Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1980) (dalam Abimanyu, dkk 2008) metode
mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertia
tersebut Joni (1993) (dalam Abimanyu, dkk. 2008) mengartikan metode sebagai
cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan
tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :
1) Masalah untuk menemukan, dapat
teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Kita harus
mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan,
menghasilkan atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2) Masalah untuk membuktikan adalah
untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak
kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau
salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi
dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan
usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan
pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa
agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan
siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
(sukoriyanto,2001:103).
Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima
tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang
diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir
siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa
justru dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.
Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa
yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.
1)
Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian
menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2)
Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi
siswa.
3)
Potensi intelektual siswa meningkat.
4)
Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan
penemuan.
Langkah-langkah
Pembelajaran Problem Solving
Adapun
langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan
pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut.
1)
Menyajikan masalah dalam bentuk umum.
2)
Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.
3)
Menentukan strategi penyelesaian.
4)
Menyelesaikan masalah.
Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003:162),
menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem
solving yaitu sebagai berikut.
1)
Pemahaman terhadap masalah.
2)
Perencanaan penyelesaian masalah.
3)
Melaksanakan perencanaan.
4)
Melihat kembali penyelesaian.
Hidayati,
dkk. (2008) berpendapat ada dua pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu:
1)
Menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang
kuat untuk menjawab permasalahan kemudian menemukan jawaban yang memadai dengan
bimbingan guru yang kompeten.
2)
Menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.
Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga
dengan metode problem solving. Metode ini memiliki kelbihan dan kekurangannya,
adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:
Kelebihan
metode pemecahan masalah menurut Hidayati, dkk. (2008) adalah:
1)
Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah;
2)
Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional,
logis, dan menyeluruh;
3)
Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya
dunia kerja;
4)
Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan
ide-idenya.
Kelemahan metode pemecahan masalah (Hidayati, dkk. 2008) adalah:
1)
Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berpikir siswa itu tidak mudah;
2)
Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi
dari guru menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan
secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber
belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa;
3)
Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama;
4)
Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan
baru;
Dalam
penerapan metode pemecahan masalah menurut Johnson dan Jhonson (Hidayati, dkk.
2008) adalah sebagai berikut:
- Difinisi masalah, untuk
perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut
(1) Semua pernyataan ditulis di papan tulis, (2) rumuskan kembali setiap
pernyataan tersebut sehingga mendapat gambaran yang ideal dan actual.
- Diagnosa masalah, dalam langkah
ini akan dibahas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih
lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi.
- Merumuskan alternative
dan rencana pemecahan.
- Penerapan dan penetapan suatu
strategi, setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh, maka
langkah berikutnya adalah memilih alternative yang sesuai dengan masalah,
memilih alternative yang memiliki banyak factor pendukung dan sedikit
factor penghambatnya serta meninjau keuntungan atau efek samping terhadap
setiap alternative.
- Evaluasi keberhasilan strategi.
No comments:
Post a Comment