- Pengertian
Mutu Pendidikan
Mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan,
pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala
sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.
Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta
harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumber daya
meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa). Input
perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program dsb.
|
Proses pendidikan
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses
disebut output. Dalam pendidikan berskala mikto (tingkat sekolah), proses yang
dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan,
proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring.
Proses dikatakan bermutu tinggi
apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru,
siswa, kurikulum, uang, peralatan, dsb) dilakukan secara harmonis, sehingga
mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mampu mendorong
motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.
Output pendidikan adalah
merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya,
kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
- Konsep
Total Quality Manajement (TQM)
Total
Quality Management (TQM) atau
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dibidang pendidikan merupakan konsep baru dalam
rangka meningkatkan mutu total bertujuan untuk memandirikan atau
memberdayakan sekolah yang berorientasi kepada kebutuhan penggunaan (customers) siswa dan masyarakat.
Total
Quality Management (TQM) adalah
suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu
pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait.
Kunci pokok keberhasilan atau kegagalan implementasi
TQM adalah manajemen komitmen. Apabila manajemen mempunyai dan memegang teguh
komitmennya, kemungkinan besar mereka akan berhasil. Sebaliknya, apabila mereka
kurang komitmen bisa dipastikan bahwa organisasi akan mengalami kegagalan
mencapai TQM. Komitmen terhadap waktu ini berupa kesadaran manajemen bahwa
implementasi TQM, tergantung pada kondisi sekolah, memerlukan pengorbanan
waktu. Dalam hal ini manajemen harus menyediakan waktu yang cukup
berkonsentrasi pada TQM.
Drensek dan Grubb (1995) menambahkan bahwa struktur
organisasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan TQM juga menjadi penghambat. TQM
menghendaki struktur yang jelas menetapkan tanggung jawab dan prioritas bagi
setiap anggota tim. Sehingga yang membedakan adalah prioritas urutan tugas
setiap anggota tim.
Lusk of Understanding tentang apa yang dimaksud dengan filosofi TQM.
Kekurangan-kekurangan ini menjelma dalam beberapa tindakan. Hooper (1995)
mengungkapkan bahwa seringkali manajemen mengharapkan terlalu banyak dan
terlalu cepat akan hasilnya.
Komponen yang terkait dengan TQM Pendidikan :
1. Siswa
Kesiapan dan motivasi belajarnya.
2. Guru
Kemampuan professional, moral kerjanya (kemampuan
personal) dan kerjasamanya (kemampuan sosial)
3. Kurikulum
Relevansi konten dan operasionalisasi proses
pembelajarannya.
4. Dana, sarana dan prasarana
Kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses
pembelajaran.
5. Masyarakat (Orang tua, pengguna lulusan dan
perguruan tinggi)
Partisipasinya dalam pengembangan program sekolah.
Mutu komponen-komponen tersebut di atas menjadi perhatian kepala sekolah.
Penyebab kegagalan intern dalam TQM yaitu masalah
sumber daya manusia (SDM). Kelemahan yang lazimnya berupa tidak memadainya
kualitas SDM yang tersedia untuk mencapai tingkat kualitas tertentu. Hal ini
mungkin saja ditimbulkan karena proses rekrutmen yang kurang baik atau
manajemen yang hanya mementingkan biaya pegawai yang murah.
Penyebab kegagalan intern lainnya yaitu faktor cost.
Manajemen mengabaikan perhitungan aspek pembiayaan, sehingga pembiayaan TQM
melebihi hasil yang bisa diraih. Salah satu implementasi TQM adalah untuk
memperbaiki pula posisi keuangan (finance performance).
Dilihat dari sudut pengaruh ekstern organisasi bahwa
kegagalan implementasi TQM terutama disebabkan terutama karena beberapa hal
pokok berikut, yaitu :
1. Ketidakmampuan mengontrol kualitas
2. Kurang memfokuskan pada “consumer” (murid dan
masyarakat)
3. Peranan Kepala Dinas atau Kasi Dikdas
Sekolah sebagai sistem sosial yang dinamis dan kompleks, memiliki
karakteristik yang berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang
lainnnya. Karakteristik budaya dan lingkungan sekolah yang berbeda akan
mempengaruhi kinerja warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Setiap sekolah memiliki kebutuhan dan harapan yang sama untuk
menumbuhkembangkan budaya mutu pada organisasi sekolah yang tertanam pada cara
berpikir, bersikap, dan bertindak secara profesional. Namun keragaman dan
karakteristik warga sekolah yang berbeda mengharuskan warga sekolah untuk
membangun keterbukaan, kebersamaan, keadilan, komitmen, dan loyalitas terhadap
kemajuan dan peningkatan mutu sekolah secara berkelanjutan.
No comments:
Post a Comment