1. Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah
Inggris social institution. Menurut
Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan & hubungan
yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompelsk kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat.
Pranata
sosial pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu
dipenuhi. Pemenuhan-pemenuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga
akhirnya diperlukan adanya norma-norma ang menjamin keterautuan tersebut.
Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada
dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu.
Kebutuhan
manusia sangat beraneka ragam, sehingga pranata sosial yang mendukungnyapun
beraneka ragam. Misalnya, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang biak
atau mengembangkan keturunan. Oleh karena itu, manusia itu membentuk pranata
keluarga. Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhannya,
maka lahirlah pranata agama. Kebutuhan manusia lainnnya misalnya di bidang
pendidikan, maka melahirkan pranata pendidikan. Kebutuhan manusia untuk
mendapatkan & mendistribusikan barang merupakan dasar lahirnya pranata
ekonomi. Kebutuhan di bidang politik akan melahirkan pranata politik. Oleh
karena itu semakin banyak kebutuhannya, maka semakin banyak pula pranata
sosialnya.
Pranata
sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Segala
kegiatan manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan selalu
berkaitan dengan pranata sebagai pengaturannya dan asosiasi sebagai
kumpulan orang-orangnya.
- Suatu
pranata adalah suatu organisasi dari pola-pola pemikiran & pola-pola
perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial &
hasil-hasilnya.
- Pranata
sosial memiliki tingkat kekekalan tertentu.
- Pranata sosial mempunyai satu/beberapa tujuan tertentu.
Suatu pranata yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok dari manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi.
Fungsi tersebut sebagai berikut :
- Memberikan pedoman kepada anggota-anggota masyarakat tertentu bagaimana mereka harus bersikap atau berperilaku di dalam menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat yang terutama menyangkut kebutuhan dari yang bersangkutan.
- Menjaga
keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan
- Memberikan
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
yang maksudnya mengadakan sistem pengawasan dari masyarakat terhadap perilaku
anggotanya.
Sifat
dari pranata sosial tidaklah statis, artinya setiap saat bisa mengalami
perubahan. Hal ini cenderung terjadi apabila pranata sosial sudah tidak dapat
lagi memenuhi kebutuhan atau tidak dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat.
Perubahan pranata sosial tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi hanya tidak
dapat diubah melalui proses interaksi dalam masyarakat.
2. Proses Sosial Budaya
Proses-proses sosial merupakan cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok
manusia saling bertemu dan menenukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan kata lain,
proses-proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai
segi kehidupan bersama.
Menurut
Gillin dan Gillin ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial yaitu :
1. Proses yang asosiatif yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus
lagi, yakni :
a.
akomodasi
b.
asimilasi dan akulturasi
2.
Proses disosiatif yang mencakup :
a.
persaingan
b. persaingan yang meliputi “contravention”
dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
Sedangkan
menurut Kimball Young bentuk-bentuk proses sosial adalah :
1.
oposisi yang mencakup persaingan, dan pertentangan atau
pertikaian
2.
kerja sama yang menghasilkan akomodasi
3.
differentiation yang merupakan suatu proses
dimana orang perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas
dasar perbedan usia,sex, dan pekerjaan. Differentiation tersebut
menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Kebudayaan merupakan seluruh total dari pikiran,
karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang
karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar.
Karena demikian luasnya maka kebudayaan dibagi menjadi unsur-unsur yang
disebut unsur-unsur unversal artinya unsur-unsur ini dapat ditemukan di semua
kebudaaan dunia, baik yang hidup di dalam masyarakat pedesaan yang kecil
terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks.
Unsur-unsur kebudayaan itu sebagai berikut :
1. Sistem religi
dan upacara keagamaan;
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan;
3. Sistem pengetahuan;
4. Bahasa;
5. Kesenian;
6. Sistem mata pencaharian hidup;
7. Sistem teknologi dan peralatan.
Berdasarkan
unsur-unsur kebudayaan tersebut, proses sosial yang terjadi juga merupakan
proses budaya yang berlangsung dalam kehidupan pribadi dalam lingkungan
masyarakat. Proses sosial budaya yang terjadi merupakan salah satu dinamika
dalam kehidupan manusia sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial.
Daftar pustaka
ReplyDeleteterima kasih atas perhatiannya.
ReplyDeleteDaftar Pustakanya nanti akan kami upload pada artikel berikutnya