Wednesday, March 8, 2017

PENYELENGGARAAN OTONOMI DI BIDANG PENDIDIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)



  1. Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program dsb.
7
 
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikto (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dsb) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
 
  1. Konsep Total Quality Manajement (TQM) 
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dibidang pendidikan merupakan konsep baru dalam rangka meningkatkan mutu  total bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah yang berorientasi kepada kebutuhan penggunaan (customers) siswa dan masyarakat.
Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait.
Kunci pokok keberhasilan atau kegagalan implementasi TQM adalah manajemen komitmen. Apabila manajemen mempunyai dan memegang teguh komitmennya, kemungkinan besar mereka akan berhasil. Sebaliknya, apabila mereka kurang komitmen bisa dipastikan bahwa organisasi akan mengalami kegagalan mencapai TQM. Komitmen terhadap waktu ini berupa kesadaran manajemen bahwa implementasi TQM, tergantung pada kondisi sekolah, memerlukan pengorbanan waktu. Dalam hal ini manajemen harus menyediakan waktu yang cukup berkonsentrasi pada TQM.
Drensek dan Grubb (1995) menambahkan bahwa struktur organisasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan TQM juga menjadi penghambat. TQM menghendaki struktur yang jelas menetapkan tanggung jawab dan prioritas bagi setiap anggota tim. Sehingga yang membedakan adalah prioritas urutan tugas setiap anggota tim.
Lusk of Understanding tentang apa yang dimaksud dengan filosofi TQM. Kekurangan-kekurangan ini menjelma dalam beberapa tindakan. Hooper (1995) mengungkapkan bahwa seringkali manajemen mengharapkan terlalu banyak dan terlalu cepat akan hasilnya.
Komponen yang terkait dengan TQM Pendidikan :
1.      Siswa
Kesiapan dan motivasi belajarnya.
2.      Guru
Kemampuan professional, moral kerjanya (kemampuan personal) dan kerjasamanya (kemampuan sosial)
3.      Kurikulum
Relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajarannya.
4.      Dana, sarana dan prasarana
Kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran.
5.      Masyarakat (Orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi)
Partisipasinya dalam pengembangan program sekolah. Mutu komponen-komponen tersebut di atas menjadi perhatian kepala sekolah.
Penyebab kegagalan intern dalam TQM yaitu masalah sumber daya manusia (SDM). Kelemahan yang lazimnya berupa tidak memadainya kualitas SDM yang tersedia untuk mencapai tingkat kualitas tertentu. Hal ini mungkin saja ditimbulkan karena proses rekrutmen yang kurang baik atau manajemen yang hanya mementingkan biaya pegawai yang murah.
Penyebab kegagalan intern lainnya yaitu faktor cost. Manajemen mengabaikan perhitungan aspek pembiayaan, sehingga pembiayaan TQM melebihi hasil yang bisa diraih. Salah satu implementasi TQM adalah untuk memperbaiki pula posisi keuangan (finance performance).
Dilihat dari sudut pengaruh ekstern organisasi bahwa kegagalan implementasi TQM terutama disebabkan terutama karena beberapa hal pokok berikut, yaitu :
1.      Ketidakmampuan mengontrol kualitas
2.      Kurang memfokuskan pada “consumer” (murid dan masyarakat)
3.      Peranan Kepala Dinas atau Kasi Dikdas
Sekolah sebagai sistem sosial yang dinamis dan kompleks, memiliki karakteristik yang berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnnya. Karakteristik budaya dan lingkungan sekolah yang berbeda akan mempengaruhi kinerja warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Setiap sekolah memiliki kebutuhan dan harapan yang sama untuk menumbuhkembangkan budaya mutu pada organisasi sekolah yang tertanam pada cara berpikir, bersikap, dan bertindak secara profesional. Namun keragaman dan karakteristik warga sekolah yang berbeda mengharuskan warga sekolah untuk membangun keterbukaan, kebersamaan, keadilan, komitmen, dan loyalitas terhadap kemajuan dan peningkatan mutu sekolah secara berkelanjutan. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive