Friday, March 3, 2017

Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian makna dari pengirim kepada  penerima dengan menggunakan sarana verbal dan non-verbal. Setiap budaya akan memiliki aturan bagaimana cara anggotanya mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan kepada orang lain.
1.      Gaya komunikasi verbal
Hall mengemukakan bahwa perbedaan komunikasi dipengaruhi context (informasi yang mempengaruhi dan membantu penyampaian pesan). Context diklasifikasikan menjadi:
·         high context dimana pembicaraan bersifat eksplisit dimana pesan sangat diwakili oleh perkataan.
·         low context, pembicaraan bersifat implisit dimana kata-kata hanya mewakili sebagian kecil informasi, pendengar menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman, pengetahuannya mengenai pembicara, situasi saat terjadi pembicaraan, dan tanda-tanda kontekstual yang diberikan pembicara.
Jika dikaitkan dengan skala nilai individualisme-kolektivisme budaya nasional Hofstede, menurut Gudykuns dkk. tidak ada satu pun yang tergolong ekstrim high ataupun low context. Negara-negara individualis umumnya memiliki ciri komunikasi bersifat langsung (low), ringkas (high), instrumental (low), dan personal (low). Sedangkan negara kolektivis lebih bersifat tidak langsung, terperinci, kontekstual, dan pemberian tekanan yang afektif. Integrasi antara komunikasi verbal, context dan dimensi nilai Hofstede digambarkan sebagai:

Gaya Bahasa
Sifat
Nilai & Context
Tidak langsung
Pesan implisit
Kolektif (high)
Langsung
Pesan eksplisit
Individualistik (low)
Terperinci
Kuantitas bicara banyak
Penghindaran ketidakpastian moderat (high)
Sulit sekali
Kuantitas bicara sedang
Penghindaran ketidakpastian rendah (low)
Ringkas
Kuantitas bicara sedikit
Penghindaran ketidakpastian tinggi (high)
Kontekstual
Fokus pada pembicara dan peranan hubungan
Jarak kekuasaan tinggi, kolektif (high)
Personal
Fokus pada hubungan pribadi pembicara
Jarak kekuasaan tinggi, individualistik (low)
Afektif
Bahasa diorientasikan dan difokuskan pada penerima
Kolektif (high)
Instrumental
Bahasa diorientasikan pada tujuan dan difokuskan pada pengirim
Individualistik (low)

2.      Penyingkapan diri (self-disclosure), penyelamatan muka (the preservetion of face) dan ketenangan/kediaman
Penyingkapan diri merupakan salah satu tipe komunikasi langsung. Sehingga individu dengan budaya individualis, lebih menyingkap diri kepada orang yang dipilihnya karena budaya kolektivis lebih melihat status seseorang beserta afiliasinya juga kaidah yang berpengaruh bagi sekitar dari pada perasaan pribadinya.
3.      Gaya komunikasi nonverbal
Komunkasi nonverbal adalah penyampaian makna melelui bahasa tubuh meliputi ekspresi wajah, gestures, posture, kontak mata, dan suara, juga penggunaan ruang fisik seperti jarak interpersonal, waktu, artefak yang digunakan. Perilaku nonverbal diklasifikasikan sebagai:
·         Illustrator (untuk memperjelas perkataan).
·         Adaptor/manipulator (dikelola untuk membantu beradaptasi).
·         Emblems (menyampaikan pesan melalui dirinya atau perilakunyalah yang menjadi penyampai pesannya).
·         Emotions (pesan yang disampaikan).
·         Regulator (mengatur arus bicara).
Mengenai perbedaan budayanya dapat dilihat salah satunya melalui kinesics (studi tentang gerak tubuh dan ekspresi wajah sebagai alat komunikasi). Terbagi menjadi beberapa area, diantaranya oculesics (komunikasi melalui kontak dan kedipan mata). Dimana menurut penelitian Watson, budaya yang mendukung kontak fisik selama interaksi (contact culture) lebih sering melakukan kedipan mata daripada noncontact culture.


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive