A. Konsep Dasar Anak Berkebutuhan
Khusus
Istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak berkebutuhan khusus (ABK)
mengalami perubahan beberapa kali sesuai dengan paradigma yang diyakini pada
saat itu. Mulai dari istilah anak cacat, anak tuna, anak berkekurangan, anak
luar biasa atau anak berkelainan sampai anak berkebutuhan khusus.
Di Indonesia istilah ini baru diundangkan secara khusus pada tahun 1950
melalui Undang-Undang Nomor 4, kemudian disusul dengan Undang-Undang Nomor 12
tahun 1954 dengan istilah anak cacat atau anak tuna, anak berkekurangan.
Istilah tersebut hanya mencakup anak-anak yang mengalami ketunaan atau
kecacatan seperti anak cacat tubuh, tunanetra, tunarungu, sebaliknya anak yang
berbakat atau anak yang sangat cerdas tidak termasuk dalam istilah tersebut.
Istilah yang digunakan di Indonesia saat ini adalah anak berkebutuhan
khusus sebagai terjemahan dari “Children
with Special needs”. Istilah ini muncul sebagai akibat adanya perubahan
cara pandang masyarakat terhadap anak luar biasa. Sistem pendidikan yang cocok
bagi anak berkebutuhan khusus disebut pendidikan inklusif.
B.
Karakteristik Umum Anak Berkebutuhan Khusus
Meskipun anak berkebutuhan khusus itu cukup berdiferensiasi namun pada dasarnya mereka juga memiliki karakteristik yang relatif sama, diantaranya dalam hal perkembangan intelektual, sosialisasi, stabilitas emosi dan komunikasi. Dalam segi perkembangan intelektual rata-rata semua jenis anak berkebutuhan khusus terhambat bahkan ada yang terlambat sekali. Hal ini tergantung tingkat intensitas kelainannya dan derajat kedalaman pengalaman yang diberikan kepadanya.Anak berkebutuhan khusus di sini adalah anak yang mengalami penyimpangan sedemikian rupa dari anak normal baik dalam hal karakteristik mental, fisik, sosial, emosi ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus supaya dapat mengembangkan potensinya.
C.
Karakteristik dan Permasalahan Anak Tunanetra
Karakteristik anak tunanetra diantaranya sebagai berikut :
1.
Dia tidak mampu mengamati bagaimana orang lain
melakukan sesuatu.
2.
Pada umumnya memiliki ketergantungan yang berlebihan
terhadap orang lain.
3.
Fungsi kognisinya kurang dapat berkembang sesuai dengan
semestinya, karena informasi yang didapat terbatas.
4.
Pada umumnya memiliki kondisi fisik yang kurang
seimbang, sehingga geraknya kurang leluasa.
5.
Kemampuan orientasi ruang dan mobilitas sangat
terbatas.
Permasalahan yang dihadapi oleh anak tunanetra diantaranya sebagai berikut
:
1.
Masalah pengajaran misalnya kesulitan dalam menangkap
pelajaran yang serba verbalistik.
2.
Masalah pendidikan misalnya pada awal masuk sekolah.
3.
Masalah orientasi dan mobilitas serta kebiasaan diri.
4.
Masalah gangguan emosi
5.
Masalah penyesuaian diri
6.
Masalah keterampilan dan pekerjaan.
D.
Karakteristik dan Permasalahan Anak Tunarungu
Karakteristik anak tunarungu
diantaranya sebagai berikut :
1. Cara berjalannya kaku dan agak membungkuk
2. Kemampuan pernapasannya pendek-pendek
terganggu, sehingga tidak mampu berbahasa dengan baik.
3. Biasanya anak tunarungu juga mengalami
ketidakmampuan berbahasa
4. Suka menafsirkan secara negatif
5. Kurang mampu dalam mengendalikan emosinya dan
sering emosinya bergejolak.
Permasalahan yang dihadapi anak
tunarungu diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah komunikasi
2. Masalah pribadi
3. Masalah pengajaran dan kesulitan belajar
4. Masalah penggunaan waktu terluang
5. Masalah pembinaan keterampilan dan pekerjaan
E.
Karakteristik dan Permasalahan Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami keterbelakangan kecerdasan
dan kekurangmatangan aspek mental lainya dan sosialnya sedemikian rupa, yang
terjadi selama masa perkembangan.
Karakteristik anak tunagrahita diantaranya sebagai berikut :
- Mereka
menunjukkan kecenderungan menjawab dengan ulangan respon terhadap
pertanyaan yang berbeda.
- Kemampuannya
asosiasinya terbatas
- Ada
kecenderungan tidak mampu menyesuaikan diri, karena mengalami kesulitan
dalam tingkah lakunya.
- Kemampuan
belajarnya sangat rendah dan lambat.
- Memiliki
problem emosi dan tingkah laku, dan agak lebih banyak yang nakal daripada
anak yang normal intelegensinya.
Kemungkinan masalah yang dihadapi anak terbelakang dalam kontek
pendidikan diantaranya sebagai berikut :
- Masalah
dalam kehidupan sehari-hari
- Masalah
kesulitan belajar
- Masalah
penyesuaian diri
- Masalah
penyaluran ke tempat kerja.
- Masalah
gangguan kepribadian dan emosi
- Masalah
pemanfaatan waktu terluang
F. Karakteristik dan Permasalahan Anak
Tunadaksa
Karakteristik
umum bagi anak tunadaksa diantaranya sebagai berikut :
- Tidak
ada hubungan antara pribadi yang tertutup dengan lamanya kelainan fisik
yang diderita.
- Kegiatan-kegiatan
jasmani yang tidak dapat dijangkau oleh anak tunadaksa dapat berakibat
timbulnya problem emosi, perasaan dan dapat menimbulkan frustasi yang
berat.
- Rata-rata
IQ anak tunadaksa normal.
- Kemampuan
motoriknya terbatas dan ini dapat dikembangkan sampai pada batas-batas
tertentu.
Permasalahan yang dihadapai anak tunadaksa adalah sebagai berikut :
- Masalah
kesulitan belajar diakibatkan adanya gangguan pada sistem syaraf.
- Masalah
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
- Masalah
kepribadian menyangkut masalah-masalah tingkah laku menyimpang,
diantaranya mudah frustasi, menarik diri, atau merasa terdesak oleh orang
lain dan sebagainya.
- Masalah
keterampilan dan pekerjaan.
- Masalah
latihan gerak dikarenakan sebagian besar mengalami gangguan dalam gerak.
G. Karakteristik dan Permasalahan Anak
Tunalaras
Seseorang
dikatakan nakal atau tunalaras bila menunjukkan penyimpangan tingkah laku yang
cukup berarti, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya serta
kehidupan orang lain. Tindakan kenakalah anak-anak relative banyak jenis dan
ragamnya, sehingga sulit dideteksi mana yang tergolong tindakan yang dapat
dimaklumi dan mana tindakan yang perlu diatasi berdasarkan hukum yang berlaku.
Permasalahan yang dihadapi anak
tunalaras diantaranya sebagai berikut :
- Masalah
pendidikan dan pengajaran, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai hidup yang
dimiliki oleh anak tunalaras berikut dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
kemalasan mengikuti pendidikan, kenakalan di sekolah, acuhnya terhadap
pelajaran dan sebagainya.
- Masalah
keutuhan kepribadian, yaitu berhubungan dengan kekacauan-kekacauan
kepribadian yang dimiliki oleh anak tunalaras.
- Masalah
penggunaan waktu senggang karena sepanjang waktu yang terluang belum mampu
diisi dengan kegiatan yang berguna.
- Masalah
gangguan emosi dan penyesuaian diri. Masalah ini muncul akibat
ketidakmampuan mengendalikan nafsu atau mengfungsikan rasionya.
- Masalah
keterampilan dan pekerjaan.
No comments:
Post a Comment