BAB II
PENDAHULUAN
Pendidikan secara langsung berkaitan dengan nilai.
Pendidikan harus terlebih dahulu menentukan nilai mana yang akan dianut sebelum
menentukan kegiatannya. Hal ini berarti bahwa nilai terletak dalam tujuan.
Nilai-nilai pendidikan terletak di dalam rumusan dan uraian tentang tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan dari suatu masyarakat pada hakikatnya merupakan
perwujudan dari cita-cita ideal suatu masyarakat tersebut.
Nilai-nilai ideal tersebut akan
dimanifestasikan dalam perilaku kehidupan setiap warga dari masyarakat.
Perilaku setiap orang dari suatu masyarakat merupakan gambaran atau cerminan
dari nilai-nilai ideal tersebut yang telah menyatu dalam setiap diri pribadi
seseorang sebagai suatu hasil proses pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional pada
hakikatnya merupakan perwujudan cita-cita ideal bangsa Indonesia. Yang tidak
lain adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai
dasar negara yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan bernegara dan berbangsa
bagi seluruh bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan bagian dari kehidupan
manusia, dengan sendirinya harus menjadi dasar dari pelaksanaan pendidikan
secara nasional di Indonesia.
Tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan, cinta
tanah air agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang bertanggung jawab
sebagai masyarakat Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional didasarkan kepada kajian
metafisik, epistemologis, aksiologis Pancasila. Metafisik dalam filsafat pendidikan
diperlukan untuk mengontrol secara implisit tujuan pendidikan. Aksiologis
sebagai cabang filsafat yang membahas nilai baik dan buruk erat berkaitan
dengan pendidikan, karena dunia nilai akan selalu dipertimbangkan, atau akan
menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat internasional. Dengan
kata lain bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegonomi
ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Berbeda
dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pada pandangan hidupnya
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu azas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Pandangan hidup atau filosofi
bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu sudah merupakan suatu
keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada
suatu kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa Indonesia dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang
dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara.
Filosofi
Pancasila dalam pendidikan, merupakan suatu hasil kecerdasan pemikiran bangsa
Indonesia. Pancasila mencerminkan nalar bangsa Indonesia yang digali dari bumi
Indonesia dari kebudayaan bangsa, atau dari nilai-nilai budaya Indonesia yang
berintikan harmoni dan keseimbangan.
Filosofi
pancasila dalam pendidikan merupakan nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis
yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas pada suatu sistem
pendidikan. Sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila. Visi dan misi tujuan pendidikan nasional
sebagai sistem, bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup atau
filosofi Pancasila yang dilaksanakan
dalam berbagai sub sistem kehidupan nasional bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Di
dalam filosofi Pancasila terkandung nilai-nilai yang mendasari pendidikan,
bahkan semua kegiatan kehidupan masyarakat Indonesia di mana dinamika sistem
nilai terkandung di dalamnya sebagai landasan dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Melalui kajian pemahaman, falsafah Pancasila mendasari sistem
pendidikan nasional.
Dalam
implementasinya, praktis pembelajaran di sekolah yang tepat adalah pembelajaran
berbasis nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran dimana kajian materinya
merupakan petunjuk pemahaman internalisasi atau personalisasi nilai serta
bagaimana praktis kehidupan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang sehat,
baik melalui proses kematangan mental spiritual yang utuh dan mantap, juga
matang yang akan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, maupun
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmoni.
Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan
memperhatikan :
- Peningkatan
iman dan takwa
- Peningkatan
akhlak mulia
- Peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
- Keragaman
potensi daerah dan lingkungan
- Tuntutan
pembangunan daerah dan nasional
- Tuntutan
dunia kerja
- Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Agama
- Dinamika
perkembangan global, dan
- Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Sejak
akhir dasawarsa 1970-an, para ahli pendidikan secara sungguh-sungguh
mengembangkan teori pendidikan yang memberikan perhatian pada aspek nilai dan
sikap. Pendidikan seharusnya dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Kurikulum
dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam
perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam
kehidupan. Upaya kurikulum ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten
dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya, serta dapat memberikan
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, juga pengalaman belajar yang membangun integritas
sosial serta mewujudkan karakter nasional.
Dalam
rangka mencari acuan yang ideal, cocok, sistematis, dan sistemik, model
pembelajaran yang baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Memiliki
prosedur ilmiah
- Hasil
belajar yang spesifik
- Kejelasan
lingkungan belajar
- Kriteria
hasil belajar
- Proses
pembelajaran yang jelas
Suatu
model pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu pertama memberikan pedoman bagi guru dan
siswa bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua membantu dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata
pelajaran lain. Ketiga membantu dalam
memilih media dan sumber, dan keempat
membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Model
pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila bertujuan menjadi acuan/petunjuk
praktis yang terpola bagi guru dalam membina peserta didik, agar memiliki
tatanan nilai melalui pendekatan klarifikasi nilai dan nilai-nilai yang
berkaitan dengan kegiatan dasar manusia yang dipersonalisasikan pada peserta
didik, sehingga peserta didik dapat memaknai, beraktivitas dengan proses
menilai, dan membantu peserta didik menguasai keterampilan menerapkan proses
menilai.
BAB
III
PENUTUP
Pada
hakekatnya proses pendidikan di sekolah memerlukan kurikulum sebagai wahana
untuk mengintegrasikan proses belajar peserta didik dalam memahami dan menyerap
pengetahuan secara teoritis, menginternalisasi tatanan nilai, dan terampil
dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungan kehidupan peserta didik
sendiri.
Penanaman
nilai-nilai Pancasila yang diintegrasikan dalam kurikulum di sekolah sangat
berperan penting. Sebagai salah satu sarana untuk melestarikan nilai-nilai
luhur budaya bangsa yang telah berkembang di masyarakat sejak dulu. Selain itu,
dengan adanya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum di sekolah akan
membantu peserta didik dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut.
Kurikulum
di sekolah digunakan sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan menghasilkan peserta didik yang diharapkan.
Peserta didik yang diharapkan adalah yang memiliki kecerdasan, keterampilan dan
karakter warga negara Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryani,
Ine K., Markum S., 2010. Pendidikan
Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia
Sulasmono, B.S., 2000. Panduan Belajar PPKn SMU. Jakarta:
Erlangga
No comments:
Post a Comment