimbang,
yang akan memungkinkan anak melakukan gerakan yang lebih terampil dan gesit dan
lambat laun anak akan mampu melakukan gerak berjalan dengan lebih lancer dan
bergerak lebih cepat.
Berjalan
dapat diartikan sebagai perpindahan
berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap
kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan itu berlangsung.
Masing-masing tungkai akan bergerak bergantian antara fase bertumpu dan fase
mengayun. Tumit akan menyentuh lantai terlebih dahulu pada saat tungkai belakang
mendorong, perpindahan berat badan ke tungkai depan. Badan dicondongkan ke
depan setelah kaki depan menyentuh lantai.[2]
Perkembangan
kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki,
keseimbangan dan koordinasi bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan.
Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukug beban berat tubuh, dan keseimbangan
diperlukan untuk menjaga agar tubuh tidak roboh, untuk menjaga keseimbangan
pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang malangkah, maka
koordinasi anntara kaki dengan anggota tubuh bagian atas, terutama tangan
sangat diperlukan. Kesemua aspek tersebut sangat menunjang kemampuan anak dalam
melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.
Upaya
yang dapat dilakukan pada anak agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang
teinggi yang salah satu yang penting adalah dengan jalan atau gerakan-rmelakukan
gerakan-gerakan jalan sebagai berikut;:
a.
Jalan cepat, adalah gerak melangkah ke depan sedemikian
rupa tanpa terputus hubungan dengan tanah, artinya, setiap kali melangkah kaki
depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Secara
teknis, dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Togok. Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk
lebih condong badannya ke depan atau ke belakang.oleh karenanya perlu
mempertahankan badan seedemikian rupa sehingga tegak. Pundang tidak terangkat
pada waktu lengan mengayun karena jika ini dilakukan, akan cepat melelahkan
anggota badan bagian atas.
2.
Kepala, saat berjalan menatap ke depan dan boleh
bergerak tanpa mengganggu lajunya gerak jalan tersebut
3.
Waktu melangkah, kaki lurus ke depan dan pada saat
bertumpu, tumit harus menyentuh tanah terlebih dahulu dan terus bergerak kearah
depan secara teratur.
4.
Lengan dan bahu, bergerk mengayun dari muka ke belakang
dan sikut ditekuk tidak kurang dari 90. Kondisi ini harus dipertahankan dan
ditambah dengan mengayunkannya dengan rilek tanpa mengganggu keseimbangan
b.
Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang
dilakukan secara berkelompok/beregu yang dapat diberi bebeapa variasi gerakan
seperti; jalan tegap, langkah silang dll.
c.
Jalan ditempat, digunakan untuk memberi rangsangan kepada anak agar ia
mau mtelakukan gerakan mengangkat lutut.
d.
Jalan mundur, bermanfaat memberikan rangsangan untuk
keseimbangan, melatih feeling terhadap suatu kondisi, menjaga kewaspadaan diri
terhadap lingkungan sekitar serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan
mental anak.
e.
Jalan menyamping. Dapat dilakukan dengan berbagai
variasi, dengan maupun tanpa alat, bertujuan untuk memupuk rasa percaya diri
serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbagai bentuk aktivitas anak.
f.
jalan silang; maju ke depan dan jalan silang
menyamping. Jalan silang ini memberikan kualitas atau tekanan pada kaki,
khususnya pada persendian pinggul, lutut serta persendian pada pergelangan
kaki. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bermain, secara kelompok/individu.
g.
Jalan jinjit. Merupakan kontraksi dari otot kaki dengan
bertumpu pada ujung kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari
persendian pergelangan kaki.
h.
Berdasarkan
waktu:
- dari lambat ke cepat
- dengan langkah kedut
- Digabung dengan irama musik atau ketukan berirama
- Bergerak dengan
lembut
i.
Variasi
gerak tambahan
- Berjalan berdasarkan kreasi anak
- Berjalan seperti binatang
- Berjalan dalam barisan berdua,
beartiga, berempat, (beriring, berdampingan dls)
- Berjalan dengan gembira atau sedih
- Berjalan melalui rintangan ke depan
atau belakang
- Berjalan sambil berputar, memutar
anggota tubuh, membungkuk dsb.
Masalah-masalah yang timbuh pada saat
berjalan adalah sebagai berikut:
-
Mengayun
bagian sisi yang sama (kaki kiri dengan tangan kiri dan sebaliknya)
-
Gagal
melakukan tekukan pergelangan kaki, lutut maupun persendian pinggul yang dapat
mengakibatkan gerakan menjadi memantul atau seperti robot
-
Postur
tubuh yang tidak benar yang ditandai dengan mengangkat kepala dan tubuh bagian
atas ke depan, bahu membungkuk (bungkuk udang) serta pinggul yang diangkat
(kepala dan tubuh bagian atas harus tegak)
-
Gerakan
tumit tersendat (terdorong ke atas dan ke bawah dari bagian ujung jari)
3. Berlari
Berlari merupakan kelanjutan gerak dari
berjalan dan memiliki ciri khusus pada fase melayang di udara (tidak bertumpu)
dari salah satu kaki. Pada saat tanpa
tumpuan, gerakan akan menjadi kurang seimbang dibandingkan dengan berjalan maka
pada berlari sangat diperlukan upaya control tubuh yang lebih besar. Jogging
merupakan istilah yang lebih popular bila dibandingkan dengan berlari, umumnya
lebih lambat, lebih memantul, serta langkah lebih pendek.
Pada usia 5 tahun,
umumnya anak sudah mampu menunjukkan gaya berlari yang sudah baik. Mereka juga
mampu menampilkan kemampuan berlarinya dengan mengubah arah dari garis lurus
atau dengan cara jogging (menggerakkan sebagian anggota tubuh)
Anak usia 4 – 8 tahun
menurut Sayuti Sahara (2003) telah mampu menunjukkan gaya berlari yang dapat
dikelompokkan ke dalam tahap dasar dan tahap matang. 2 tahap dalam penguasaan
gaya berlari adalah:
a.
Tahap
dasar atau elementer. Pada tahap ini gaya sudah dapat diamati, tetapi fase
layanan yang masih terbatas. Walaupun demikian, gerakan lengan sudah dapat
mencapai jarak vertical yag mencukupi tetapi gerakan horizontalnya masih
terbatas. Pelurusan tungkai tumpu masih belum tepat pada saat take off. Bagaimanapun
juga kaki belakang sudah memiliki ketinggian yang cukup setelah melewati garis
tengah sebelum diayun ke posisi kontak dengan lantai depan.
b.
Tahap
matang. Pada tahap ini, kedua lengan sudah dibengkokkan pada sikunya pada sudut
yang agak tepat, dan diayun secara vertical pada garis membusur yang cukup
lebar berlawanan dengan gerakan kaki. Lutut kaki yang lain diangkat tinggi dan
diayun dengan cepat ke depan, sedangkan tungkai tumpu sedikit agak dibengkokkan
pada saat kontak dengan lantai, kemudian diluruskan dengan cepat mulai dari
pinggul, Lutut dan pergelangan kaki. Panjang serta lamanya langkah fase
melayang sudah maksimum. Akan ada sedikit putaran dari lutut atau kaki belakang
pada saat kecepatan langkahnya ditingkatkan.
Pencapaian perkembangan gerak berlari pada
anak kecil adalah sebagai berikut:
a. Pada usia 2-3 tahun anak mulai mampu berlari agak lancar,
tetapi kemampuan mengontrol untuk berhenti dan berputar dengan cepat masih
belum baik
b. Pada usia 4-5 tahun, kemampuan
control untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin
meningkat menjadi lebih baik
c. Pada usia 5-6 tahun, keterampilan
motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai oleh anak sehingga ia mampu
menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas bermain.
Variasi
gerakan yang bisa dikembangkan diantaranya:
a.
Berlari
seperti menirukan gerak binatang
b. Bepura-pura lari di atas pasir atau
rawa
c.
Berlari
membentuk angka, huruf ataupun gambar tertentu
d.
Berlari
dengan tanda-tanda stop, maju dan lain-lain
e.
Berlari
dengan teman berdampingan
f.
Berpura-pura
berlari melawan angin badai
g.
Berlari
dengan menyentuh lantai
h.
Kombinasikan
berlari dengan bentuk gerakan lokomosi lainnya
i.
Lari beranting
j.
Berlari
sambil melempar, menangkap objek
Pendapat lain : variasi pengembangan
pembelajaran gerak lari dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Lari dengan rintangan
b. Latihan reaksi dengan berlari dari
sikap awal yang berbeda, misalnya; duduk selonjor, jongkok, telentang dll.
Kemudian diperintahkan kepada anak untuk lari 25 meter atau sesuai kemampuan,
atau dengan variasi memindahkan balok atau batu dari satu tempat ke tempat yang
lain.
c.
Dikejar
d.
Mengejar
4. Meloncat dan mendarat
adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari
suatu titik ke titik lain yang lebih jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari
cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota
tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Program
pengembangan kemampua jasmani melalui bentuk-bentuk gerakan dasar melompat pada
anak usia TK adalah untuk memberikan pengalaman bagaimana cara jatuh atau
mendarat dengan benar. Disamping itu juga, untuk menanamkan keberanian pada
anak.
Adapun variasi gerakan yang dapat dilaksanakan untuk anak
usia TK adalah:
a. Loncatan dengan menggunakan tali yang
diletakkan di atas tanah dengan menyerupai huruf tertentu
b. Loncatan dengan tali lurus
c. Loncatan dengan menggunakan simpai
d. Loncatan melalui/melewati balok-balok
5. Meniti/memanjat. Memanjat merupakan gerakan yang
dilakukan ke atas maupun ke bawah dengan menggunakan tangan dan kaki, dengan
badan bagian atas dan lengan sebagai control paling utama. Gerakan ini
merupakan kelanjutan dari merangkak yang umumnya dilakukan sebelum si anak
dapat berjalan, khususnya bila tersedia sarana untuk melakukan kegiatan
tersebut.
Setelah si anak
belajar bergerak ke posisi tegak, selanjutnya ia akan mencoba untuk menaiki
atau menuruni tangga atau jenjang. Kegiatan penitian banyak tergantung dari
kondisi yang tersedia, seperti tangga, jarring, tali yang semuanya dapat
digunakan bagi kegiatan anak-anak.
Diawal tahap
meniti jenjang atau tangga, si anak akan bergerak berdasarkan pola yang sama
yang dikenal dengan marking time. Perilaku
ini banyak terjadi pada anak usia 2 tahunan, dan akan berkembang seiring bertambahnya usia mereka.
6.
Melempar.
Pengembangan kemampuan jasmani ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya
agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat sesuai degan tingkat usia dan
kemampuannya. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar bagi anak usia TK
dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola
plastik. Untuk mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak-anak, terlebih
dahulu guru perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar
tersebut serta cara malakukannya.
Berbagai ragam melempar bola
yang dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya:
a. Melempar sejauh-jauhnya
melalui atas kepala
b. Melempar kesasaran yang
telah ditentukan
c. Melempar dari samping
d. Menggelinding di atas
tanah
e. Melempar dari belakang
melalui bawah badan dan dsamping badan
Melempar
dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan.
No comments:
Post a Comment