Sekurang-kurangnya
terdapat dua cara yang paling umum tentang memainkan alat musik angklung, yaitu
dengan digetarkan (dibunyikan putus-putus atau centok). Berikut disampaikan
beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk bermain angklung dengan baik:
1)
Menggetarkan
angklung
Angklung
dibunyikan dengan cara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan.
2)
Membunyikan
putus-putus, dipukul (centok)
Angklung
tidak digetarkan, melainkan dipukul ujung tabung dasar horisontalnya oleh
telapak tangan kanan untuk menghasikan centok (seperti suara pukulan). Hal ini
berguna untuk memainkan nada-nada pendek seperti nada musik pizzicato.
3)
Tengkep
Angklung
dibunyikan dengan digetarkan secara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan,
tetapi tidak seperti biasanya tabung kecil ditutup oleh salah satu jari tangan
kiri sehingga tidak berbunyi (yang berbunyi hanya tabung besar saja). Hal ini
dimaksudkan supaya dapt dihasilkan nada yang lebih halus sesuai keperluan musik
yang akan dimainkan (misalkan untuk tanda dinamika piano).
1)
Menyambung
Seperti
disampaikan oleh Bapak Daeng Soetigna, maka dianjurkan untuk membunyikan
angklung secara menyambung. Hal ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
Bila ada dua nada yang dimainkan berurutan, maka agar terdengar menyambung maka
nada yang dibunyikan pertama dibunyikan sedikit lebih panjang dari nilai
nadanya, sehingga saat nada kedua mulai dimainkan, nada pertama masih berbunyi
sedikit, sehingga alunan nadanya terdengar menyambung dan tidak putus.
2)
Dinamika (keras
dan pelan)
Sesuai
kebutuhan lagu, angklung dapat dimainkan pelan (piano) atau keras (forte).
Disarankan untuk kedua jenis dinamika ini sebaiknya frekuensi getaran angklung
per detik tetap sama jumlahnya, sedangkan yang berbeda adalah jarak ayunan
angklung oleh tangan kanan yang selanjutnya akan menentukan amplitude getaran
dan menyebabkan keras atau pelannya nada yang dimainkan.
No comments:
Post a Comment