Terdapat
banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam matematika. Menurut
Ruseffendi (2006:169), “Sesuatu itu merupakan masalah bagi seseorang bila
sesuatu itu: baru, sesuai dengan kondisi yang memecahkan masalah (tahap
perkembangan mentalnya) dan ia memiliki pengetahuan prayarat”.
Polya
(dalam Firdaus, 2009) mengartikan “Pemecahan masalah sebagai suatu usaha
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak
begitu segera dapat dicapai”. Sementara Sujono (dalam Firdaus, 2009) melukiskan
“Masalah matematika sebagai tantangan bila pemecahannya memerlukan kreativitas,
pengertian dan pemikiran yang asli atau imajinasi”. Selain itu Sihotang (2010:29)
berpendapat “Problem solving adalah mencari atu menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, atau algoritma)”.
Dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah
adalah kemampuan yang dimiliki individu dalam menyelesaikan masalah yang belum
diketahui penyelesaiannya dengan cara mengidentifikasi masalahnya.
Walaupun
kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang tidak mudah dicapai, tapi
karena kepentingan dan kegunaannya maka kemampuan pemecahan masalah ini
hendaknya diajarkan kepada siswa pada semua tingkatan. Berkaitan dengan hal
ini, Ruseffendi (2006:341) mengemukakan beberapa alasan soal-soal tipe
pemecahan masalah diberikan kepada siswa :
(1)
Dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi,
menumbuhkan sifat kreatif;
(2)
Disamping memiliki pengetahuan dan keterampilan
(berhitung dan lain-lain), disyaratkan adanya kemampuan untuk terampil membaca
dan membuat pernyataan yang benar;
(3)
Dapat menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, dan
beraneka ragam, serta dapat menambah pengetahuan baru;
(4)
Dapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
sudah diperolehnya;
(5)
Mengajak siswa memiliki prosedur pemecahan masalah,
mampu membuat analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi
tehadap hasil pemecahannya;
(6)
Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang
melibatkan bukan saja satu bidang studi tetapi mungkin bidang atau pelajaran
lain.
Pentingnya kemampuan penyelesaian masalah oleh siswa dalam
matematika ditegaskan juga oleh Branca (dalam Firdaus, 2009) :
- Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan
umum pengajaran matematika.
- Penyelesaian
masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika .
- Penyelesaian
masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Menurut Ruseffendi
(2006:169), dalam pemecahan masalah biasanya ada 5 langkah yang harus
dilakukan:
1.
Menyajikan
masalah dalam bentuk yang lebih jelas;
2.
Menyatakan
masalah dalam bentuk yang oprasional (dapat dipecahkan);
3.
Menyusun
hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik untuk
dipergunakan dalam memecahkan masalah itu;
4.
Mengetes
hipotesis dan melakukanm kerja utuk memperoleh hasilnya (pengumpulan data,
pengolahan data, dan lain-lain); hasilnya mungkin lebih dari sebuah;
5.
Memeriksa
kembali (mengecek) apakah hasil yang diperoleh itu benar; mungkin memilih pula
pemecahan yang paling baik.
Dari pernyataan di atas mengenai langkah-langkah dalam
pemecahan masalah yang dikemukakan oleh sebagian ahli, maka peneliti kan
menjadikan teori Polya sebaai acuan dalam penelitian tersebut. Dalam acuan
penilaian pemberian skor dalam soal pemecahan masalah yang berbentuk uraian
pada penelitian ini adalah hasil modifikasi dari Sumarno (dalam Topik, 2011:12) sebagai
berikut.
Tabel 2.1
Pemberian Skor Pemecahan Masalah Matematis
Aspek yang diambil
|
Skor
|
Keterangan
|
Pemahaman Masalah
|
0
|
Salah menginterpretasikan
soal atau tidak ada jawaban sama sekali
|
|
1
|
Salah menginterpretasikan
sebagian soal atau mengabaikan kondisi soalkan
|
|
2
|
Memahami masalah atau soal
selengkapnya
|
Perencanaan Penyelesaian
|
0
|
Menggunakan
strategi yang tidak relevan atau tidak strategi sama sekali
|
|
1
|
Menggunakan
satu strategi yang kurang dapat dilaksanakan dan tidak dapat dilanjutkan
|
|
2
|
Menggunakan sebagian
strategi yang benar tapi mengarah pada jawaban yang salah atau tidak mencoba
strategi yang lain
|
|
3
|
Menggunakan
beberapa prosedur yang mengarah pada solusi yang benar
|
Pelaksanaan Perhitungan
|
0
|
Tidak
ada solusi sama sekali
|
|
1
|
Menggunakan
beberapa prosedur yang mengarah pada solusi yang benar
|
|
2
|
Hasil salah atau sebagian
hasil salah tetapi salah perhitungan saja
|
|
3
|
Hasil dan proses benar
|
Pemeriksaan kembali hasil
perhitungan
|
0
|
Tidak
ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan apapun
|
|
1
|
Ada
pemeriksaan tetapi tidak tuntas
|
|
2
|
Pemeriksaan
dilaksanakan untuk melihat hasil dan proses
|
No comments:
Post a Comment