2.2.1. Hakikat
Aplikasi Penanaman Cinta Lingkungan
Terdapat suatu kondisi tempat
kehidupan manusia yang menyenangkan, penuh pesona, memancing pertanyaan dan
dapat dinikmati. Alam dunia dan seisinya adalah lingkungan terbesar bagi
manusia termasuk anak usia dini. Pengalaman dan pengetahuan baru akan mudah di
peroleh anak apabila mendapatkan kesempatan menikmati lingkungan di sekitar
hidupnya.
Dari lingkungan anak akan mampu
menangkap banyak pengetahuan dan pengalaman nyata dan berbagai kesempatan untuk
bertanya tentang alam lingkungan dan sekitarnya. Anak usia dini masih peka
terhadap sesuatu karena didorong oleh rasa keingintahuannya (curiocity) yang tinggi.
Sebagai makhluk sosial, manusia
sejak dini perlu diperkenalkan hakikat lingkungan disekitar hidupnya. Sesuai
dengan julukkan zoon politicon, manusia memiliki kecenderungan untuk
bergaul dan saling bergantung dengan sesama. Pengertian yang demikian harus
diperkenalkan kepada seluruh anak usia dini agar memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik bahwa segala sesuatu yang ada diluar dirinya adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh dirinya, itulah hakikat lingkungan.
Salah satu unsur yang erat
kaitannya dengan masalah lingkungan adalah memperhatikan hal – hal terdekat
dengan diri anak.mulailah mengenalkan hakikat lingkungan anak dengan dirinya
sendiri, keluarga, tanaman, binatang, pekerjaan, kendaraan, sampai berbagai
peristiwa anak yang mungkin belum pernah dialami anak. Ruang lingkup tersebut
sesuai dengan pola pikir (mindset) anak yang akan mudah mengenal dan memahami
apabila dialami yang terdekat dengan dirinya.
Cinta dalam konteks ini adalah
cinta terhadap lingkungan sekitar kita. Cinta yang terpelihara akan memunculkan
sikap dan perilaku yang penuh kasih sayang terhadap siapapun dan
apapun. Tidak setiap orang mampu melakukan itu meski setiap orang
memiliki cinta dalam hatinya. Hal yang membedakan adalah proses penanaman cinta
dalam konteks pendekatan pendidikan.
Pendidikan anak usia dini adalah
gerbang pertama dan utama yang memberikan kontribusi (sumbangan) pada
pembentukan fondasi karakter manusia. Keterlibatan pendidik bagi anak usia dini
sangat mempengaruhi bagaimana anak memperoleh nilai dan arti cinta lingkungan.
Dasar perhatian, cinta dan kasih
sayang baik dari orang tua maupun orang di sekitar akan berdampak baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan, jika sebaliknya akan berdampak buruk bagi anak.
Kontak fisik dapat menimbulkan
pengaruh positif terhadap perkembangan kejiwaan anak di kemudian hari.
Kesepakatan bersama antara
menteri Negaara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Kep
07/MNLH/06/2005 – Nomor 05/VI/KB/2005 tentang pembinaan dan pengembangan
pendidikan lingkungan hidup yang di tandatangani pada 3 juni 2005 di Jakarta.
Tujuan dari kesepakatan bersama yaitu :
1.
Kerjasama diantara kedua belah pihak.
2.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai wawasan
lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat.
3.
Mutu sumber daya manusia sebagai pelaksana
pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup.
Ruang lingkup kesepakatan bersama :
1.
Koordinasi dalam penyusunan program pendidikan
lingkungan hidup jangka pendek, menengah dan panjang.
2.
Pengembangan pendidikan lingkungan hidup sebagai
wadah / sarana menciptakan perubahan perilaku manusia yang berbudaya
lingkungan.
3.
Peningkatan pendidikan lingkungan hidup pada
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
4.
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang
pendidikan lingkungan hidup.
5.
Peningkatan peran serta untuk berpartisipasi
dalam pendidikan lingkungan hidup.
Tidak saja berkaitan erat dengan
lingkungan dalam arti fisik, namun juga perlu ditingkatkan dalam kesadaran
setiap manusia untuk peduli dengan orang di sekitar. Seiring berjalannya waktu
anak usia dini akan mengenal berbagai hal dari lingkungan :
1. Cinta Lingkungan
disekitar Diri Sendiri
Pemahaman diri sendiri di mulai dari kemampuan penerimaan
jenis kelamin, peran dan fungsi perbedaan kelamin, mendorong anak untuk
memerankan hakikat dirinya sendiri. Secara progresif diharapkan anak mampu
melakukan berbagai aktivitas sebagai wujud tanggung jawab pribadi, seperti
melakukan kebiasaan yang akhirnya akan menjadi kebiasaan rutinsebagai wujud
dari cinta lingkungan disekitar dirinya. Dan dapat dikaitkan dengan tema “Diri
Sendiri/aku”.
2. Cinta Lingkungan
disekitar keluarga
Keluarga adalah institusi perdana yang akan membentuk
kehandalan sebuah masyarakat kecil. Dalam dunia pendidikan, sebagian besar
presentase pembentukan karakter dan kehidupan anak di tentukan oleh pola asuh
keluarga. Apabila keluarga mendidik anak dengan penuh kasih sayang maka
pastilah seluruh anggota keluarga akan mencintai lingkungan di sekitar
keluarga, dan dapat di kaitkan dengan tema “diri sendiri/Keluarga”.
3. Cinta Lingkungan
disekitar tanaman
Global warning &
climates change (pemanasan global & perubahan iklim), fenomena
alam yang berkaitan erat dengan kelestarian alam ini sangat mendunia sehingga
anakpun mengenalnya. Upaya penyadaran diri dan bukti kecintaan terhadap
lingkungan alam, sejak awal anak didekatkan pada tanaman / tumbuhan, sangat
baik diperkenalkan kepada anak dalam wujud mengenalkan berbagai tanaman, cara
menanam, merawat, menyiram, memupuk, fungsi dan manfaat menanam dan
menjaganya yang akan memberikan pengetahuan betapa pentingnya tanaman. Manusia
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi yaitu menjaganya dari hal apapun.
Pengembangan nilai moral cinta lingkungan di sekitar tanaman dikaitkan dengan
tema “Lingkunganku/tanaman”.
4. Cinta Lingkungan
disekitar binatang
Selain menciptakan manusia Allah juga menciptakan tumbuhan,
gunung, tata surya dan binatang.kesadaran untuk melestarikan binatang tentu
dapat dijadikan wahana edukasi, seperti mengunjungi tempat pemerahan sapi,
peternakan unggas, dan sebagainya. Dari pendekatan fieldtrip ini anak akan menjadikan kesan mendalam dari apa yang
mereka lihat. Cinta lingkungan disekitar binatang dapat dikaitkan dengan tema
“Lingkunganku/Bintang”
5. Cinta Lingkungan
disekitar pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dimiliki seseorang
yang sesuai dengan keahliannya. Pendekatannya dapat dimulai dengan berbagai
macam pekerjaan. Cinta lingkungan disekitar pekerjaan dikaitkan dengan tema
“pekerjaan/profesi”.
6. Cinta Lingkungan
disekitar kendaraan
Berkendaraan adalah kebutuhan bagi setiap orang, aktivitas
yang begitu banyak saat ini kehidupan manusia menjadikan antara kendaraan dan
aktivitas hidup ridak dapat dipisahkan, sehingga masalah polusi udarapun muncul
dimana – mana. Permasalahan ini patut kita kenalkan terhadap anak didik kita.
Cinta lingkungan disekitar kendaraan dikaitkan dengan tema “Transportasi”.
7. Cinta Lingkungan
disekitar lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidup bagi anak usia dini sama artinya
dengan mengenalkan mereka terhadap berbagai hal yang ada dialam.pendidikan
lingkungan hidup harus mempertimbangkan lingkungan sebagai totalitas alami dan
buatan, bersifat teknologi dan sosial. Pendidikan lingkungan hidup harus
mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisiplin dengan menarik ciri / isi
spesifik dari disiplin ilmu sehingga memungkinkan pendekatan yang holistik dan
perspektif yang seimbang yang dapat dilakukan dengan cara :
a)
Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama
b)
Secara eksplisit (memmpertimbangkan /
memperhitungkan)
c)
Meningkatkan kemampuan peserta didik.
d)
Menghubungkan (relating) kepekaan terhadap
lingkungan hidup.
e)
Membantu peserta didik untuk menemukan
(discover) gejala dan penyebab masalah lingkungan.
f)
Memberikan tekanan mengenai kompleksitas masalah
lingkungan.
Beberapa hal yang patut direnungkan :
1) Pendidikan Lingkungan
Hidup dalam Buku Catatan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan kependudukan dimasukkan
dalam pendidikan formal, yang dilakukan secara terintregasi dengan mata ajaran
yang telah ada.
2) Pendidikan Lingkungan
Hidup : bahan dasar yang dilupakan
Puncak perkembangan pendidikan lingkungan adalah
dirumuskannya tujuan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup
memasukkan aspek efektif yaitu tingkah laku nilai dan komitmen untuk membangun
masyarakat yang berkelanjutan. Beberapa cara untuk menyelesaikan masalah;
berkomunikasi.
Inti dari 3 pilar yaitu :
a.
Pilar ekonomi, menekankan pada perubahan sistem
ekonomi agar semakin ramah lingkungan
b.
Pilar sosial, menekankan pada upaya pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
c.
Pilar lingkungan, menekankan pada pengelolaan
SDA dan lingkungan yang berkelanjutan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan diatas :
a)
Aspek afektif
b)
Aspek kognitif
c)
Aspek sosial
d)
Aspek sensori motorik
e)
Aspek lingkungan
3) Pendidikan Lingkungan
Hidup : terjerumus diurang pembebanan baru
Sebagai ruang dari peningkatan kapasitas anak bangsa,
dimulai dengan cara pandang bahwa pendidikan adalah bagian untuk mengembangkan
potensi.
4) Pendidikan Lingkungan
Hidup : duduk diam dan bercerminlah
2.2.2 Pendekatan
dan Metode Pendidikan Lingkungan Hidup
Sebagai sebuah upaya untuk
mengubah cara pandang dan perilaku segenap komponen masyarakat agar memiliki
kepedulian dan kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya kelestarian
lingkungan, kegiatan pendidikan lingkungan hidup memerlukan metode atau
pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik persoalan dan kelompok
sasaran yang dihadapi. Di bawah ini terdapat beberapa pendekatan atau metode
yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar.
1. Pendekatan Tatap
Muka
Meliputi metode ceramah, diskusi, studi kasus dan ekskursi.
Yaitu metode pembelajaran yang menekankan pentingnya pemahaman terhadap kondisi
riil.
2. Pendekatan
nontatap muka
Yaitu instruktur / pengajar / narasumber tidak bertemu
dengan para peserta.
3. Metode
Pembelajaran
Didasarkan kelompok umur :
a. Umur 7 – 8, 11 – 12 tahun
(setingkat SD) menggunakan logika dalam memecahkan masalah
b. Metode yang disarankan yaitu aktivitas
dan permainan untuk mengajarkan konsep.
2.2.3. Teknik
– teknik Dasar Presentasi Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
Perlu diingat bahwa sebuah
presentasi tidak hanya membawa misi untuk :
1.
Memberi informasi
2.
Memberi ilustrasi
3.
Memutuskan suatu materi
4.
Mendiskusikan suatu materi
Akan tetapi, lebih penting lagi
bahwa presentasi membawa misi untuk dapat:
1.
Membangkitkan antusiasme audiens (anak usia dini
khususnya)
2.
Melakukan persuasi (bujukan)
3.
Membuat audiens mampu mengajukan pertanyaan
4.
memotivasi
Oleh karena itu, dalam sebuah
penyajian presentasi kita patut mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
1.
Pentingnya menciptakan suasana yang tepat dan
membawakan sikap yang tepat pada saat menyajikan dan sifat presentasi
2.
Tepat, menyesuaikan gaya untuk menyajikan presentasi.
3.
Melakukan persiapan sebelum presentasi.
4.
Memahami metode penyampaian data.
5.
Pendekatan profesional terhadap penggunaan alat
– alat bantu audiovisual.
6.
Penggunaan bahasa secara terkendali dan
terencana (ucapan jelas dan ringkas).
No comments:
Post a Comment