Ketika kita
telah melihat dan mengetahui bagaimana akhlak Nabi yang mulia tersebut, tentu
kita sebagai umatnya ingin sekali seperti beliau, karena beliau adalah
sebaik-baiknya panutan. Bahkan dalam perkara akhlak, beliau sangat menekankan
kepada umatnya. Namun, bukan hanya dari segi akhlak saja yang kita harus tunduk
dan patuh sebagaimana yang beliau lakukan, akan tetapi dari segi metode beliau
dalam menyampaikan risalah Islam pun harus kita ikuti. Itu jika kita
benar-benar ingin mengatakan bahwa beliau adalah suri tauladan kita dalam
kehidupan kita, terlebih lagi dalam hal berdakwah sebagai wujud untuk
menyampaikan atau melanjutkan risalah Islam sebagai solusi atas segala
permasalah yang menimpa dunia karena Islam adalah solusi, Islam al
huwal hal.
, siapa saja
yang mau sungguh membaca dan mengkaji sirah nabawiyah, tentu akan sangat mudah
melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah sejak melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi selama 3 tahun di Makkah, kemudian dakwah secara
terang-terangan selama 10 tahun di Makkah, hingga ketika berhasil mendirikan
Daulah Islam di Madinah al Munawarah dalam fase dakwah selama 10 tahun yakni
dakwah beliau memilki karakter khas yaitu dakwah Pemikiran, Politik dan Anti
Terhadap Kekerasan.
1. Dakwah Pemikiran
Sejak
diangkat menjadi nabi sekaligus sebagai Rasul yang di utus oleh Allah swt, Nabi
Muhammad saw telah mendakwahkan pemikiran kepada warga kota Makkah. Beliau
menanamkan kalimat tauhid Lâ ilâha illallâh kepada masyarakat kafir quraysi,
agar masyarakat kala itu tidak lagi menyembah patung-patung berhala yang mereka
buat sendiri kemudian mereka sembah. Rasulullah berusaha merubah mindset atau
pola fikir mereka dengan kalimat tauhid tersebut.
Begitu pula,
pemikiran Islam yang ditanamkan Rasul tentang kehidupan setelah dunia telah
mengubah persepsi tentang kebahagiaan pada diri umat, dari sekedar pemenuhan
syahwat dengan segala kenikmatan dunia beralih kepada mencari ridha Allah Swt.
Nampaklah kaum muslim binaan Nabi tidak takut akan kematian, dan berharap
syahid di jalan Allah Swt.
Selain itu,
banyak sekali nash-nash Al Quran maupun perbuatan Nabi yang menunjukkan adanya
pergolakan pemikiran (shirâ’ul fikriy) untuk menentang ideologi, peraturan dan
ide kufur. Juga, beliau menentang akidah yang rusak, ide-ide yang keliru dan
pemahaman yang rancu. Beliau melakukannya dengan cara menjelaskan kepalsuan,
kesalahan dan pertentangannya dengan Islam untuk memurnikan dan menyelamatkan
masyarakat dari ide-ide tersebut, serta dari pengaruh dan dampak buruknya.
2. Dakwah Politik
Ada sebagian
umat Islam yang memisahkan politik dari Islam. Bahkan ada yang beranggapan
bahwa politik tidak boleh dibicarakan dimasjid-masjid, karena politik itu
adalah najis dan kotor. Mungkin saja itu karena ketidakfahaman akan hakikat
dari politik itu sendiri, karena mungkin saja mereka-mereka yang mengatakan
demikian karena melihat kehidupan berpolitik di negari ini yang memang tidak
berpoliti secara Islam, akibat dari system kehidupan demokrasi yang memang jauh
dari nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu merupakan tugas kita dalam
menjelaskan dan memahamkan kepada mereka apa itu politik di dalam Islam dan
tentunya dengan merujuk kepada dalil berupa aktivitas Rasulullah dalam
berpolitik
Secara umum,
politik adalah memelihara urusan umat (As siyâsah hiya ri’âyatu syu`ûnil ummah).
Sedangkan politik Islam berarti memelihara dan mengatur urusan masyarakat
dengan hukum-hukum Islam dan dipecahkan sesuai dengan syariat Islam. Sirah
Rasul saw dan banyak ayat Al Quran menunjukkan bahwa aktivitas dakwah beliau
merupakan aktivitas yang bersifat politik. Beliau dalam segenap aktivitasnya
senantiasa memperhatikan dan memelihara urusan masyarakat agar sesuai dengan
hukum-hukum syara yang diturunkan Allah Swt. Diantara aktivitas politik yang
beliau dan sahabatnya lakukan adalah:
1. Mendidik
masyarakat dengan tsaqofah Islam supaya mereka dapat menyatu dengan Islam, agar
mereka terbebas dari akidah yang rusak, pemikiran yang salah, dan dari
pemahaman yang keliru serta pengaruh ide-ide dan pandangan kufur.
2. Pergolakan
pemikiran yang nampak dalam penentangannya terhadap pemikiran dan sistem kufur,
pemikiran yang keliru, akidah yang rusak, dan pemahaman yang sesat dengan cara
menjelaskan kerusakannya, menunjukkan kekeliruannya serta menjelaskan hukum
Islam dalam masalah tersebut.
3. Penentangan
terhadap penguasa yang menerapkan hukum kufur dan membongkar makam mereka.
Berdasarkan
hal ini, dalam konteks kekinian, aktivitas politik yang dilakukan dalam upaya
penerapan syariat Islam adalah perjuangan dan berinteraksi dalam lapangan
politik untuk membongkar rencana jahat negara-negara besar yang memiliki
pengaruh dan dominasi di negeri-negeri muslim untuk membebaskan umat dari
belenggu penjajahan dan dominasinya serta mencabut akar-akarnya baik di bidang
pemikiran, kebudayaan, politik, maupun militer sekaligus mencabut perundangan
mereka dari negeri-negeri kaum muslim. Juga, melakukan koreksi terhadap
penguasa dengan mengungkap pengkhianatan mereka terhadap umat dan
persekongkolan mereka dengan negara-negara kafir, melancarkan kritik dan
kontrol kepada mereka.
3. Dakwah Tanpa Kekerasan
Kalau kita
berbicara tentang dakwah dari segi pelaku dakwah, maka kita bisa bagi menjadi 3
bagian, yakni dakwah secara
individu, dakwah secara kelompok dan dakwah oleh Negara / Daulah. Pembagian
ini sangat penting dilakukan agar kita bisa melihat secara proporsional tentang
kewajiban dari masing-masing pelaku dakwah tersebut.
1. Dakwah
Individu
Aktivitas
dakwah secara individu adalah secara fisik dan non fisik. Artinya, selain
melakukan dakwah untuk merubah pola fikir seseorang yang dalam hal ini adalah
merupakan aktivitas non fisik, maka seseorang dalam hal tertentu diperbolehkan
untuk melakukan dakwah secara fisik.
2. Dakwah
secara Berjama’ah/Kelompok
Aktivitas
dakwah secara berjama’ah atau kelompok adalah hanya dibatasi dari dakwah secara
non fisik saja atau hanya dalam hal pemikiran. Tidak diperbolehkan sebuah kelompok
dakwah menggunakan kekerasan dalam melakukan aktivitas dakwahnya.
3. Dakwah
oleh Negara
Aktivitas
Dakwah Oleh Negara adalah aktivitas dakwah non fisik dan sekaligus fisik,
sebagaimana aktivitas dakwah secara individu. Dakwah yang dilakukan oleh
negara berkisar pada tugas menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan
jihad dan dakwah, serta tugas melindungi ‘aqidah umat. Selain itu, negara juga
bertugas menegakkan peradilan di tengah-tengah masyarakat, dan menghukum siapa
saja yang melakukan tindak maksiat dan dosa. Negara juga berkewajiban melakukan
tindakan-tindakan preventif yang ditujukan untuk menangkal dan mencegah
terjadinya tindak maksiat dan dosa.
Beberapa cara kita untuk
meneladani dakwah Rasulullah SAW adalah :
1. Disampaikan
dengan penuh kehati-hatian, sabar dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
serta hal yang paling penting adalah mengaplikasikan dengan akhlak yang mulia.
2. Rasulullah
SAW memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat. Hal ini tercermin dalam
sebutan para pengikutnya, yakni dengan sebutan ‘Sahabat’. Cara seperti ini
menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam diterapkan
kesetaraan dengan begitu jelas.
3. Rasulullah
SAW. Selalu bersama sahabat-sahabatnya yang baik, dalam keadaan suka maupun
duka. Dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam
yang sangat kuat.
4. Rasulullah
dan para sahabat sangat tabah dan teguh dalam berdakwah, meskipum menghadapi
cercaan dan siksaan yang luar biasa dari kaum Quraisy.
5. Dalam
mendukung dakwah Rasulullah SAW., para sahabat mengorbankan tenaga, harta,
jiwa, dan raga dengan sepenuh hati.
Itulah
sedikit gambaran seputar perjuangan dan dakwah Rasulullah SAW yang sudah
selayaknya kita ikuti jika kita memang benar-benar ingin menjadikan beliau
sebagai teladan bagi kehidupan kita terlebih lagi dalam aktivitas berdakwah
untuk menyampaikan risalah Islam sebagai solusi atas setiap permasalahan tiap
sendi-sendi kehidupan baik secara individu, bermasyarakat dan Negara.
No comments:
Post a Comment