A.
LATAR BELAKANG
Teologi Islam telah muncul ketika Nabi Muhammad telah
wafat, dengan kata lain waktunya sekarang sudah sekitar 1500 tahun. Kemunculan
teologi Islam yang sebenarnya menjadi pertanyaan di kalangan umat. Hal ini
disebabkan karena beberapa alasan :
1.
Tidak adanya kajian ilmiah yang
mempelajari/menerangkan hal tersebut.
2.
Tidak diketahuinya secara persis mengenai bagaimana
pemahaman Islam yang kongkret dari seseorang atau komunitas umat Islam.
3.
Tidak adanya kesepakatan diantara para ahli yang
menekuni bidang ini tentang awal dan sebab kemunculan teologi Islam.
4.
Kajian teologi Islam yang kita ketahui sekarang
telah masuk dalam wacana masing-masing tokoh, pemikir, atau pengikut aliran
teologi Islam.
5.
Perlunya dilakukan upaya agar kajian ini terhindar
dari aliran teologi Islam yang ada.
Sebab
mengapa aliran teologi lahir di kalangan umat Islam :
1.
Situasi sosial pada masa Nabi Muhammad masih hidup.
2.
Situasi umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad.
3.
Implikasi dari penafsiran teks kitab suci dan hadis.
4.
situasi politik di kalangan umat pasca pemerintah
khalifah Umar bin Khatab, ketika Usman bin Affan memegang tampuk pemerintahan
sebagai khalifah ketiga.
Usman
bin Affan pada waktu itu dikuasai keluarga besarnya termasuk sampai pada
pergantian semua pejabat negara pusat sampai daerah. Dari penggantian para
pejabat itu menimbulkan mosi tidak percaya yang berakibat munculnya fitnah
al-kubra yang berujung terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, dan peristiwa itu
berlangsung sampai pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib.
Dari
uraian di atas, maka sebenarnya persoalan keagamaan Islam tidak murni lahir
dari masalah agama melainkan karena masalah politik. Dengan pengertian lain
bahwa ada kecenderungan para ulama waktu itu :
a.
Memasukan unsur-unsur politik ke dalam masalah agama
b.
Menjadikan agama sebagai alat untuk menjastifikasi
kepentingan politis dari kekuasaan atau penguasa tertentu untuk mempertahankan
kekuasaannya.
B. SEJARAH LAHIRNYA ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM
Setiap peristiwa dan kejadian yang
muncul pasti mempunyai sejarah tertentu, perbedaannya hanyalah terletak pada
seberapa jauh urgensi, kualitas, dan pengaruh sejarah itu terhadap kehidupan
seseorang atau kelompok. Demikian juga dengan aliran teologi yang berkembang di
kalangan masyarakat Islam
Catatan tulisan para ahli teologi
atau sejarah Islam lahirnya aliran teologi di kalangan umat Islam sangat
bervariasi.
Aliran-aliran
teologi Islam yang di maksud, yaitu :
- Qadariyah
Dengan memperhatikan secara cermat
latar belakang sosial kehidupan masyarakat Arab yang serba mau dan hanya pasrah
pada keadaan yang dialaminya tanpa usaha agar keluar dari masalah. Itulah yang
menyebabkan para tokoh Qadariyah melahirkan paham ini. Menurut dugaan kuat para
peneliti teologi Islam, bahwa yang
mempelopori aliran Qadariyah adalah Ma’bad al-Juhani dan Galin al-Dimasyqi.
Paham ini dianut oleh keduanya karena dipengaruhi oleh seorang muslim di Irak,
yang baru masuk Islam dan sebelumnya beragama Kristen.
Paham atau ajaran utama aliran ini
adalah manusia mempunyai kemerdekaan penuh dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya. Adapun ciri-ciri utamanya aliran teologi ini adalah :
a.
Kedudukan akal yang tinggi
b.
Kebebasan manusia dalamkemauan dan perbuatan
c.
Kebebasan berpikir hanya diikat oleh ajaran-ajaran
dasar Al-Qur’an dan hadits yang sedikit sekali jumlahnya
d.
Percaya adanya Sunatullah dan kausalitas
e.
Mengambil arti metaforis dari teks wahyu
f.
Dinamis dalam sikap dan berpikir
- Jabariyah
Para tokoh aliran ini mempunyai pandangan
bahwa masyarakat pada hakekatnya diciptakan oleh Tuhan dan diperoleh oleh
manusia. Segala sesuatu yang dilakukan manusia semua itu karena kehendak Allah
SWT semata.
Aliran ini dibawa oleh al-Husaim Ibn
Muhammad al-Najjar yang berpendapat bahwa Tuhanlah yang menciptakan
perbuatan-perbuatan manusia baik maupun
buruk. Adapun ciri-ciri pokok ajaran aliran ini adalah :
a.
Kedudukan akal yang rendah
b.
Ketidak-bebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan
c.
Kebebasan berpikir yang diikat oleh banyak dogma
agama
d.
Ketidakpercayaan pada adanya Sunatullah dan
kausalitas.
e.
Terikat pada arti tekstual dari Al-Qur’an dan hadits
f.
Statis dalam bersikap dan berpikir.
- Khawarij
Yang termasuk ke dalam kelimpok
aliran ini adalah orang-orang yang keluar dari barisan Khalifah Ali Bin Abi
Thalib dikarenakan mereka ingin lebih banyak mendekatkan dan mengorbankan diri
karena Allah SWT. Dalam aliranini terbagi menjadi :
- al-Muhakkimah
- al-Zariqah
- al-Najdat
- al-Ajaridah
- al-Sufriah
- al-ibadah
Golongan
masyarakat yang termasuk khawarij adalah Arab Badwi yang hidup di gurun pasir
luas dan tandus membentuk hidup dan kehidupan. Adapun tokoh utama aliran
teologi ini adalah :
‘Abdullah ibn Wahab al-Rasidi, ‘Abd al-Rahman
ibn Muljam, Nafi’ ibn al-Azra, Najdah ibn ‘Amir al-Hanafi. Abu Fudaik, Rasyid
al-Tawil, Atiah al-Hanafi, ‘Aba al-Karim ibn ‘Ajrad.
Adapun ajaran
atau paham utama aliran teologi :
a.
Orang yang tidak sepaham dengannya dianggap kafir,
bahkan musyrik.
b.
Orang yang tidak sepaham dengan mereka kekal di
dalam neraka.
c.
Orang yang berjinah adalah kafir.
d.
Taqiah atau berpura-pura boleh dalam bentuk
perkataan tapi tidak untuk perbuatan.
e.
Taqiah boleh untuk mempertahankan keselamatan diri
dan keyakinan.
f.
Sanksi perbuatan dosa ada yang di berikan di dunia
dan ada yang di akhirat.
g.
Tuhan menimbulkan perbuatan manusia.
h.
Manusia tidak dapat menentang Tuhan.
i.
Anak-anak kaum musyrik boleh dibunuh .
j.
Untuk keamanan diri, seorang wanita muslim boleh
kawin dengan lelaki di luar Islam asal tidak berada di wilayah Islam.
k.
Kurf terbagi dua : bi al-nikmat dan rububiyah.
l.
Wilayah tidak sepaham dengan mereka tidak
dikategorikan dar al-harb kecuali camp dan anak perempuan tidak boleh dibunuh.
m.
Harta rampasan perang hanya terbatas pada keperluan
perang, selain itu, dikembalikan pada pemiliknya.
n.
Surah Yusuf bukan merupakan bagian dari surah
Al-Qur’an.
- Asy’ariyah
Berdasarkan penelitian para ahli,
ternyata nama aliran teologi ini di nisbahkan kepada tokoh utamanya yakni Abu
Hasan Ali bin Ismail Al Asy’ari (260-324 H, /873-935 M). Sebelum lahirnya
aliran teologi ini, Asy’ari adalah pengikut Mu’tazilah. Ia keluar dari
Mu’tazilah karena, konon ia pernah mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad dan
memperoleh pesan dari Nabi bahwa aliran Mu’tazilah adalah tidak benar. Mimpi
itu diumumkam ke publik dan dari sinilah kemudian ia mendeklarasikan aliran
teologinya sendiri. Aliran teologi didirikan Asy’ari bukan hanya tidak sepaham
dengan Mu’tazilah, tapi juga faktor politis, di mana Mu’tazilah waktu itu sudah
tidak memperoleh dukungan politik penguasa.
Pendapat utama dari aliran teologi
ialah manusia mempunyai daya yang kecil dan karenanya manusia tidak mempunyai
kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Karena itu, aliran teologi berpendapat
bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak bersumber dari Tuhan.
- MU’TAZILAH
Aliran ini lahir dari sikap Wasil
bin ‘Ata dalam suatu pertemuan pengajian antara pemuka agama dengan umat,
dimana dalam pertemuan itu ‘Ata tiba-tiba menjawab pertanyaan yang muncul
sebelum Hasan al-Basri menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan itu adalah
‘Apakah orang yang berbuat dosa besar masih beriman ataukah ia sudah kafir?”
Jawaban ‘Ata waktu itu adalah “ orang tersebut bukan mukmin dan bukan kafir,
tetapi mengambil posisi diantara keduanya; tidak mukmin dan tidak pula kafir.”
Aliran teologi ini sering dianggap
sebagai biang keladi masuknya pemikiran rasional ke dalam Islam dengan
mendewa-dewakan akal serta menomorduakan fungsi, kedudukan dan peran wahyu dari
Allah SWT. Adapun inti ajaran teologi aliran ini ada lima sehingga disebut
dengan “Pancasila”nya Mu’tazilah. Dari kelima ajarannya itu yang paling popular
mengenai pelaku orang yang berbuat dosa besar berada pada posisi al-manzilu
bain al-manzilatain (berada pada dua posisi, surga dan neraka).
Adapun
pendapat utama aliaran teologi ini , selain yang di atas adalah :
- Tuhan tidak dapat berbuat jahat dan berlaku
zhalim
- Tuhan itu Maha Esa dan Maha Adil. Oleh karena
itu mereka berusaha keras menjauhkan Islam dari perbuatan sirik
- Tuhan itu adalah Maha Sempurna, oleh karena
itu Tuhan tidak bisa berbuat yang tidak baik
- Akal dapat menentukan baik dan buruk, oleh
karena itu akal dapat :
-
Mengetahui adanya Tuhan
-
Mengetahui kewajiban manusia untuk berterima kasih
kepada Tuhan
-
Mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat
-
Mengetahui kewajiban manusia berbuat baik dan
kewajiban menjauhi perbuatan jahat.
- Syi’ah
Yang menjadi tokoh sentral aliran
ini adalah khalifah Ali bin abi Thalib. Kelompok aliran ini menganggap bahwa
khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, ‘Umar bin Khatab, ‘Usman bin Affan adalah orang
yang tidak memiliki kualifikasi dan tidak kredibel menjadi pemimpin umat Islam.
Dimasa lalu ada satu sekte aliran
teologi Syi’ah yang menyimpang. Mereka berpendapat bahwa malaikat jibril
sebenarnya salah memberikan wahyu-wahyu dari Allah (Al-Qur’an) kepada Muhammad
bin ‘Abdullah bin Ab al-Muthalib, seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib bin Abd
al-Muthalib. Seluruh sekte Syia’ah berpendapat bahwa yang berhak memimpin di
kalangan umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad dan khalifah Ali adalah imam-imam
keturunan beliau. Itulah yang disebut dengan ahl al-bayt. Di masa sekarang sekte aliran teologi yang paling
besar dan berpengaruh adalah Syi’ah Imamiah. Yang banyak meyakini dan
melanjutkan paham teologi ini adalah orang-orang Syi’i yang ada di Iran. Sistem
kepemimpinan menurut teologi ini adalah imamah,
dan di Iran Syi’ah Imamiah Itsna
Asy’ariyah (Syi’ah dua belas Imam).
C. ALIRAN TEOLOGI MASA DEPAN
Untuk mengetahui aliran teologi Islam yang
sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Indonesia, ada beberapa segi
yang perlu dijadikan standar umum untuk mencari kategori itu :
1.
Ajaran Islam yang demikian luas dan cenderung untuk
bisa ditafsirkan oleh siapapun, maka bisa diduga bahwa paham dan pemikiran
seseorang akan semakin dinamis, terbuka, dan moderat.
2.
Dampak dari pengetahuan dan pemahaman atau mungkin
juga hasil bacaan pribadi seseorang sangat berpotensi menimbulkan intervensi
dalam memahami teks-teks kitab suci yang implikasinya mulai terasa
ditengah-tengah kehidupan masyarakat kita.
3.
Ada kecenderungan masyarakat kita sekarang ini untuk
bersikap terbuka, tertutup, atau mengambil keduanya dalm menghadapi keadaan.
4.
Umumnya masyarakat Indonesia berfaham rasional,
tetapi yang anehnya dalam sikap kesehariannya memperlihatkan sikap yang pasrah,
dan ini berarti dari segi paham keagamaan rasional tetapi dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari bersikap irrasional (pasrah). Jadi belum ada korelasi
antara paham keagamaan dengan masalah hidup keseharian.
Akhirnya, aliran teologi yang
berkembang di kalangan umat, selama tetap mengaku dan mengimani rukun iman dan
melaksanakan rukun Islam adalah sah. Karena itu, bagi setiap orang yang
memasuki atau memilih aliran teologi apapun sah dan boleh. Sama halnya dengan
kalau seseorang memilih mazhab fiqh mana yang akan diikuti atau diambil.
No comments:
Post a Comment