Pertumbuhan dan perkembangan emosi seperti pada
tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar
seorang bayi yang baru lahir dapat menangis, tetapi ia harus mencapai ringkas
kematangan tertentu untuk dapat tertawa, setelah anak itu sudah besar, maka ia akan
belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu
atau untuk situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang
nyata adalah kegelisahan yang tampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk
meronta dan menangis merupakan alat komunikasi awal antara bayi dengan ibunya
jadi pada usia ini, sebuah senyuman senag dari seorang bayi biasanya akan
meluluhkan hati para orang tua yang sedang kelelahansekalipun dan senyuman
seorang bayi akan menyebabkan orang tua memeluk bayi mereka dengan penuh
perasaan sayang. Jadi sangat jelas bahwa ekspresi wajah pada bayi memiliki
fungsi yang dapat membantu bayi bertahan hidup.
Pada keadaan tenang, bayi itu tidak menunjukkan
perbuatan apa pun, jadi dapat disimpulkan emosinya sedang dalam keadaan normal
(netral). Semenjak akhir tahun pertama kehidupannya, bayi akan mulai mengubah
perilaku mereka sebagai reaksi terhadap ekspresi emosi pada raut wajah orang
dewasa. Kemampuan mempelajari ekspresi wajah pada orang dewasa dengan cepat,
jelas memiliki nilai pertahanan hidup.
Tiga bulan kemudian baru tampak perbedaan. Pada
saat ini terdapat dua eksminitas, yaitu rasa tertekan atau rasa terganggu dan
rasa senang atau gembira. Senang atau gembira merupakan perkembangan emosi
lebih lanjut yang tidak terdapat pada waktu lahir.
Pada usia lima bulan, marah dan benci mulai
dipisahkan dari rasa tertekana atau terganggu. Usia tujuh bulan mulai tampak
perasaan takut. Antara usia 10-12 bulan perasaan bersemangat dan kasih sayang
mulai terpisahkan dari rasa senang. Makin besar anak itu, semakin besar oula
kemampuannya untuk belajar sehingga perkembangan emosinya makin rumit. Perkembangan emosi melalui proses
kematangan hanya terjadi sampai usia satu tahun. Setelah itu perkembangan
selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses belajar.
4
Yang juga dipelajari dalam perkembangan emosi
adalah objek-objek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak
yang tidak pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tindakan takut kepada tempat
yang gelap. Pria Amerika jarang menangis pada peristiwa-peristiwa seperti
perkawinan, gagal ujian, dan sebagainya. Tetapi pria Prancis lebih mudah untuk
mencucurkan air mata dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
No comments:
Post a Comment