Komunikasi
adalah proses penyampaian makna dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan sarana verbal dan
non-verbal. Setiap budaya akan memiliki aturan bagaimana cara anggotanya
mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan kepada orang lain.
1.
Gaya komunikasi verbal
Hall mengemukakan
bahwa perbedaan komunikasi dipengaruhi context
(informasi yang mempengaruhi dan membantu penyampaian pesan). Context diklasifikasikan menjadi:
·
high
context dimana pembicaraan bersifat eksplisit
dimana pesan sangat diwakili oleh perkataan.
·
low
context, pembicaraan
bersifat implisit dimana kata-kata hanya mewakili sebagian kecil informasi,
pendengar menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman, pengetahuannya mengenai
pembicara, situasi saat terjadi pembicaraan, dan tanda-tanda kontekstual yang
diberikan pembicara.
Jika dikaitkan
dengan skala nilai individualisme-kolektivisme budaya nasional Hofstede, menurut
Gudykuns dkk. tidak ada satu pun yang tergolong ekstrim high ataupun low context. Negara-negara
individualis umumnya memiliki ciri komunikasi bersifat langsung (low), ringkas (high), instrumental (low),
dan personal (low). Sedangkan negara
kolektivis lebih bersifat tidak langsung, terperinci, kontekstual, dan
pemberian tekanan yang afektif. Integrasi antara komunikasi verbal, context dan dimensi nilai Hofstede
digambarkan sebagai:
Gaya
Bahasa
|
Sifat
|
Nilai
& Context
|
Tidak langsung
|
Pesan implisit
|
Kolektif (high)
|
Langsung
|
Pesan eksplisit
|
Individualistik (low)
|
Terperinci
|
Kuantitas bicara banyak
|
Penghindaran ketidakpastian
moderat (high)
|
Sulit sekali
|
Kuantitas bicara sedang
|
Penghindaran ketidakpastian rendah
(low)
|
Ringkas
|
Kuantitas bicara sedikit
|
Penghindaran ketidakpastian
tinggi (high)
|
Kontekstual
|
Fokus pada pembicara dan
peranan hubungan
|
Jarak kekuasaan tinggi,
kolektif (high)
|
Personal
|
Fokus pada hubungan pribadi
pembicara
|
Jarak kekuasaan tinggi, individualistik (low)
|
Afektif
|
Bahasa diorientasikan dan
difokuskan pada penerima
|
Kolektif (high)
|
Instrumental
|
Bahasa diorientasikan pada
tujuan dan difokuskan pada pengirim
|
Individualistik
(low)
|
2.
Penyingkapan diri (self-disclosure), penyelamatan muka (the preservetion of face) dan ketenangan/kediaman
Penyingkapan
diri merupakan salah satu tipe komunikasi langsung. Sehingga individu dengan
budaya individualis, lebih menyingkap diri kepada orang yang dipilihnya karena
budaya kolektivis lebih melihat status seseorang beserta afiliasinya juga
kaidah yang berpengaruh bagi sekitar dari pada perasaan pribadinya.
3.
Gaya komunikasi nonverbal
Komunkasi
nonverbal adalah penyampaian makna melelui bahasa tubuh meliputi ekspresi
wajah, gestures, posture, kontak mata, dan suara, juga penggunaan ruang fisik
seperti jarak interpersonal, waktu, artefak yang digunakan. Perilaku nonverbal
diklasifikasikan sebagai:
·
Illustrator
(untuk memperjelas perkataan).
·
Adaptor/manipulator
(dikelola untuk membantu beradaptasi).
·
Emblems
(menyampaikan pesan melalui dirinya atau perilakunyalah yang menjadi penyampai
pesannya).
·
Emotions
(pesan yang disampaikan).
·
Regulator
(mengatur arus bicara).
Mengenai
perbedaan budayanya dapat dilihat salah satunya melalui kinesics (studi tentang gerak tubuh dan ekspresi wajah sebagai alat
komunikasi). Terbagi menjadi beberapa area, diantaranya oculesics (komunikasi melalui kontak dan kedipan mata). Dimana
menurut penelitian Watson, budaya yang mendukung kontak fisik selama interaksi
(contact culture) lebih sering
melakukan kedipan mata daripada noncontact
culture.
No comments:
Post a Comment