Friday, May 19, 2017

Aplikasi Penanaman Nilai-Nilai Cinta Lingkungan


2.2.1.  Hakikat Aplikasi Penanaman Cinta Lingkungan
Terdapat suatu kondisi tempat kehidupan manusia yang menyenangkan, penuh pesona, memancing pertanyaan dan dapat dinikmati. Alam dunia dan seisinya adalah lingkungan terbesar bagi manusia termasuk anak usia dini. Pengalaman dan pengetahuan baru akan mudah di peroleh anak apabila mendapatkan kesempatan menikmati lingkungan di sekitar hidupnya.
Dari lingkungan anak akan mampu menangkap banyak pengetahuan dan pengalaman nyata dan berbagai kesempatan untuk bertanya tentang alam lingkungan dan sekitarnya. Anak usia dini masih peka terhadap sesuatu karena didorong oleh rasa keingintahuannya (curiocity) yang tinggi.
Sebagai makhluk sosial, manusia sejak dini perlu diperkenalkan hakikat lingkungan disekitar hidupnya. Sesuai dengan julukkan zoon politicon, manusia memiliki kecenderungan untuk bergaul dan saling bergantung dengan sesama. Pengertian yang demikian harus diperkenalkan kepada seluruh anak usia dini agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik bahwa segala sesuatu yang ada diluar dirinya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh dirinya, itulah hakikat lingkungan.
Salah satu unsur yang erat kaitannya dengan masalah lingkungan adalah memperhatikan hal – hal terdekat dengan diri anak.mulailah mengenalkan hakikat lingkungan anak dengan dirinya sendiri, keluarga, tanaman, binatang, pekerjaan, kendaraan, sampai berbagai peristiwa anak yang mungkin belum pernah dialami anak. Ruang lingkup tersebut sesuai dengan pola pikir (mindset) anak yang akan mudah mengenal dan memahami apabila dialami yang terdekat dengan dirinya.
Cinta dalam konteks ini adalah cinta terhadap lingkungan sekitar kita. Cinta yang terpelihara akan memunculkan sikap dan perilaku yang penuh kasih sayang terhadap siapapun dan apapun.  Tidak setiap orang mampu melakukan itu meski setiap orang memiliki cinta dalam hatinya. Hal yang membedakan adalah proses penanaman cinta dalam konteks pendekatan pendidikan.
Pendidikan anak usia dini adalah gerbang pertama dan utama yang memberikan kontribusi (sumbangan) pada pembentukan fondasi karakter manusia. Keterlibatan pendidik bagi anak usia dini sangat mempengaruhi bagaimana anak memperoleh nilai dan arti cinta lingkungan.
Dasar perhatian, cinta dan kasih sayang baik dari orang tua maupun orang di sekitar akan berdampak baik bagi pertumbuhan dan perkembangan, jika sebaliknya akan berdampak buruk bagi anak.
Kontak fisik dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap perkembangan kejiwaan anak di kemudian hari.
Kesepakatan bersama antara menteri Negaara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Kep 07/MNLH/06/2005 – Nomor 05/VI/KB/2005 tentang pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup yang di tandatangani pada 3 juni 2005 di Jakarta. Tujuan dari kesepakatan bersama yaitu :
1.      Kerjasama diantara kedua belah pihak.
2.      Pengetahuan dan pemahaman mengenai wawasan lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat.
3.      Mutu sumber daya manusia sebagai pelaksana pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup.


Ruang lingkup kesepakatan bersama :
1.      Koordinasi dalam penyusunan program pendidikan lingkungan hidup jangka pendek, menengah dan panjang.
2.      Pengembangan pendidikan lingkungan hidup sebagai wadah / sarana menciptakan perubahan perilaku manusia yang berbudaya lingkungan.
3.      Peningkatan pendidikan lingkungan hidup pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
4.      Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang pendidikan lingkungan hidup.
5.      Peningkatan peran serta untuk berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan hidup.
Tidak saja berkaitan erat dengan lingkungan dalam arti fisik, namun juga perlu ditingkatkan dalam kesadaran setiap manusia untuk peduli dengan orang di sekitar. Seiring berjalannya waktu anak usia dini akan mengenal berbagai hal dari lingkungan :
1.       Cinta Lingkungan disekitar Diri Sendiri
Pemahaman diri sendiri di mulai dari kemampuan penerimaan jenis kelamin, peran dan fungsi perbedaan kelamin, mendorong anak untuk memerankan hakikat dirinya sendiri. Secara progresif diharapkan anak mampu melakukan berbagai aktivitas sebagai wujud tanggung jawab pribadi, seperti melakukan kebiasaan yang akhirnya akan menjadi kebiasaan rutinsebagai wujud dari cinta lingkungan disekitar dirinya. Dan dapat dikaitkan dengan tema “Diri Sendiri/aku”.
2.       Cinta Lingkungan disekitar keluarga
Keluarga adalah institusi perdana yang akan membentuk kehandalan sebuah masyarakat kecil. Dalam dunia pendidikan, sebagian besar presentase pembentukan karakter dan kehidupan anak di tentukan oleh pola asuh keluarga. Apabila keluarga mendidik anak dengan penuh kasih sayang maka pastilah seluruh anggota keluarga akan mencintai lingkungan di sekitar keluarga, dan dapat di kaitkan dengan tema “diri sendiri/Keluarga”.
3.       Cinta Lingkungan disekitar tanaman
Global warning & climates change (pemanasan global & perubahan iklim), fenomena alam yang berkaitan erat dengan kelestarian alam ini sangat mendunia sehingga anakpun mengenalnya. Upaya penyadaran diri dan bukti kecintaan terhadap lingkungan alam, sejak awal anak didekatkan pada tanaman / tumbuhan, sangat baik diperkenalkan kepada anak dalam wujud mengenalkan berbagai tanaman, cara menanam, merawat, menyiram, memupuk,  fungsi dan manfaat menanam dan menjaganya yang akan memberikan pengetahuan betapa pentingnya tanaman. Manusia memiliki tingkat kesadaran yang tinggi yaitu menjaganya dari hal apapun. Pengembangan nilai moral cinta lingkungan di sekitar tanaman dikaitkan dengan tema “Lingkunganku/tanaman”.
4.       Cinta Lingkungan disekitar binatang
Selain menciptakan manusia Allah juga menciptakan tumbuhan, gunung, tata surya dan binatang.kesadaran untuk melestarikan binatang tentu dapat dijadikan wahana edukasi, seperti mengunjungi tempat pemerahan sapi, peternakan unggas, dan sebagainya. Dari pendekatan fieldtrip ini anak akan menjadikan kesan mendalam dari apa yang mereka lihat. Cinta lingkungan disekitar binatang dapat dikaitkan dengan tema “Lingkunganku/Bintang”
5.       Cinta Lingkungan disekitar pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang  dimiliki seseorang yang sesuai dengan keahliannya. Pendekatannya dapat dimulai dengan berbagai macam pekerjaan. Cinta lingkungan disekitar pekerjaan dikaitkan dengan tema “pekerjaan/profesi”.
6.       Cinta Lingkungan disekitar kendaraan
Berkendaraan adalah kebutuhan bagi setiap orang, aktivitas yang begitu banyak saat ini kehidupan manusia menjadikan antara kendaraan dan aktivitas hidup ridak dapat dipisahkan, sehingga masalah polusi udarapun muncul dimana – mana. Permasalahan ini patut kita kenalkan terhadap anak didik kita. Cinta lingkungan disekitar kendaraan dikaitkan dengan tema “Transportasi”.
7.       Cinta Lingkungan disekitar lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidup bagi anak usia dini sama artinya dengan mengenalkan mereka terhadap berbagai hal yang ada dialam.pendidikan lingkungan hidup harus mempertimbangkan lingkungan sebagai totalitas alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial. Pendidikan lingkungan hidup harus mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisiplin dengan menarik ciri / isi spesifik dari disiplin ilmu sehingga memungkinkan pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang yang dapat dilakukan dengan cara :
a)        Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama
b)        Secara eksplisit (memmpertimbangkan / memperhitungkan)
c)        Meningkatkan kemampuan peserta didik.
d)       Menghubungkan (relating) kepekaan terhadap lingkungan hidup.
e)        Membantu peserta didik untuk menemukan (discover) gejala dan penyebab masalah lingkungan.
f)         Memberikan tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan.
Beberapa hal yang patut direnungkan :
1)      Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Buku Catatan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan kependudukan dimasukkan dalam pendidikan formal, yang dilakukan secara terintregasi dengan mata ajaran yang telah ada.
2)      Pendidikan Lingkungan Hidup : bahan dasar yang dilupakan
Puncak perkembangan pendidikan lingkungan adalah dirumuskannya tujuan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup memasukkan aspek efektif yaitu tingkah laku nilai dan komitmen untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan. Beberapa cara untuk menyelesaikan masalah; berkomunikasi.
Inti dari 3 pilar yaitu :
a.      Pilar ekonomi, menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah lingkungan
b.      Pilar sosial, menekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
c.      Pilar lingkungan, menekankan pada pengelolaan SDA dan lingkungan yang berkelanjutan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan diatas :
a)      Aspek afektif
b)     Aspek kognitif
c)      Aspek sosial
d)     Aspek sensori motorik
e)      Aspek lingkungan

3)      Pendidikan Lingkungan Hidup : terjerumus diurang pembebanan baru
Sebagai ruang dari peningkatan kapasitas anak bangsa, dimulai dengan cara pandang bahwa pendidikan adalah bagian untuk mengembangkan potensi.
4)      Pendidikan Lingkungan Hidup : duduk diam dan bercerminlah


2.2.2 Pendekatan dan Metode Pendidikan Lingkungan Hidup
            Sebagai sebuah upaya untuk mengubah cara pandang dan perilaku segenap komponen masyarakat agar memiliki kepedulian dan kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya kelestarian lingkungan, kegiatan pendidikan lingkungan hidup memerlukan metode atau pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik persoalan dan kelompok sasaran yang dihadapi. Di bawah ini terdapat beberapa pendekatan atau metode yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar.
1.       Pendekatan Tatap Muka
Meliputi metode ceramah, diskusi, studi kasus dan ekskursi. Yaitu metode pembelajaran yang menekankan pentingnya pemahaman terhadap kondisi riil.
2.       Pendekatan nontatap muka
Yaitu instruktur / pengajar / narasumber tidak bertemu dengan para peserta.
3.       Metode Pembelajaran
Didasarkan kelompok umur :
a.    Umur 7 – 8, 11 – 12 tahun (setingkat SD) menggunakan logika dalam memecahkan masalah
b.   Metode yang disarankan yaitu aktivitas dan permainan untuk mengajarkan konsep.

2.2.3.     Teknik – teknik Dasar Presentasi Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
Perlu diingat bahwa sebuah presentasi tidak hanya membawa misi untuk :
1.      Memberi informasi
2.      Memberi ilustrasi
3.      Memutuskan suatu materi
4.      Mendiskusikan suatu materi
Akan tetapi, lebih penting lagi bahwa presentasi membawa misi untuk dapat:
1.      Membangkitkan antusiasme audiens (anak usia dini khususnya)
2.      Melakukan persuasi (bujukan)
3.      Membuat audiens mampu mengajukan pertanyaan
4.      memotivasi
Oleh karena itu, dalam sebuah penyajian presentasi kita patut mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
1.      Pentingnya menciptakan suasana yang tepat dan membawakan sikap yang tepat pada saat menyajikan dan sifat presentasi
2.      Tepat, menyesuaikan gaya untuk menyajikan presentasi.
3.      Melakukan persiapan sebelum presentasi.
4.      Memahami metode penyampaian data.
5.      Pendekatan profesional terhadap penggunaan alat – alat bantu audiovisual.

6.      Penggunaan bahasa secara terkendali dan terencana (ucapan jelas dan ringkas).

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive