Hubungan sosial merupakan suatu media
dalam mengurangi atau mempertinggi pembentukan prasangka sosial.
Sehubungan dengan proses belajar sebagai
sebab yang menimbulkan terjadinya prasangka sosial pada orang lain. maka dalam
hal ini orang tua dianggap sebagai guru utama karena pengaruh mereka paling
besar pada tahap modeling pada usia anak-anak sekaligus menanamkan perilaku
prasangka sosial kepada kelompok lain. Modeling sebagai proses meniru
perilaku orang lain pada usia anak-anak, maka orang tua dianggap memainkan
peranan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ashmore dan DelBoka, (dalam Sears et all, 1985) yang menunjukkan bahwa orang
tua memiliki peranan yang penting dalam pembentukan prasangka sosial dalam diri
anak. Jadi, terdapat korelasi antara sikap etnis dan rasial orang tua dengan
sikap etnis dan rasial pada diri anak.
Dari uraian singkat tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa prasangka sosial terjadi disebabkan adanya perasaan
berbeda dengan orang lain atau kelompok lain. Selain itu prasangka sosial
disebabkan oleh adanya proses belajar, juga timbul disebabkan oleh adanya
perasaan membenci antar individu atau kelompok misalnya antara kelompok
mayoritas dan kelompok minoritas.
Rose, (dalam Gerungan, 1991) menguraikan
bahwa faktor yang mempengaruhi prasangka sosial adalah faktor kepentingan
perseorangan atau kelompok tertentu, yang akan memperoleh keuntungan atau
rezekinya apabila mereka memupuk prasangka sosial. Prasangka sosial yang
demikian digunakan untuk mengeksploitasi golongan-golongan lainnya demi
kemajuan perseorangan atau golongan sendiri.
Prasangka sosial pada diri seseorang
menurut Kossen, (1986) dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan ketiadaan tentang
obyek atau subyek yang diprasangkainya. Seseorang sering sekali menghukum atau
memberi penilaian yang salah terhadap obyek atau subyek tertentu sebelum
memeriksa kebenarannya, sehingga orang tersebut memberi penilaian tanpa
mengetahui permasalahannya dengan jelas, atau dengan kata lain penilaian
tersebut tidak didasarkan pada fakta-fakta yang cukup. Selanjutnya Gerungan,
(1991) menguraikan bahwa prasangka sosial dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan dan pengertian akan fakta-fakta kehidupan yang sebenarnya dari
golongan-golongan orang yang diprasangkainya.
Dari uraian tersebut di atas dapat disarikan bahwa prasangka sosial yang
merupakan tindakan menghukum sebelum memeriksa dengan baik yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yakni kurangnya pengetahuan dan pengertian seseorang yang
berprasangka terhadap obyek atau subyek yang diprasangkainya, sehingga memberi
penilaian tanpa didasarkan akan fakta-fakta yang sebenarnya. Selain itu faktor
komunikasi, peranan kelompok, pendidikan, baik pendidikan formal maupun
pendidikan non formal juga mempengaruhi prasangka sosial dalam diri seseorang
No comments:
Post a Comment