Sunday, March 12, 2017

Elemen Kedua dari Emosi: Pikiran


Persepsi berperan aktif dalam setiap emosi, termasuk emosi yang dianggap sebagai emosi primer, seperti gembira dan marah (Schacter dan Singer, 1962). Emosi dapat dihasilkan dan dipengaruhi oleh keyakinan, persepsi terhadap situasi, harapan dan atribusi. Inilah penjelasan bahwa orang menciptakan perilakunya sendiri dan perilaku orang lain. Contohnya, andaikata anda mendapat nilai A dalam ujian tengah semester anda; seperti apakah perasaan anda? Andaikata anda mendapat nilai D pada ujian tersebut, seperti apakah perasaan anda? Sebagian besar orang menganggap keberhasilan akan membawa kebahagiaan dan kegagalan akan membawa ketidak bahagiaan, namun emosi yang akan anda rasakan akan lebih bergantung pada bagaimana penjelasan yang anda miliki mengenai cara anda memperoleh hasil itu sendiri. Apakah Anda mengatribusikan nilai yang Anda dapat dengan kerasnya usaha yang anda dapat dengan kerasnya usaha yang telah anda lakukan? Atau Anda mengatribusikan nilai itu dengan dosen Anda, nasib, atau keberuntungan?. Pada beberapa penelitian, siswa yang mempercayai bahwa mereka mendapatkan nilai yang baik sebagai hasil dari usaha yang telah mereka lakukan, cendrung merasa bangga, senang dan puas. Para siswa yang mempercayai faktor keberuntungan, akan merasa berterima kasih, terkejut atau bersalah. Para siswa yang mempercayai bahwa kegagalan mereka disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri, cendrung merasa bersalah, dan akhirnya, siswa yang menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka cendrung merasa marah (Weiner, 1986).

Sejalan dengan cerebral cortex pada anak, kognisi dan emosi akan menjadi lebih kompleks. Beberapa emosi bergantung sepenuhnya pada perkembangan kedewasaan dari kapasitas kognisi yang lebih tinggi. Sebagai contoh, perasaan malu dan bersalah pada anak-anak tidak akan muncul hingga anak-anak berkembang melalui tahap
5
 infancy, karena emosi-emosi memerlukan keberadaan konsep diri dan persepsi bahwa kita telah berlaku salah atau kita telah mengecewakan orang lain (Baumeister, Stillwell, dan Heatherton, 1994; Tangney dkk., 1996). si melalui proses kematangan hanya terjadi sampai usia satu tahun. Setelah itu perkembangan selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses belajar.

4
Yang juga dipelajari dalam perkembangan emosi adalah objek-objek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tindakan takut kepada tempat yang gelap. Pria Amerika jarang menangis pada peristiwa-peristiwa seperti perkawinan, gagal ujian, dan sebagainya. Tetapi pria Prancis lebih mudah untuk mencucurkan air mata dalam peristiwa-peristiwa tersebut.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive