Yang mengetahui potensi diri kita tentu
diri kita sendiri. Akan tetapi terkadang kita tidak mau tahu akan hal itu. Itulah
kesalahan kita.
Selanjutnya, untuk mengetahui ke-mampuan kita,
tentunya kita harus belajar dan mau mempelajari banyak hal yang terjadi di
sekitar kita.
Banyak orang yang menjadi guru, dosen, hakim,
dokter, pengusaha, pelukis, petani, artis, penyanyi; lalu saya ini di masa
depan akan menjadi apa ?
Pertanyaan seperti itu harus dijawab dan
disikapi sejak sekarang yaitu dengan merumuskan cita-cita dan merancang cara
untuk mencapai cita-cita tersebut.
Masing-masing bidang profesi mem-punyai
karakteristik yang cukup ber-variasi dan berbeda. Oleh karena itu, kenalilah potensi
diri kita melalui psycotes maupun
bertanya pada diri sendiri tentang sifat dan sikap positif maupun yang negatif.
Disamping itu pelajari peran dan sikap yang ada pada setiap profesi kemudian
refleksikan pada diri kita, apakah kita ini mempunyai potensi?. Sehingga hal ini akan menjadi
pertimbangan untuk menentukan cita-cita kita.
Berikut ini akan dijelaskan tuntutan sikap
dari profesi seorang Guru dan Hakim.
Profesi Guru berperan dalam menyi-apkan
sumber daya manusia untuk itu profesi guru di antaranya dituntut untuk dapat :
1.
menjadi contoh dan teladan bagi siswa-siswanya
2.
memberi semangat untuk menun-tut ilmu pengetahuan
3.
bersikap
sabar, tegas dan berwibawa
4.
mengayomi
siswa-siswanya de-ngan tulus
Profesi Hakim dituntut untuk :
1.
bersikap
jujur
2.
bersikap
adil
3.
bersikap
tegas
4.
mengayomi
Hal tersebut karena seorang hakim
bidang pekerjaannya adalah mengadili orang yang dituduh telah melanggar hukum. Selain
kedua profesi di atas, masih banyak lagi jenis profesi yang menuntut sikap dan
perilaku tertentu.
Berikut ini akan dijelaskan tentang sikap yang dapat
menghambat cita-cita, yaitu :
a.
Ragu-ragu, merupakan sikap yang tidak baik untuk mencapai
cita-cita, oleh karena itu kita harus mencari wawasan yang luas tentang
kehidupan agar tidak bersikap demikian.
b.
Takut gagal, banyak orang yang tidak berbuat
apa-apa karena takut gagal. Padahal berdiam diri juga tidak menghasilkan suatu
apa pun untuk mengubah dirinya maupun untuk masyarakat.
Apabila cita-cita ini tidak dapat
diraih bolehkah kita mengganti cita-cita?. Jawabnya boleh saja, bahkan
cita-cita boleh dan bisa lebih dari satu.
Banyak orang yang tidak sukses
karena adanya faktor pemikiran dan sikap pesimis, seperti tidak bisa, tidak
mungkin, tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, tidak cukup umur, terlalu
tua, tidak cocok, tidak pernah mencoba, tidak punya bakat, takut gagal dan
masih banyak lagi rantai yang membelenggu akibat dari pemikiran atau persepsi
diri.
Oleh karena itulah cita-cita perlu
diperjuangkan sejak dini. Telah kita ketahui bersama bahwa buah yang kita makan
adalah hasil dari tanaman yang sudah lama ditanam. Dengan kata lain untuk
meraih cita-cita di masa depan mulailah dari sekarang. Orang yang menjadi dokter, tentunya dirintis sejak di bangku sekolah dan tidak
mungkin menjadi dokter apabila tidak melalui proses pem-belajaran sejak awal.
Selanjutnya yang diperlukan adalah
menumbuhkan motivasi, karena motivasi adalah suatu dorongan semangat untuk
melakukan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang baik.
Terdapat dua macam motivasi, yaitu
:
1.
Motivasi dari dalam (intrinsic), yaitu motivasi yang timbul atas kesadaran sendiri
karena ada atau dapat perasaaan gembira dan puas apabila dapat meraihnya.
Sebagai contoh seorang siswa belajar dengan tekun agar dapat nilai yang baik
dan pada saat kenaikan kelas menjadi juara kelas.
2.
Motivasi dari luar (ekstrinsik) yaitu suatu dorongan untuk berbuat sesuatu karena
adanya iming-iming dari orang lain. Misalnya seorang anak akan belajar lebih
tekun karena jika naik kelas akan diberi hadiah komputer.
Penjelasan di
atas dimaksudkan un-tuk memberikan gambaran tentang cita-cita dan profesi yang ingin diraih di masa depan.
No comments:
Post a Comment