Wednesday, March 1, 2017

Orang Tua Sebagai Pendidik di Rumah


Secara kodrat orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak-anaknya di rumah. Prediket orang tua sebagai pendidik di rumah datang secara otomatis setelah pasangan suami istri dikaruniai anak.
Yang disebut pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Pendidik dalam Islam juga disebut sebagai orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didiknya, baik berupa potensi afektif (rasa), kognitif (rasa), dan psikomotor (karsa).
Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Orang tua, dalam perspektif ini merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anaknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu yang mandiri nantinya.
Orang tua punya wewenang mutlak dalam mendidik anak-anaknya dirumah, dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Orang tua sebagai orang dewasa pertama yang memikul tanggungjawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal kaidah-kaidah pendidikan. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. Orang tua dapat mengenalkan segala hal yang mereka ingin beritahukan kepada anak atau yang anak sendiri yang ingin mengetahuinya.
Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan dalam lingkungan keluarga inilah yang nantinya akan dijadikan modal dasar untuk mengikuti pendidikan dijenjang berikutnya yaitu ketika anak memasuki pendidikan formal/sekolah.
Pendidikan yang dilakukan orang tua terhadap anak atas dorongan kasih sayang itu selanjutnya dilambangkan Islam dalam bentuk kewajiban yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, SWT. Orang tua dalam pandangan ini adalah ibu dan bapak yang masing-masing mempunyai tanggungjawab yang sama dalam pendidikan anak.
Secara garis besar pendidikan yang harus ditekankan bagi orang tua dalam keluarga terhadap anaknya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Menanamkan dan Melaksanakan Pembinaan Akidah dan Akhlak.
Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominant adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikan beberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengan cara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi). Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalamdirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya. Bukankah mereka atau anak-anak kita adalah tanggungjawab kita sebagaimana yang telah Allah peringatkan dalam al-Qur’an yang berbunyi: Artinya: jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari panasnya api neraka.
Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasardalam bukunya. Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid pada anaknya. Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya. Ketiga, mengajarkan al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilai pengorbanan dan perjuangan.
Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua.Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.
2.      Menanamkan dan Melaksanakan Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memgang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang  Artinya: Allah akan mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu diantarakalian.
Nabi Muhammad juga mewajibkan kepada pengikutnya untuk selalu mencari ilmu sampai kapanpun sebagaimana sabda beliau yang
Artinya: mencari ilmu adalah kewajiban bagi muslim dan muslimat.
3.      Menanamkan dan Melakukan Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatar belakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda danbelum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
Dalam literatur lain dijelaskan bahwa untuk mendidik anak, orang tua hendaknya harus memperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.
a)      Orang tua jangan bertindak keliru terhadap anaknya, misalkan: terlalu memanjakan, terlalu keras, terlalu lemah, dan sejenisnya.
b)      Orang tua harus menyediakan waktu cukup untuk bertemu anak-anaknya agar tercipta rasa kasih dan sayang.

c)      Kekuasaan yang dimiliki orang tua jangan dihubungkan dengan kepentingan pribadinya, sebab hal ini dapat menimbulkan pertentangan antara anak dengan orang tuanya. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive