Sunday, March 12, 2017

Pengembangan Kecerdasan Majemuk


            Bagi seorang pendidik anak usia dini, pemahaman tentang teori kecerdasan majemuk itu penting, tetapi ada hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana menerapkan teori tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Pembelajaran dengan kecerdasan majemuk sangatlah penting untuk mengutamakan perbedaan individu pada anak didik.
            Implikasi teori kecerdasan majemuk dalam proses pendidikan dan pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu memperhatikan modalitas kecerdasan dengan cara menggunakan berbagai strategi dan pendekatan sehingga anak dapat belajar dengan gaya belajarnya masing-masing.
            Multiple intelegence adalah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
            Gardner (1999:17-27) pada mulanya memaparkan 7 aspek intelegensi yang menunjukkan kompetensi intelektual yang berbeda, kemudian menambahkan menjadi 8 aspek kecerdasan yaitu : kecerdasan linguistik, logika matematika, kinestetik, spasial, musikal, intrapersonal, interpersonal, dan kecerdasan naturalis. Tetapi dalam penerapan di indonesia ditambahkan menjadi 9 kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual.
            Kesembilan kecerdasan tersebut dapat saja dimiliki individu/anak, hanya saja dalam taraf yang berbeda.
            Kemudian menurut Gardner (1993:3-5), mengemukakan teori yang disebut sebagai ”multiple intelegences” dalam bukunya Frames of Mind, mengatakan : ada banyak cara dan anak-anak dapat menggunakan intelegensinya yang berbeda untuk mempelajari sebuah keterampilan atau konsep.
            Teori pengembangan kecerdasan majemuk saat ini sering digunakan oleh para pendidik, baik orang tua di rumah ataupun guru di sekolah. Padahal dalam hal ini para orang tua atau guru telah mengetahui secara naluriah bahwa anak-anak belajar dengan gaya dan cara yang berbeda.
            Tujuan penting dalam mengetahui berbagai aspek yang terdapat dalam pengembangan kecerdasan majemuk adalah diharapkan para orang tua/guru dapat memperlakukan anak sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing. Dan mengingat dengan tingkat kecerdasan yang tinggi, seseorang akan semakin mampu dalam meciptakan hal-hal baru yang berguna bagi dirnya dan orang lain, serta hasil karya dalam bidang apapun merupakan hasil kecerdasan yang dimiliki seseorang.
            Untuk lebih memahami tentang kecerdasan majemuk yang dapat dikembangkan pada diri anak didik, maka akan diuraikan 3 (tiga) dari sembilan kecerdasan majemuk diantaranya :
a)      Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Seseorang dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
Kecerdasan visual spasial dapat mempengaruhi proses belajar anak di sekolah. Salah satunya, membantu anak memahami soal cerita matematika. Umumnya anak cerdas spasial memiliki metode belajar visualisasi berdasarkan penglihatan. Latihan bisa diterapkan saat anak di usia balita awal lewat kegiatan sehari-hari.
·      Cara Mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak adalah :
-       Menggambar dan melukis
Kegiatan ini adalah yang paling sering dilakukan, mengingat kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan biaya relatif murah. Biarkanlah anak menggambar atau melukis sesuai dengan keinginan imajinasinya.
Kegiatan ini dapat melatih dan merangsang kreativitas, imajinasi dan ajang bagi anak untuk mengekspresikan diri.
-       Mencoret-coret
Mencoret biasanya dimulai sejak usia sekitar 18 bulan, merupakan sarana untuk mengekspresikan diri, mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya, menuntut koordinasi tangan dan mata anak, walaupun coretannya belum tentu langsung terlihat isinya.
-       Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep
Dibalik kegembiraan anak saat melakukan kegiatan ini, seni dapat juga membuat anak lebih cerdas. Melalui menyanyi, anak mengenal berbagai konsep. Lagu mengenai pemandangan, misalnya anak mengenal konsep bukit, sungai, sawah, langit dan gunung. Kemampuan spasial anak pun terarah. Referensi imajinasinya kian bertambah.
-       Membuat Prakarya
Kegiatan ini dapat pula meningkatkan kecerdasan spasial anak. Kerajinan tangan yang dapat dilakukan oleh anak adalah menggunakan kertas. Misalnya melipat, menganyam, mencocok, merobek, dan menempel. Kegiatan ini menuntut kemampuan memanipulasi bahan, kreatif, merangsang imajinasi serta dapat membangun kepercayaan diri pada anak.
-       Mengunjungi berbagai tempat
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengajaknya ke museum, kebun binatang, menempuh perjalanan alam lainnnya.
-       Melakukan permainan konstruktif dan kreatif
Kegiatan ini dilakukan dengan sejumlah permainan seperti membangun konstruksi. Anak dapat menggunakan alat permainan seperti : balok-balok, puzzle, maze, dan permainan yang ada pada sudut-sudut.

b)      Kecerdasan  Interpersonal / Bersosialisasi
Amstrong (2002:4) berpendapat bahwa kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah memimpin, mengorganisasi, berinteraksi, berbagi, menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan kelompok, klub, teman-teman kelompok dan kerjasama.
Campbell, Campbell, dan Dickinson (2002 : 183-196) menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal antara lain : belajar kelompok, mengerjakan suatu proyek, resolusi konflik, mencapai konsensus, tanggung jawab pada diri sendiri, berteman dalam kehidupan sosial, dan atau pengenalan jiwa orang lain.
Sujiono dan Sujiono (2004 : 297-298) menguraikan bahwa cara mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak yakni (1) mengembangkan dukungan kelompok, (2) menetapkan aturan tingkah laku, (3) memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah, (4) bersama-sama menyelesaikan konflik, (5) melakukan kegiatan sosial di lingkungan, (6) menghargai perbedaan pendapat antara si kecil dengan teman sebaya, (7) menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial, dan (8) melatih kesabaran menunggu giliran bicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu.

c)      Kecerdasan Kinestetika
Amstrong (2002:3) berpendapat bahwa kecerdasan kinestetik atau kecerdasan fisik adalah : suatu kecerdasan di mana saat menggunakannya seseorang mampu atau trampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti, berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.
Campbell, Campbell dan Dickinson (2002 : 77-96) menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan fisik antara lain : berbagai aktivitas fisik, berbagai jenis olahraga, modeling, dansa, body language.
Sujiono dan Sujiono (2004 : 290-292) menguraikan cara menstimulasi kecerdasan fisik pada anak antara lain sebagai berikut :
-       Menari
Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan alat.
-       Bermain peran/drama
Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegiatan ini menuntut bagaimana anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan perannya bagaimana ia harus berekspresi, termasuk juga gerakan tangan. Kemampuan sosialisasinya pun berkembang karena ia dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain.
-       Latihan Keterampilan Fisik
Berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan otot aktivitas ini juga melatih untuk belajar keseimbangan.
-       Olahraga  
Berbagai kegiatan olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan juga pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan sesuai dengan perkembangan motorik anak, seperti berenang, sepak bola mini, main tenis, bulu tangkis ataupun senam. Pada dasarnya kegiatan olahraga merangsang kecerdasan menggerakkan anggota tubuh anak.



No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive