Monday, March 6, 2017

PERSEPSI KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN


Karyawan atau pekerja sebagai unsur utama dalam organisasi memegang peranan yang sangat menentukan. Peranan ini demikian penting sehingga semua unsur organisasi kecuali manusia tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh karyawan atau pekerja. Menurut Newman, (dalam Moenir, 1994) orang-orang melaksanakan pekerjaan di suatu organisasi atau perusahaan karena mereka menerima dan menempati peranan dalam organisasi tersebut, mereka ditunjuk menduduki suatu jabatan pada lingkungan kerja. Oleh karena itu besar kecilnya peranan seseorang dalam lingkungan kerjanya sepadan dengan kedudukan dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Kedudukan seseorang dalam suatu organisasi tentu tidak terlepas dari kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan kerja seseorang sering dipersepsikan berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Hal ini menurut Kossen, (1986) disebabkan oleh adanya kecenderungan setiap individu dalam mempersepsikan situasi yang sama dengan cara yang berbeda pula. Selain itu setiap manusia memiliki kecenderungan untuk membenarkan persepsinya sendiri. Demikian halnya dalam mempersepsikan kemampuan kerja karyawan atau pekerja lain.

1. Pengertian Persepsi
Pengertian mengenai persepsi telah banyak dikemukakan olen para ahli, diantaranya Bruner, (dalam Sarwono, 1987) menyatakan bahwa persepsi adalah proses kategorisasi. Organisme dirangsang oleh masukan tertentu (obyek-obyek, subyek, peristiwa-peristiwa dan lain-lain) dan organisme merespon dengan menghubungkan masukan itu dengan salah satu kategori (golongan) obyek atau peristiwa. Proses ini berjalan aktif sehingga seseorang dapat mengenali atau memberikan arti kepada masukan itu. Persepsi demikian ini bersifat inferensial serta bervariasi.
Menurut Moates dan Schumacher, (1980) persepsi adalah proses penentu stimulus yang tertuju kepada diri seseorang, artinya persepsi bagi seorang  individu adalah tergantung dari jenis informasi yang diterima dari lingkungan. Jadi, untuk menentukan arti dari persepsi bagi seseorang tergantung dari stimulus atau kejadian yang dirasakan seseorang, dimana dalam hal ini terjadi hubungan antara stimulus lingkungan dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Persepsi adalah kesediaan individu bereson terhadap obyek-obyek dan kejadian-kejadian di lingkungannya yang diterima organ tubuh individu sebagai suatu stimulus, (Hall, 1983). Selanjutnya Gibson, (1983) merumuskan bahwa persepsi menyangkut kognisi yang meliputi obyek, tanda-tanda dan orang dari sudut pengetahuan orang yang bersangkutan.
Persepsi menurut Pareek, (1984) merupakan suatu cara kerja atau proses yang rumit dan aktif, dimana persepsi tersebut terdiri dari serangkaian proses. Proses tersebut terdiri dari proses menerima stimulus, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada stimulus tersebut. Dengan demikian persepsi merupakan penentu yang sangat penting bagi sikap dan perilaku seseorang.
Dari uraian tersebut di atas dapat disarikan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepsi; menyangkut sifat-sifatnya, kwalitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.
2. Pengertian Kemampuan Kerja Karyawan
Yang dimaksud dengan kemampuan kerja karyawan Moenir, (1994) ialah keadaan pada diri seseorang karyawan yang secara penuh kesungguhan, berdaya guna melaksanakan pekerjaan sehingga menghasilkan seseuatu yang optimal. Selanjutnya diuraikan bahwa kemampuan kerja berhubungan dengan kwalitas pekerjaan. Hal ini sesuai dengan uraian Croft, (dalam Moenir, 1994) bahwa semua orang yang dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan kwalitas tinggi, baik hasilnya maupun penyelenggaraannya adalah menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuan kerja yang baik.
Menurut Heneman et. all, (1980) kemampuan kerja adalah kesanggupan ataupun kemahiran seseorang individu dalam mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya. Kemampuan kerja seseorang karyawan akan tercermin dalam perilaku kerjanya sehari-hari. Lebih jauh diuraikan bahwa kemarnpuan kerja karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan akan rneningkatkan perhatian dan minat terhadap pekerjaannya sehingga si karyawan tersebut dapat mengemban tugas dengan baik.
Kemampuan kerja menurut Vroom, (1964) adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan suatu tugas. Jadi, kemampuan kerja karyawan merupakan suatu potensi untuk melaksanakan suatu tugas, dengan kata lain kemampuan kerja adalah apa yang dapat dilakuakan. Sedangkan Maier, (dalam As’ad, 1991) menguraikan kemampuan kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Selanjutnya Ranupandojo dan Husnan, (1983) menguraikan bahwa kemampuan kerja adalah kecakapan kerja yang dimiliki seseorang karyawan atau pekerja dalam menyelesaikan suatu tugas. Hal ini berkaitan dengan uraian Cassio dan Valenzi, (1977) yang menyatakan bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugas yang dibebankan kepadanya.
Dari batasan- batasan tersebut jelaslah bahwa yang dimaksud dengan kemampuan kerja adalah kemahiran ataupun kesanggupan seseorang karyawan dalam mengerjakan suatu tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi, kemampuan kerja ialah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang karyawan menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
3. Pengertian Persepsi Kemampuan Kerja.
Persepsi kemampuan kerja pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh seseorang individu di dalam upaya memahami informasi yang menyangkut diri orang lain. Jadi Persesi kemampuan kerja tersebut merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi (dalam hal ini kemampuan kerja karyawan) dan bukan merupakan pencatatan yang benar terhadap situasi tersebut. Seperti dikatakan Krech. (dalam Thoha, 1993) bahwa persepsi kemampuan kerja adalah merupakan proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu gambar yang unik tentang suatu kondisi yang barangkali sangat berbeda dari kenyataanya.
Persepsi kemampuan kerja seseorang secara langsung berkaitan dengan bagaimana seseorang individu melihat dan memahami kemampuan orang lain. Karyawan-karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan secara ajek akan terlibat dalam proses persepsi kemampuan kerja dalam hal mereka melihat, memahami, dan menilai satu sama lainnya. Pemimpin akan menilai bawahannya, bawahanpun menilai atasannya, dengan kata lain setiap karyawan saling mempersepsi satu sama lainnya, (Thoha, 1993).
Persepsi kemampuan kerja adalah sejauh mana seseorang menafsirkan kesanggupan seseorang karyawan dalam melihat hubungan-hubungan yang berguna dalam situasi atau kondisi yang berbeda, (Kossen, 1986). Selanjutnya diuraikan bahwa persepsi kemampuan kerja orang lain sering terjadi kesalahan. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan seseorang untuk menganggap bahwa apa yang berlaku untuk satu situasi atau orang, juga berlaku untuk orang atau situasi yang lain dan hal inilah yang menjadikan seseorang sering salah mempresepsikan kemampuan kerja orang lain.
Dari uraian tersebut di atas, dapat disarikan bahwa persepsi kemampuan kerja karyawan adalah penafsiran ataupun penilaian terhadapat kemampuan seseorang karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Jadi, persepsi kemampuan kerja adalah proses kognitif yang unik dalam menghasilkan suatu gambaran tentang kemampuan kerja orang lain, bukan merupakan pencatatan tentang kenyataan yang ada, dengan kata lain penafsiran tentang kemampuan kerja tersebut bisa saja berbeda dengan keadaan sebenarnya.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Kemampuan Kerja Karyawan
Peranan seseorang dalam organisasi dapat bermanfaat secara optimal apabila dipenuhi unsur penting, yaitu kemampuan kerja karyawan atau pekerja yang bersangkutan. Setiap orang akan memberikan persepsi yang berbeda pada kemampuan kerja orang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu cara individu memandang suatu situasi tertentu. Menurut Kossen, (1986) persepsi terhadap kemampuan kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yang paling penting adalah;
1. Faktor-faktor keturunan.
Dalam ilmu sains telah banyak diuraikan secara terperinci bahwa faktor-faktor hereditas mempengaruhi keturunan misalnya; apabila seseorang berasal dari keturunan orang yang memiliki persepsi warna yang tidak normal, maka akan berbeda persepsinya dengan orang yang berasal dari keturunan yang memiliki persepsi warna yang normal. Demikian halnya dengan persepsi kemampuan kerja, bila seseorang berasal dari keturunan keluarga yang memiliki persepsi jelek terhadap kemampuan yang dimiliki oleh orang lain maka ada kecenderungan orang tersebut mempersepsikan kemampuan orang lain selalu jelek.
2. Latar belakang lingkungan dan pengalaman-pengalaman
Lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar atas apa yang kita lihat dalam suatu situasi tertentu misalnya, bila seseorang anak pada tahun-tahun pertama perkembangannya selalu diberi informasi bahwa orang-orang lain itu malas, mereka tidak mau bekerja dengan baik, maka anak akan memiliki peluang dalam pertumbuhannya menjadi remaja atau seorang dewasa yang berkeyakinan teguh dalam pernyataan-pernyataan tersebut. Selain itu pengalaman-pengalaman masa lalu akan turut mempengaruhi seseorang dalam menyerap setiap situasi dan kondisi.
3. Tekanan teman sejawat
Selain pengalaman-pengalaman masa lalu, lingkungan, teman sejawat atau sahabat-sahabat kita juga sangat mempengaruhi cara kita untuk melihat situasi. Biasanya seseorang akan condong dan memihak teman-temannya yang mempunyai keyakinan dan kepentingan bersama.
4. Proyeksi
Proyeksi adalah merupakan kecenderungan seseorang untuk melepaskan beberapa kesalahan pada orang lain. Seseorang yang tidak memiliki kemampuan kerja yang baik sering sekali menyatakan bahwa orang lain sama sekali tidak memiliki kecakapan kerja, dan akhirnya individu tersebut selalu mempersepsikan kemampuan kerja orang lain rendah.  
5. Penilaian yang tergesa-gesa
Kebanyakan seseorang individu ada kalanya berusaha membuat penilaian yang tergesa-gesa sebelum sempat mengumpulkan fakta yang cukup banyak untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang benar. Sering juga seseorang berusaha menyelesaikan suatu masalah sebelum mengetahui apa penyebab masalah yang sebenarnya.
6. Halo efek
Halo efek merupakan suatu hal yang sering mempengaruhi persepsi seseorang yakni kecenderung manusia untuk menggeneralisir suatu keadaan pada keadaan yang lain. Seseorang yang cakap dalam hal lain, misalnya seorang operator mesin yang sudah berpengalaman selama 5 (lima) tahun dan memiliki kecakapan kerja yang cukup baik. Kemudian ada kekosongan jabatan pada bagian pengelasan maka ia direkomendasikan untuk mengisi jabatan tersebut padahal ia belum tentu atau tidak memiliki kecakapan pada bagian pengelasan.
Rosenberg et. all, (dalam Sears, 1988) menyatakan bahwa persepsi pada suatu obyek dan subyek didasarkan pada proses evaluasi. Seseorang mengevaluasi orang lain sesuai dengan kwalitas intelektual, artinya manusia pertama-tama berfikir atas dasar suka dan tidak suka jika melihat orang lain. Dengan demikian bila seseorang cenderung menyenangi orang lain maka ia akan cenderung mempersepsikan kemampuan yang dimiliki orang lain tersebut dengan lebih baik demikian juga sebaliknya.
Faktor yang mempengaruhi persepsi kemampuan kerja seseorang karyawan menurut Taiuri dan petrullo, (dalam Walgito, 1991) ada tiga hal yaitu; (1) Keadaan stimulus, dalam hal ini berwujud manusia yang dipersepsi; (2) Situasi atau keadaan sosial yang melatar belakangi stimulus dan; (3) Keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus personnya sama, tetapi bila situasi sosial yang melatar belakangi stimulus person berbeda, maka hasil persepsinya akan berbeda pula.
Menurut Maskowitz, (dalam Walgito, 1991) persepsi sebagai aktivitas yang terintegrasi dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh banyak hal, sehingga bila seseorang mempersepsikan kemampuan kerja seseorang karyawan akan selalu dipengaruhi oleh perasaan, fikiran-fikiran, pengalaman-pengalamannya. Dengan kata lain keadaan pribadi orang yang bersangkutan akan mempengaruhi persepsinya terhadap orang lain.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tersebut di atas adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kemampuan kerja karyawan adalah faktor keturunan, latar belakang lingkungan dan pengalaman-pengalaman seseorang, teman sejawat, proyeksi, halo efek. Selain itu persepsi kemampuan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor keadaan stimulus, situasi atau pribumi.

Menurut Sears et all, (1985) prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangka sosial ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau kelompoknya. Prasangka sosial memiliki kwalitas suka dan tidak suka pada obyek yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang yang berprasangka tersebut. Selanjutnya Kartono, (1981) menguraikan bahwa prasangka merupakan penilaian yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi tindakan yang menyederhanakan suatu realitas. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive