a.
Angin Barat
Angin barat bertiup dari
lintang 350LU/LS menuju 600LU/LS. Karena pengaruh rotasi
bumi (gaya coriolis), angin barat
mengalami pembelokan. Di belahan bumi utara angin itu menjadi angin barat daya,
sedangkan di belahan bumi selatan menjadi angin barat laut.
b.
Angin Kutub
Angin kutub berembus dari
daerah bertekanan udara tinggi di sekitar kutub ke arah daerah sedang. Di
belahan bumi utara, angin tersebut berembus dari arah timur laut menjadi angin
timur laut, sedangkan di belahan bumi selatan angin tersebut berembus dari arah
tenggara menjadi angin tenggara.
c.
Angin Pasat
Angin pasat berembus dari
daerah subtropis (300LU/LS) menuju ke daerah khatulistiwa.
d.
Angin Siklon
Angin siklon terjadi jika
suatu daerah yang bertekanan udara rendah di kelilingi oleh suatu daerah yang
mempunyai tekanan udara tinggi. Akibatnya udara yang mengalir dari daerah
bertekanan udara tinggi menuju daerah yang bertekanan udara rendah.
e.
Angin Anti Siklon
Angin anti siklon terjadi
jika suatu daerah yang bertekanan udara tinggi dikelilingi oleh daerah
bertekanan udara rendah. Di permukaan bumi daerah anti siklon terutama berada
di atas laut atau lautan pada lintang 300LU/LS.
f.
Angin Musim
Angin musim merupakan suatu
angin regional yang bertiup di daerah tropis. Angin musim terjadi karena
perbedaan suhu udara yang mencolok antara daratan dan lautan. Pada periode
April-Oktober, saat Matahari berada di belahan bumi Utara, benua Asia mengalami
pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua Asia mempunyai tekanan udara rendah.
Adapun di belahan bumi selatan (Benua Australia) mempunyai tekanan udara yang
lebih tinggi sehingga angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia dan disebut
angin muson tenggara. Angin itu hanya membawa sedikit uap air sehingga pada
periode ini di Indonesia mengalami musim kemarau.
g.
Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angin Laut
terjadi akibat adanya perbedaan sifat pemanasan antara daratan dan lautan. Pada
malam hari, karena temperatur laut lebih tinggi daripada daratan, tekanan udara
di luar lebih rendah daripada tekanan udara di darat. Oleh karena itu, terjadi
pergerakan udara dari darat menuju ke laut yang disebut angin darat. Bagi
nelayan tradisional, angin itu digunakan untuk melaut.
Pada siang hari karena temperatur
daratan lebih tinggi daripada lautan, tekanan udara di daratan lebih rendah
daripada tekanan udara di lautan. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara
dari laut menuju ke darat dan disebut angin laut. Bagi nelayan tradisional,
angin ini digunakan untuk kembali ke
darat.
h.
Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin lembah dan angin gunung
terjadi karena adanya perbedaan pemanasan di daerah pegunungan. Perbedaan
pemanasan itu disebabkan oleh perbedaan luas lereng gunung dan lembah sehingga
terdapat perbedaan jumlah panas yang diterima pada satu satuan waktu.
i.
Angin Fohn
Angin fohn terjadi apabila
ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan dengan tinggi lebih dari
2000 meter. Massa udara yang mencapai puncak pegunungan akan mengalami kondensasi
dan akhirnya timbul hujan pada satu sisi kering. Adapun pada lereng yang lain
tidak terjadi hujan karena terhalang tingginya pegunungan. Daerah yang tidak
mengalami hujan disebut daerah bayangan hujan.
Angin fohn yang terjadi di
Indonesia antara lain sebagai berikut :
1)
Angin Bohorok di Deli. Angin itu dapat merusak perkebunan tembakau.
2)
Angin Kumbang di Tegal dan Cirebon. Bagi daerah tersebut angin kumbang
menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah sekitarnya
menjadi tidak lembab.
3)
Angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
4)
Angin Brubu di Sulawesi Selatan.
5)
Angin Wambraw di Biak, Papua.
No comments:
Post a Comment